FITNESS & HEALTH
Memiliki ADHD dan OCD Seperti Jessie J, Ini yang Perlu Diketahui
Mia Vale
Minggu 28 Juli 2024 / 14:08
Jakarta: Mungkin kamu memiliki teman yang memiliki peraturan bila mengambil barang dari suatu tempat harus dikembalikan lagi sesuai posisi semula. Tidak boleh berantakkan sedikit pun.
Bila iya, bisa jadi teman kamu tergolong orang dengan OCD, di mana cenderung memiliki pikiran obsesif, yang coba mereka cegah dengan melakukan ritual berulang, atau kompulsi. Sebaliknya, orang dengan ADHD merupakan kondisi yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mengelola emosi, pikiran, dan tindakan sendiri.
Kedua kondisi tersebut mungkin memerlukan perawatan untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang. Perawatan tersebut dapat melibatkan pengobatan, terapi perilaku kognitif (CBT), atau manajemen perilaku.
Namun, bisakah seseorang memiliki OCD dan ADHD sekaligus? Yuk, sama-sama kita baca paparan yang telah dirangkum dari Medical News Today.
Pada dasarnya, sifat dasar ADHD dan OCD sangat berbeda, dan individu biasanya menunjukkan gejala yang berbeda-beda pada masing-masing kondisi kesehatan mental ini. Namun ternyata, seseorang bisa menderita ADHD dan OCD sekaligus. Beberapa bukti menunjukkan bahwa 11,8 persen penderita OCD juga menderita ADHD.
Jika seseorang memiliki gejala ADHD dan OCD sejak usia muda, mereka cenderung mengalami tingkat keparahan OCD yang lebih besar, gejala yang menetap, dan prognosis yang kurang baik.
.jpg)
(Jessie J yang secara terang-terangan soal kondisi kalau dirinya mengidap gangguan mental ADHD dan OCD. Foto: Dok. Instagram Jessie J/@jessiej)
Salah satu bukti kalau seseorang bisa memiliki OCD dan ADHD secara bersamaan, yakni Jessie J yang secara terang-terangan soal kondisi kalau dirinya mengidap gangguan mental ADHD dan OCD. Hal ini diungkapkannya baru diketahui sekitar tiga bulan lalu.
Awalnya dia tidak bisa terbuka mengenai kondisi sebenarnya. Tapi, akhirnya dia memutuskan untuk berterus terang agar merasa lebih nyaman.
"Saya didiagnosis menderita ADHD dan OCD sekitar tiga bulan lalu. Saya memberi tahu orang-orang, dan banyak reaksi yang saya dapatkan adalah 'Ya, kami sudah mengetahuinya'," ungkap Jessie J melalui akun Instagram pribadinya.
Ketika seseorang menderita OCD dan ADHD, gejala OCD mereka mungkin lebih mengganggu dan berdampak lebih besar pada kualitas hidup mereka dibandingkan jika mereka hanya hidup dengan salah satu dari dua kondisi kesehatan mental ini. Berbagai perawatan dan teknik manajemen tersedia untuk kedua kondisi tersebut.
Yang harus diingat, ADHD dan OCD adalah dua kondisi kesehatan mental yang mungkin memiliki beberapa gejala yang sama. Namun, ADHD bersifat eksternalisasi, memengaruhi cara individu berhubungan dengan lingkungannya. Sedangkan, OCD bersifat internalisasi, di mana individu merespons kecemasan dengan berpaling ke dalam diri sendiri.
Baik ADHD maupun OCD tampaknya memiliki kaitan genetik, namun para ahli saat ini belum mengetahui penyebab pasti dari salah satu kondisi tersebut. Perawatan untuk ADHD dan OCD serupa, terdiri dari terapi perilaku dan pengobatan. Namun, tujuan terapi perilaku dan jenis obat yang diresepkan dokter berbeda antara keduanya.
