FITNESS & HEALTH
Ini Saran Dokter terkait Makan yang Manis-manis saat Berbuka Puasa
Medcom
Sabtu 04 Maret 2023 / 10:15
Jakarta: Makanan berbuka puasa identik dengan makanan-makanan manis. Apalagi, mudah untuk dibuat dan juga dibeli. Namun, kampanye tentang pengurangan konsumsi Gula, Garam, dan Lemak (GGL) sedang digaungkan.
Sejalan dengan hal tersebut, dr. Marya Haryono, MGizi, SpGK, FINEMA, selaku Dokter Spesialis Gizi Klinis pun berpendapat tentang hal ini. Menurutnya, mengonsumsi makanan manis tidak ada masalah, asalkan tahu batasannya.
Puasa sudah dinyatakan memiliki banyak manfaat di bidang kesehatan berdasarkan banyak penelitian. Di satu sisi, konsumsi gula, garam, dan lemak berlebih bisa menyebabkan seseorang terkena penyakit. Maka dari itu, batasan perlu dilakukan.
“Banyak riset yang sudah membuktikan bahwa puasa membawa banyak benefit kesehatan. Tetapi mengingat budaya, kebiasaan kita tadi, Indonesia ini makanan yang biasanya nggak ada tiba-tiba jadi ada, aksesnya gampang dicari, dan harganya terjangkau. Nah, ini yang harus waspada,” kata dr. Marya pada talkshow tentang obesitas di Jakarta, Rabu kemarin.
Saat Ramadan, memang banyak sekali makanan yang sulit untuk kita cari saat tidak Ramadan. Belum lagi, akses yang mudah dan harga terjangkau membuat seseorang dengan mudah mengonsumsi makanan manis tanpa tahu apa akibatnya jika berlebihan. Padahal, harusnya mendapatkan benefit dari puasa yang dijalankan.
“Karena harusnya kita mendapatkan benefit jauh lebih besar saat menjalankan puasa Ramadan. Jadi, pola makannya bisa lebih terjaga,” lanjutnya.
Menurut dr. Marya, makanan manis memang lebih cepat membuat perut seseorang terisi. Namun, seringkali lupa untuk membatasi konsumsi gula yang dianjurkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
“Tetap mengikuti peraturan gizi seimbang di antaranya jangan tahu-tahu muncul gula, ya. Mungkin makanan pembuka puasanya cenderung manis, ya. Makanan manis memang dibutuhkan untuk mengisi perut secara cepat, tapi bukan dalam jumlah yang banyak. Karena tubuhnya sebelum dan sesudah puasa sama butuh asupannya. Bukan tau-tau boleh ada ekstra gula, bukan. Tapi, tetap mengikuti batasan gula, garam, dan lemak,”
Kemenkes RI pun menganjurkan membatasi konsumsi gula sebanyak 50 gram per hari. Ini setara dengan 4 sendok makan. Jika lebih dari ini, khawatir akan terjadi penyakit tidak menular muncul, seperti obesitas dan diabetes.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Sejalan dengan hal tersebut, dr. Marya Haryono, MGizi, SpGK, FINEMA, selaku Dokter Spesialis Gizi Klinis pun berpendapat tentang hal ini. Menurutnya, mengonsumsi makanan manis tidak ada masalah, asalkan tahu batasannya.
Puasa sudah dinyatakan memiliki banyak manfaat di bidang kesehatan berdasarkan banyak penelitian. Di satu sisi, konsumsi gula, garam, dan lemak berlebih bisa menyebabkan seseorang terkena penyakit. Maka dari itu, batasan perlu dilakukan.
“Banyak riset yang sudah membuktikan bahwa puasa membawa banyak benefit kesehatan. Tetapi mengingat budaya, kebiasaan kita tadi, Indonesia ini makanan yang biasanya nggak ada tiba-tiba jadi ada, aksesnya gampang dicari, dan harganya terjangkau. Nah, ini yang harus waspada,” kata dr. Marya pada talkshow tentang obesitas di Jakarta, Rabu kemarin.
Saat Ramadan, memang banyak sekali makanan yang sulit untuk kita cari saat tidak Ramadan. Belum lagi, akses yang mudah dan harga terjangkau membuat seseorang dengan mudah mengonsumsi makanan manis tanpa tahu apa akibatnya jika berlebihan. Padahal, harusnya mendapatkan benefit dari puasa yang dijalankan.
“Karena harusnya kita mendapatkan benefit jauh lebih besar saat menjalankan puasa Ramadan. Jadi, pola makannya bisa lebih terjaga,” lanjutnya.
Menurut dr. Marya, makanan manis memang lebih cepat membuat perut seseorang terisi. Namun, seringkali lupa untuk membatasi konsumsi gula yang dianjurkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
“Tetap mengikuti peraturan gizi seimbang di antaranya jangan tahu-tahu muncul gula, ya. Mungkin makanan pembuka puasanya cenderung manis, ya. Makanan manis memang dibutuhkan untuk mengisi perut secara cepat, tapi bukan dalam jumlah yang banyak. Karena tubuhnya sebelum dan sesudah puasa sama butuh asupannya. Bukan tau-tau boleh ada ekstra gula, bukan. Tapi, tetap mengikuti batasan gula, garam, dan lemak,”
Kemenkes RI pun menganjurkan membatasi konsumsi gula sebanyak 50 gram per hari. Ini setara dengan 4 sendok makan. Jika lebih dari ini, khawatir akan terjadi penyakit tidak menular muncul, seperti obesitas dan diabetes.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)