FITNESS & HEALTH
5 Teknik ala Jepang untuk Berhenti Overthinking
Mia Vale
Kamis 03 April 2025 / 10:09
Jakarta: Mungkin kamu pernah menemui seseorang yang begitu keras memikirkan akan seeeuatu hal. Atau justru kamu yang merasa terus-menerus khawatir tentang berbagai hal, dengan pikiran yang terus berpacu?
Hal itulah yang kerap disebut overthinking. Berpikir berlebihan dapat terasa seperti aliran pikiran yang terus-menerus yang menjauhkan kita dari masa kini.
Ya, overthinking bisa menjadi masalah yang meluas, yang menyebabkan stres, kecemasan, dan penurunan produktivitas. Kala mengalami overthinking, kamu akan terjebak dalam lingkaran pikiran negatif.
Tapi ternyata, ada cara untuk memutus lingkaran setan ini, lho! Budaya Jepang menawarkan "harta karun" berupa kebijaksanaan dan teknik untuk mengatasi masalah kesehatan mental ini, yang berpotensi membantu menghentikan overthinking. Berikut beberapa tekniknya!
Teknik ini merupakan konsep Jepang yang membantu mengidentifikasi apa yang kamu sukai, apa yang kamu kuasai, apa yang dibutuhkan dunia, dan apa yang bisa kamu dapatkan sebagai bayarannya. Saat kamu menemukan tujuan hidup, siklus berpikir berlebihan mulai mereda. Kamu akan merasa lebih damai dan jelas tentang apa yang harus difokuskan.
Baca juga: 6 Cara Ini Bisa Meredam Overthinking yang Kamu Alami
.jpg)
(Meditasi memberikan banyak manfaat bagi kesehatan mental dan fisik, seperti mengurangi stres, kecemasan, dan depresi. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Meditasi ini merupakan landasan kesadaran ala negeri Matahari, berfokus pada duduk diam, bernapas dalam-dalam, dan membiarkan pikiran datang dan pergi tanpa menghakimi.
Latihan ini menurut laman Times of India, mengajarkan kamu cara mengamati pikiran tanpa terikat padanya, sehingga tidak mudah dikuasai oleh pikiran tersebut. Zazen memungkinkan kamu menjauhkan diri dari pikiran, menciptakan ruang mental tempat kedamaian dan kejernihan dapat muncul.
Merupakan filosofi Jepang yang merayakan ketidaksempurnaan dan sifat kehidupan yang sementara. Filosofi ini mendorong kita untuk merangkul hal-hal yang tidak lengkap, usang, atau bahkan rusak.
Alih-alih mengejar kesempurnaan, filosofi ini mengajarkan kita untuk menghargai aliran alami kehidupan yang tidak dapat diprediksi dan selalu berubah. Ketidaksempurnaan inilah yang membuat hidup menjadi kaya dan bermakna.
Teknik ini dimaknai bak bunga sakura, di mana tumbuh dengan cepat, mengingatkan kita akan sifat hidup yang sementara. Berpikir berlebihan sering kali muncul karena takut akan hal yang tidak diketahui atau mengkhawatirkan hal-hal yang tidak dapat kita kendalikan.
Hanami mengajarkan kita untuk menikmati momen, menghargai keindahan hidup yang cepat berlalu, dan melepaskan keinginan untuk mengendalikan segalanya.
Teknik ini untuk memperbaiki tembikar yang pecah dengan emas atau perak, menonjolkan retakan alih-alih menyembunyikannya. Seni ini mengingatkan kita bahwa perjuangan dan kekurangan tidak melemahkan kita.
Justru kekurangan tersebut menjadikan kita siapa, unik dan tangguh. Ketika kesalahan masa lalu muncul di benak, ingatlah bahwa seperti tembikar, ketidaksempurnaan akan menambah nilai dan keindahan dalam perjalanan kehidupan.
Boleh dibilang teknik ala Jepang ini menawarkan pelajaran yang sangat berharga bagi mereka yang berusaha mengatasi beban mental akibat terlalu banyak berpikir.
Filosofi-filosofi ini membimbing kita menuju kehidupan yang lebih jernih dan damai. Dengan mengintegrasikan pendekatan ini ke dalam kehidupan, kita dapat belajar untuk menenangkan kebisingan mental, melepaskan kekhawatiran yang tidak perlu, dan menjalani kehidupan yang lebih penuh di masa kini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Hal itulah yang kerap disebut overthinking. Berpikir berlebihan dapat terasa seperti aliran pikiran yang terus-menerus yang menjauhkan kita dari masa kini.
Ya, overthinking bisa menjadi masalah yang meluas, yang menyebabkan stres, kecemasan, dan penurunan produktivitas. Kala mengalami overthinking, kamu akan terjebak dalam lingkaran pikiran negatif.
Tapi ternyata, ada cara untuk memutus lingkaran setan ini, lho! Budaya Jepang menawarkan "harta karun" berupa kebijaksanaan dan teknik untuk mengatasi masalah kesehatan mental ini, yang berpotensi membantu menghentikan overthinking. Berikut beberapa tekniknya!
1. Ikigai: temukan tujuan hidup
Teknik ini merupakan konsep Jepang yang membantu mengidentifikasi apa yang kamu sukai, apa yang kamu kuasai, apa yang dibutuhkan dunia, dan apa yang bisa kamu dapatkan sebagai bayarannya. Saat kamu menemukan tujuan hidup, siklus berpikir berlebihan mulai mereda. Kamu akan merasa lebih damai dan jelas tentang apa yang harus difokuskan.
Baca juga: 6 Cara Ini Bisa Meredam Overthinking yang Kamu Alami
2. Zazen: seni meditasi duduk
.jpg)
(Meditasi memberikan banyak manfaat bagi kesehatan mental dan fisik, seperti mengurangi stres, kecemasan, dan depresi. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Meditasi ini merupakan landasan kesadaran ala negeri Matahari, berfokus pada duduk diam, bernapas dalam-dalam, dan membiarkan pikiran datang dan pergi tanpa menghakimi.
Latihan ini menurut laman Times of India, mengajarkan kamu cara mengamati pikiran tanpa terikat padanya, sehingga tidak mudah dikuasai oleh pikiran tersebut. Zazen memungkinkan kamu menjauhkan diri dari pikiran, menciptakan ruang mental tempat kedamaian dan kejernihan dapat muncul.
3. Wabi-sabi: rangkul ketidaksempurnaan
Merupakan filosofi Jepang yang merayakan ketidaksempurnaan dan sifat kehidupan yang sementara. Filosofi ini mendorong kita untuk merangkul hal-hal yang tidak lengkap, usang, atau bahkan rusak.
Alih-alih mengejar kesempurnaan, filosofi ini mengajarkan kita untuk menghargai aliran alami kehidupan yang tidak dapat diprediksi dan selalu berubah. Ketidaksempurnaan inilah yang membuat hidup menjadi kaya dan bermakna.
4. Hanami: menghargai keindahan hidup yang sekilas
Teknik ini dimaknai bak bunga sakura, di mana tumbuh dengan cepat, mengingatkan kita akan sifat hidup yang sementara. Berpikir berlebihan sering kali muncul karena takut akan hal yang tidak diketahui atau mengkhawatirkan hal-hal yang tidak dapat kita kendalikan.
Hanami mengajarkan kita untuk menikmati momen, menghargai keindahan hidup yang cepat berlalu, dan melepaskan keinginan untuk mengendalikan segalanya.
5. Kintsugi: seni memperbaiki
Teknik ini untuk memperbaiki tembikar yang pecah dengan emas atau perak, menonjolkan retakan alih-alih menyembunyikannya. Seni ini mengingatkan kita bahwa perjuangan dan kekurangan tidak melemahkan kita.
Justru kekurangan tersebut menjadikan kita siapa, unik dan tangguh. Ketika kesalahan masa lalu muncul di benak, ingatlah bahwa seperti tembikar, ketidaksempurnaan akan menambah nilai dan keindahan dalam perjalanan kehidupan.
Boleh dibilang teknik ala Jepang ini menawarkan pelajaran yang sangat berharga bagi mereka yang berusaha mengatasi beban mental akibat terlalu banyak berpikir.
Filosofi-filosofi ini membimbing kita menuju kehidupan yang lebih jernih dan damai. Dengan mengintegrasikan pendekatan ini ke dalam kehidupan, kita dapat belajar untuk menenangkan kebisingan mental, melepaskan kekhawatiran yang tidak perlu, dan menjalani kehidupan yang lebih penuh di masa kini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)