Seseorang dapat menderita OCD dan ADHD. Individu dengan kedua kondisi tersebut sering kali mengalami gejala OCD yang lebih parah namun pengobatan tersedia untuk keduanya. Namun, meskipun OCD merupakan kondisi kronis seumur hidup, tapi gejalanya bisa muncul dan hilang seiring berjalannya waktu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Bila iya, bisa jadi teman kamu tergolong orang dengan OCD, di mana cenderung memiliki pikiran obsesif, yang coba mereka cegah dengan melakukan ritual berulang, atau kompulsi. Sebaliknya, orang dengan ADHD merupakan kondisi yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mengelola emosi, pikiran, dan tindakan sendiri.
Kedua kondisi tersebut mungkin memerlukan perawatan untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang. Perawatan tersebut dapat melibatkan pengobatan, terapi perilaku kognitif (CBT), atau manajemen perilaku.
Namun, bisakah seseorang memiliki OCD dan ADHD sekaligus? Yuk, sama-sama kita baca paparan yang telah dirangkum dari Medical News Today.
Bisakah memiliki keduanya?
Pada dasarnya, sifat dasar ADHD dan OCD sangat berbeda, dan individu biasanya menunjukkan gejala yang berbeda-beda pada masing-masing kondisi kesehatan mental ini. Namun ternyata, seseorang bisa menderita ADHD dan OCD sekaligus. Beberapa bukti menunjukkan bahwa 11,8 persen penderita OCD juga menderita ADHD.
Jika seseorang memiliki gejala ADHD dan OCD sejak usia muda, mereka cenderung mengalami tingkat keparahan OCD yang lebih besar, gejala yang menetap, dan prognosis yang kurang baik.
.jpg)
(Jessie J yang secara terang-terangan soal kondisi kalau dirinya mengidap gangguan mental ADHD dan OCD. Foto: Dok. Instagram Jessie J/@jessiej)
Salah satu bukti kalau seseorang bisa memiliki OCD dan ADHD secara bersamaan, yakni Jessie J yang secara terang-terangan soal kondisi kalau dirinya mengidap gangguan mental ADHD dan OCD. Hal ini diungkapkannya baru diketahui sekitar tiga bulan lalu.
Awalnya dia tidak bisa terbuka mengenai kondisi sebenarnya. Tapi, akhirnya dia memutuskan untuk berterus terang agar merasa lebih nyaman.
"Saya didiagnosis menderita ADHD dan OCD sekitar tiga bulan lalu. Saya memberi tahu orang-orang, dan banyak reaksi yang saya dapatkan adalah 'Ya, kami sudah mengetahuinya'," ungkap Jessie J melalui akun Instagram pribadinya.
Ketika seseorang menderita OCD dan ADHD, gejala OCD mereka mungkin lebih mengganggu dan berdampak lebih besar pada kualitas hidup mereka dibandingkan jika mereka hanya hidup dengan salah satu dari dua kondisi kesehatan mental ini. Berbagai perawatan dan teknik manajemen tersedia untuk kedua kondisi tersebut.
Yang harus diingat, ADHD dan OCD adalah dua kondisi kesehatan mental yang mungkin memiliki beberapa gejala yang sama. Namun, ADHD bersifat eksternalisasi, memengaruhi cara individu berhubungan dengan lingkungannya. Sedangkan, OCD bersifat internalisasi, di mana individu merespons kecemasan dengan berpaling ke dalam diri sendiri.
Baik ADHD maupun OCD tampaknya memiliki kaitan genetik, namun para ahli saat ini belum mengetahui penyebab pasti dari salah satu kondisi tersebut. Perawatan untuk ADHD dan OCD serupa, terdiri dari terapi perilaku dan pengobatan. Namun, tujuan terapi perilaku dan jenis obat yang diresepkan dokter berbeda antara keduanya.
Seseorang dapat menderita OCD dan ADHD. Individu dengan kedua kondisi tersebut sering kali mengalami gejala OCD yang lebih parah namun pengobatan tersedia untuk keduanya. Namun, meskipun OCD merupakan kondisi kronis seumur hidup, tapi gejalanya bisa muncul dan hilang seiring berjalannya waktu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)