FITNESS & HEALTH
Hindari Konsumsi Makanan Asin Berlebih, Cegah Penyakit Ginjal Kronis
Aulia Putriningtias
Selasa 16 Januari 2024 / 17:19
Jakarta: Penyakit ginjak kronis (PGK) sering tak disadari oleh pengidapnya. Salah satu penyebab terjadinya masalah kesehatan ini adalah mengonsumsi makanan asin berlebih. Padahal, sangat tidak dianjurkan.
Menurut dr. Pringgodigdo Nugroho, Sp.PD-KGH, Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal dan Hipertensi, makanan asin itu berhubungan dengan hipertensi. Semakin lama dibiarkan, PGK akan muncul.
"Kandungan garam yang tinggi di dalam pembuluh darah itu akan menarik cairan lebih banyak di dalam pembuluh darah, tekanan darah menjadi meningkat dan terjadi hipertensi. Lama kelamaan menjadi penyakit ginjal kronik," katanya saat ditemui di Jakarta, Senin, 15 Januari 2024.
Selaras dengan hal tersebut, pakar yang akrab disapa dr. Pringgo itu menegaskan batasan garam per hari. Kandungan natrium pada garam sebaiknya tidak melebihi dua gram per hari, atau takaran garam dapur kurang dari lima gram per hari.
Ditambah, aktivitas fisik begitu penting untuk dilakukan. Menurutnya, tak ada spesifik olahraga yang dapat benar-benar dapat sembuh total. Namun, rutin untuk melakukan adalah kunci dari pencegahan risiko terjadinya PGK serta penyakit pengikutnya ini.
"Tidak harus olahraga berat, yang penting rutin melakukan aktivitas fisik. Misalnya jalan kaki 10 ribu langkah per hari," paparnya.
Baca juga: Penyakit Ginjal Kronis Sering Tak Disadari, Kapan Harus Periksa?
Sementara itu, berdasarkan data Nephrology News & Issues, sebesar 23 persen kasus PGK secara global disebabkan oleh Diabetes tipe 2. Menurut Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD, FINASIM, Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Metabolik dan Endokrinologi, 1 dari 10 orang di dunia menderita PGK.
"1 dari 10 orang di dunia menderita PGK, namun 9 dari 10 orang yang didiagnosis menderita PGK tidak menyadari kondisinya," jelas dr. Ketut
Tanda awal penyakit ginjal pada pengidap diabetes adalah peningkatan pengeluaran albumin dalam urine. Hal ini terjadi jauh sebelum tes yang biasa dilakukan oleh dokter menunjukkan bukti bahwa pasien menderita penyakit ginjal.
Menurut dr. Ketut, penting bagi pengidap diabetes untuk melakukan tes ini setidaknya sekali setahun. Hal ini membantu dokter dalam melakukan pendeteksian dini, sehingga memberikan pengobatan yang lebih tepat dan menghindari progresi.
Pencegahan masalah penyakit ini tentunya memerhatikan faktor risiko diabetes. Untuk mengobati diabetes, tidak cukup hanya gula darahnya saja yang dikelola. Sebab, jika ada hipertensi dan obesitas, itu juga diobati demi menghindari komplikasi.
Jadi, gaya hidup sehat disertai pengecekan rutin setiap bulan dan tahunnya akan membawa seseorang lebih dini untuk dideteksi hadirnya PGK ini. Tentunya ini menguntungkan bagi sisi masyarakat dan juga dokter dalam menangani masalah PGK.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Menurut dr. Pringgodigdo Nugroho, Sp.PD-KGH, Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal dan Hipertensi, makanan asin itu berhubungan dengan hipertensi. Semakin lama dibiarkan, PGK akan muncul.
"Kandungan garam yang tinggi di dalam pembuluh darah itu akan menarik cairan lebih banyak di dalam pembuluh darah, tekanan darah menjadi meningkat dan terjadi hipertensi. Lama kelamaan menjadi penyakit ginjal kronik," katanya saat ditemui di Jakarta, Senin, 15 Januari 2024.
Selaras dengan hal tersebut, pakar yang akrab disapa dr. Pringgo itu menegaskan batasan garam per hari. Kandungan natrium pada garam sebaiknya tidak melebihi dua gram per hari, atau takaran garam dapur kurang dari lima gram per hari.
Ditambah, aktivitas fisik begitu penting untuk dilakukan. Menurutnya, tak ada spesifik olahraga yang dapat benar-benar dapat sembuh total. Namun, rutin untuk melakukan adalah kunci dari pencegahan risiko terjadinya PGK serta penyakit pengikutnya ini.
"Tidak harus olahraga berat, yang penting rutin melakukan aktivitas fisik. Misalnya jalan kaki 10 ribu langkah per hari," paparnya.
Baca juga: Penyakit Ginjal Kronis Sering Tak Disadari, Kapan Harus Periksa?
Sementara itu, berdasarkan data Nephrology News & Issues, sebesar 23 persen kasus PGK secara global disebabkan oleh Diabetes tipe 2. Menurut Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD, FINASIM, Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Metabolik dan Endokrinologi, 1 dari 10 orang di dunia menderita PGK.
"1 dari 10 orang di dunia menderita PGK, namun 9 dari 10 orang yang didiagnosis menderita PGK tidak menyadari kondisinya," jelas dr. Ketut
Tanda awal penyakit ginjal pada pengidap diabetes adalah peningkatan pengeluaran albumin dalam urine. Hal ini terjadi jauh sebelum tes yang biasa dilakukan oleh dokter menunjukkan bukti bahwa pasien menderita penyakit ginjal.
Menurut dr. Ketut, penting bagi pengidap diabetes untuk melakukan tes ini setidaknya sekali setahun. Hal ini membantu dokter dalam melakukan pendeteksian dini, sehingga memberikan pengobatan yang lebih tepat dan menghindari progresi.
Pencegahan masalah penyakit ini tentunya memerhatikan faktor risiko diabetes. Untuk mengobati diabetes, tidak cukup hanya gula darahnya saja yang dikelola. Sebab, jika ada hipertensi dan obesitas, itu juga diobati demi menghindari komplikasi.
Jadi, gaya hidup sehat disertai pengecekan rutin setiap bulan dan tahunnya akan membawa seseorang lebih dini untuk dideteksi hadirnya PGK ini. Tentunya ini menguntungkan bagi sisi masyarakat dan juga dokter dalam menangani masalah PGK.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)