FITNESS & HEALTH

Gejala dan Penangan Anak dengan Anemia

Mia Vale
Minggu 29 Desember 2024 / 14:41
Jakarta: Anemia defisiensi besi merupakan kelainan darah umum yang terjadi ketika jumlah sel darah merah rendah karena kekurangan zat besi.

Sel darah merah membutuhkan zat besi untuk menghasilkan protein yang disebut hemoglobin di mana membantu membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh. 

Dan defisiensi zat besi termasuk penyebab paling umum anemia pada anak-anak. Anak-anak dengan anemia defisiensi besi mungkin mudah lelah, memiliki kulit dan bibir pucat, serta detak jantung cepat. 

Anemia defisiensi besi biasanya diketahui melalui tes darah saat pemeriksaan kesehatan rutin. Anemia defisiensi besi ringan biasanya diobati dengan mengonsumsi makanan kaya zat besi atau mengonsumsi suplemen zat besi oral. 

Defisiensi zat besi yang lebih parah dapat diobati dengan zat besi IV atau bahkan transfusi darah. Berikut pemaparan mengenai anemia defisiensi besi yang siap menyerang anak. 
 

Gejala dan penyebab yang timbul



(Anemia pada anak di tahap awal sering kali menunjukkan gejala yang tidak khas. Karena susah dikenali, banyak kasus anemia pada anak yang baru terdeteksi ketika sudah terjadi komplikasi, misalnya gangguan pada jantung, otak, dan ginjal. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)

Seperti yang telah dikutip dari penjelasan dari laman Children Hospital, gejala anemia defisiensi besi yang paling umum pada anak meliputi: 

- Kulit, bibir, dan tangan pucat, atau pucat di bawah kelopak mata 
- Iritabilitas 
- Kurang tenaga atau mudah lelah 
- Peningkatan detak jantung 
- Lidah sakit atau bengkak 
- Keinginan untuk memakan zat aneh, seperti tanah atau es (disebut juga pica)
 

Pemicu anemia pada anak


Sedangkan penyebab yang memicu terjadinya anemia/defisiensi besi pada anak, adalah:

- Diet rendah zat besi: Hanya 1 mg zat besi yang diserap untuk setiap 10 hingga 20 mg makanan kaya zat besi yang dikonsumsi

- Perubahan tubuh: Perubahan tubuh, seperti percepatan pertumbuhan yang cepat pada bayi dan remaja, memerlukan peningkatan produksi zat besi dan sel darah merah

- Kelainan saluran pencernaan: Setiap kelainan pada saluran pencernaan membatasi penyerapan zat besi. Kesulitan menyerap zat besi sering terjadi setelah beberapa operasi gastrointestinal

- Kehilangan darah: Kehilangan darah, seperti pendarahan atau cedera saluran cerna, dapat menurunkan jumlah zat besi dalam tubuh anak

- Penyebab genetik: Jarang terjadi, anak-anak dengan anemia defisiensi besi refrakter besi (IRIDA), yang disebabkan oleh mutasi gen yang menyebabkan defisiensi besi, jarang terjadi

Baca juga: Moms, Hati-hati! Masa MPASI Rentan Terkena Anemia Defisiensi
 

Cara penanganan yang harus dilakukan


Ada beberapa tindakan yang dapat kita lakukan untuk mencegah agar anak tidak terjadi anemia defisiensi besi. Kita harus mencukupi kebutuhan zat besi si anak dengan memberikan asupan makanan yang cukup mengandung zat besi. 

Beberapa makanan yang banyak mengandung zat besi yang utama adalah daging yang berwarna merah (daging sapi, daging kambing), kuning telur, hati ayam atau hati sapi. Selain itu, beberapa sayur-sayuran yang berwarna hijau tua juga banyak mengandung zat besi.

Selain memberi makanan yang mengandung zat besi, juga dapat dilakukan pemberian suplementasi zat besi.

Suplementasi dapat diberikan mulai usia 6 bulan, di mana anak mulai mendapatkan makanan pendamping ASI. Pada anak yang lahir prematur, pemberian suplementasi zat besi itu dapat diberikan mulai usia 2 – 3 bulan. 

Untuk dosis suplementasi dapat diberikan 2mg perkilogram berat badan per hari setiap hari sampai anak berusia 2 tahun oral. Namun, diperlukan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan untuk mengisi kembali cadangan zat besi dalam tubuh.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)

MOST SEARCH