FITNESS & HEALTH

Ada 3 Karakteristik ADHD, Yuk Kenali Satu Per Satu Beserta Gejalanya!

Mia Vale
Rabu 04 Desember 2024 / 21:21
Jakarta: Attention Defisit Hyperactivity Disorder (ADHD) merupakan suatu kondisi kronis yang memengaruhi emosi, perilaku, dan kemampuan seseorang untuk memelajari hal-hal baru. Penyakit ini terutama menyerang anak-anak, namun bisa juga terjadi pada orang dewasa. 

Efek ADHD dapat berbeda-beda pada setiap orang. Untuk didiagnosis menderita ADHD, gejalanya bisa berdampak pada kehidupan kamu sehari-hari. Inilah yang perlu diketahui tentang berbagai jenis ADHD serta cara diagnosis dan pengobatannya. 

Setiap jenis ADHD terikat pada satu atau lebih karakteristik. ADHD ditandai dengan kurangnya perhatian dan perilaku hiperaktif-impulsif. Setiap orang berbeda, jadi wajar jika dua orang mengalami gejala yang sama dengan cara yang berbeda. Misal, perilaku ini sering kali berbeda pada anak laki-laki dan perempuan. 

Anak laki-laki mungkin terlihat lebih hiperaktif, dan anak perempuan mungkin kurang perhatian. Namun, gejala yang kamu alami akan menentukan jenis ADHD yang di derita. So, yuk, kenali karakteristik ADHD yang ada!
 

1. Tipe lalai 


Jika seseorang menderita ADHD jenis ini, menurut laman Healthline, dia mungkin mengalami lebih banyak gejala kurangnya perhatian dibandingkan gejala impulsif dan hiperaktif. Terkadang dia mungkin kesulitan mengendalikan impuls atau hiperaktif. Tapi ini bukanlah ciri-ciri utama ADHD yang lalai. Orang yang sering mengalami perilaku lalai: 

- Melewatkan detail dan mudah terganggu 
- Cepat bosan 
- Kesulitan fokus pada satu tugas 
- Mengalami kesulitan mengatur pikiran dan memelajari informasi baru 
- Kehilangan pensil, kertas, atau barang lain yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu tugas 
- Seperti tidak mendengarkan 
- Bergerak perlahan dan tampak seperti sedang melamun 
- Memproses informasi lebih lambat dan kurang akurat dibandingkan yang lain 
- Kesulitan mengikuti petunjuk 

Untuk karakter ini, lebih banyak anak perempuan yang didiagnosis dengan ADHD tipe lalai dibandingkan anak laki-laki.


(ADHD adalah kondisi seumur hidup bagi banyak orang. Seseorang mungkin dapat mengelola ADHD dengan pilihan terapi, pengobatan, atau keduanya. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
 

2. Tipe hiperaktif-impulsif 


Jenis ADHD ini ditandai dengan gejala impulsif dan hiperaktif. Orang dengan tipe ini dapat menunjukkan tanda-tanda kurangnya perhatian, namun tidak terlalu mencolok seperti gejala lainnya. Orang yang impulsif atau hiperaktif sering kali: 

- Merasa gelisah atau resah
- Sulit untuk duduk diam 
- Bicara terus-menerus 
- Menyentuh dan bermain dengan benda, meskipun tidak sesuai dengan tugas yang dilakukan 
- Mengalami kesulitan melakukan aktivitas yang tenang 
- Selalu “bergerak”, tidak bisa diam
- Tidak sabar 
- Bertindak tidak pada tempatnya dan tidak memikirkan konsekuensi tindakannya 
- Melontarkan jawaban dan komentar yang tidak pantas 

Anak-anak dengan ADHD tipe hiperaktif-impulsif dapat menjadi gangguan di kelas. Mereka dapat mempersulit pembelajaran bagi diri mereka sendiri dan siswa lain. Lebih banyak anak laki-laki yang didiagnosis dengan tipe hiperaktif-impulsif dibandingkan anak perempuan.
 

3. Tipe gabungan 


Jika seseorang memiliki tipe kombinasi, itu berarti gejalanya tidak hanya disebabkan oleh kurangnya perhatian atau perilaku hiperaktif-impulsif. Sebaliknya, kombinasi gejala dari kedua kategori tersebut ditunjukkan. 

Kebanyakan orang, dengan atau tanpa ADHD, mengalami perilaku lalai atau impulsif pada tingkat tertentu. Namun kondisi ini lebih parah pada penderita ADHD

Perilaku tersebut lebih sering terjadi dan mengganggu fungsi dirinya di rumah, sekolah, tempat kerja, dan dalam situasi sosial. Kebanyakan anak menderita ADHD tipe kombinasi, menurut National Institute of Mental Health. Tipe ini lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. 

Baca juga: Memiliki ADHD dan OCD Seperti Jessie J, Ini yang Perlu Diketahui

Gejala paling umum pada anak usia prasekolah adalah hiperaktif. Gejala dapat berubah seiring berjalannya waktu, sehingga jenis ADHD yang diderita juga dapat berubah. ADHD bisa menjadi tantangan seumur hidup. Namun pengobatan dan perawatan lain dapat membantu meningkatkan kualitas hidupnya.
 

Bisakah ADHD dicegah? 


ADHD tidak dapat dicegah. Untuk membantu mengurangi risiko ADHD pada anak, ibu hamil harus menerapkan kebiasaan sehat dan menghindari merokok atau penyalahgunaan zat selama kehamilan. Disarankan juga untuk menghindari racun seperti timbal. Meskipun demikian, bayi tersebut mungkin masih akan menderita ADHD pada suatu saat.

Kebanyakan anak-anak yang didiagnosis dengan kelainan ini tidak lagi menunjukkan gejala yang signifikan ketika mereka berusia pertengahan 20-an. Namun ADHD adalah kondisi seumur hidup bagi banyak orang. 

Seseorang mungkin dapat mengelola ADHD dengan pilihan terapi, pengobatan, atau keduanya. Namun pengobatan bukanlah pendekatan yang bisa diterapkan untuk semua orang. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika merasa rencana perawatan seseorang tidak membantunya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH