FITNESS & HEALTH
Penyakit Ginjal Kronis Sering Tak Disadari, Kapan Harus Periksa?
Aulia Putriningtias
Selasa 16 Januari 2024 / 13:10
Jakarta: Penyakit ginjak kronis (PGK) sering tak disadari oleh pengidapnya. Padahal, masalah kesehatan ini berbahaya, terutama jika kamu mengalami diabetes militus tipe 2.
Berdasarkan data Nephrology News & Issues, sebesar 23 persen kasus PGK secara global disebabkan oleh Diabetes tipe 2. Menurut Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD, FINASIM, Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Metabolik dan Endokrinologi, 1 dari 10 orang di dunia menderita PGK.
"1dari 10 orang di dunia menderita PGK, namun 9 dari 10 orang yang didiagnosis menderita PGK tidak menyadari kondisinya," jelas dr. Ketut saat menghadiri konferensi pers peluncuran Finerenone dari Bayer, Senin, 15 Januari 2024.
Tingkat gula darah yang tinggi dapat merusak ginjal secara perlahan. Hal ini lama kelamaan ginjal tidak mampu menyaring darah sebagaimana seharusnya yang berakibat terjadinya PGK.
PGK pada diabetes tipe 2 sendiri adalah penyebab utama penyakit ginjal stadium akhir yang membutuhkan dialisis atau transplantasi ginjal. Hal ini berhubungan dengan hadirnya dapat memperpendek harapan hidup hingga 16 tahun.
Tak hanya perihal ginjal dan diabetes tipe 2, dr. Ketut juga menjelaskan hubungannya dengan jantung adalah melalui pembuluh darah. Ketika organ jantung rusak terlebih dahulu, maka penurunan fungsi ginjal juga ikut menyertai.
Baca juga: Efek Samping Hidup dengan Satu Ginjal
"Diabetes bisa mengenai kedua-duanya karena berhubungan, mekanismenya banyak sekali. Kalau kita mau ramalkan jantung, kita bisa ramalkan dari ginjal, mislanya ginjal bocor, biasanya sistemik, jadi yang lainnya ikut rusak," jelasnya.
Ketika fungsi ginjal terlebih dulu rusak, maka nantinya berpengaruh ke jantung. Kondisi hipertensi juga memengaruhi fungsi jantung, di mana pada akhirnya hal ini adalah masalah kompleks.
Tanda awal penyakit ginjal pada pengidap diabetes adalah peningkatan pengeluaran albumin dalam urine. Hal ini terjadi jauh sebelum tes yang biasa dilakukan oleh dokter menunjukkan bukti bahwa pasien menderita penyakit ginjal.
Menurut dr. Ketut, penting bagi pengidap diabetes untuk melakukan tes ini setidaknya sekali setahun. Hal ini membantu dokter dalam melakukan pendeteksian dini, sehingga memberikan pengobatan yang lebih tepat dan menghindari progresi.
Pencegahan masalah penyakit ini tentunya memerhatikan faktor risiko diabetes. Untuk mengobati diabetes, tidak cukup hanya gula darahnya saja yang dikelola. Sebab, jika ada hipertensi dan obesitas, itu juga diobati demi menghindari komplikasi.
Jadi, gaya hidup sehat disertai pengecekan rutin setiap bulan dan tahunnya akan membawa seseorang lebih dini untuk dideteksi hadirnya PGK ini. Tentunya ini menguntungkan bagi sisi masyarakat dan juga dokter dalam menangani masalah PGK.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Berdasarkan data Nephrology News & Issues, sebesar 23 persen kasus PGK secara global disebabkan oleh Diabetes tipe 2. Menurut Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD, FINASIM, Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Metabolik dan Endokrinologi, 1 dari 10 orang di dunia menderita PGK.
"1dari 10 orang di dunia menderita PGK, namun 9 dari 10 orang yang didiagnosis menderita PGK tidak menyadari kondisinya," jelas dr. Ketut saat menghadiri konferensi pers peluncuran Finerenone dari Bayer, Senin, 15 Januari 2024.
Tingkat gula darah yang tinggi dapat merusak ginjal secara perlahan. Hal ini lama kelamaan ginjal tidak mampu menyaring darah sebagaimana seharusnya yang berakibat terjadinya PGK.
PGK pada diabetes tipe 2 sendiri adalah penyebab utama penyakit ginjal stadium akhir yang membutuhkan dialisis atau transplantasi ginjal. Hal ini berhubungan dengan hadirnya dapat memperpendek harapan hidup hingga 16 tahun.
Tak hanya perihal ginjal dan diabetes tipe 2, dr. Ketut juga menjelaskan hubungannya dengan jantung adalah melalui pembuluh darah. Ketika organ jantung rusak terlebih dahulu, maka penurunan fungsi ginjal juga ikut menyertai.
Baca juga: Efek Samping Hidup dengan Satu Ginjal
"Diabetes bisa mengenai kedua-duanya karena berhubungan, mekanismenya banyak sekali. Kalau kita mau ramalkan jantung, kita bisa ramalkan dari ginjal, mislanya ginjal bocor, biasanya sistemik, jadi yang lainnya ikut rusak," jelasnya.
Ketika fungsi ginjal terlebih dulu rusak, maka nantinya berpengaruh ke jantung. Kondisi hipertensi juga memengaruhi fungsi jantung, di mana pada akhirnya hal ini adalah masalah kompleks.
Bagaimana cara pencegahan dini dan periksa tentang PGK?
Tanda awal penyakit ginjal pada pengidap diabetes adalah peningkatan pengeluaran albumin dalam urine. Hal ini terjadi jauh sebelum tes yang biasa dilakukan oleh dokter menunjukkan bukti bahwa pasien menderita penyakit ginjal.
Menurut dr. Ketut, penting bagi pengidap diabetes untuk melakukan tes ini setidaknya sekali setahun. Hal ini membantu dokter dalam melakukan pendeteksian dini, sehingga memberikan pengobatan yang lebih tepat dan menghindari progresi.
Pencegahan masalah penyakit ini tentunya memerhatikan faktor risiko diabetes. Untuk mengobati diabetes, tidak cukup hanya gula darahnya saja yang dikelola. Sebab, jika ada hipertensi dan obesitas, itu juga diobati demi menghindari komplikasi.
Jadi, gaya hidup sehat disertai pengecekan rutin setiap bulan dan tahunnya akan membawa seseorang lebih dini untuk dideteksi hadirnya PGK ini. Tentunya ini menguntungkan bagi sisi masyarakat dan juga dokter dalam menangani masalah PGK.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)