FITNESS & HEALTH

Studi: ADHD pada Orang Dewasa Dapat Pengaruhi Harapan Hidup

Aulia Putriningtias
Kamis 06 Februari 2025 / 12:00
Jakarta: Baru-baru ini, studi menjelaskan bahwa ada hubungan yang meresahkan antara Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) dan berkurangnya harapan hidup. Lantas, bagaimana penjelasannya?

ADHD adalah salah satu gangguan perkembangan saraf yang paling umum pada anak-anak, tetapi efeknya sering kali berlanjut hingga dewasa. Kondisi ini dapat memengaruhi prestasi akademik, karier profesional, hubungan interpersonal, hingga fungsi sehari-hari.

Data epidemiologi ADHD menunjukan bahwa kondisi ini merupakan penyakit mental tersering ketiga setelah depresi dan gangguan cemas. Pada tahun 2015, ADHD diperkirakan berjumlah 3,4 persen anak-anak dan dewasa muda di seluruh dunia.

Dilansir dalam Verywell Health, sekitar 15,5 juta orang dewasa AS telah menerima diagnosis ADHD pada 2023. Data di Indonesia sendiri sampai saat ini belum diketahui angka jelasnya seperti apa.

Berbicara mengenai harapan hidup, tentu semua orang ingin mengalaminya. Namun, sebuah penelitian mengungkapkan bahwa orang dewasa terkena ADHD berisiko mengalami harapan hidup pendek.

Baca juga: Tanda Anak Terkena ADHD dan Pengaruhnya terhadap Tumbuh Kembang

Penelitian yang diterbitkan di The British Journal of Psychiatry menganalisis data lebih dari 300 ribu peserta dengan ADHD. Studi ini membandingkan kelompok tersebut dengan individu tanpa ADHD untuk mengevaluasi dampaknya terhadap umur panjang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pria dengan ADHD mengalami penurunan harapan hidup sebesar 4,5 hingga 9 tahun. Sementara itu, wanita dengan ADHD memiliki penurunan harapan hidup yang lebih besar, yakni 6,5 hingga 11 tahun.
 

Mengapa hal ini dapat terjadi?


Sayangnya, ada beberapa alasan yang tidak mengenakkan mengapa hal ini terjadi. Para peneliti menyebutkan bahwa penderita ADHD sering menghadapi kurangnya dukungan, pengucilan sosial, dan peristiwa hidup yang penuh tekanan, yang semuanya dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik, mental, dan harga diri.

"Orang dengan ADHD memiliki banyak kelebihan dan dapat berkembang dengan dukungan serta perawatan yang tepat," jelas Profesor Josh Stott.

Namun, ADHD ini tidak mudah untuk diketahui tanpa tinjauan lebih dalam. Maka dari itu, penelitian ini mencatat hanya sebagian kecil dari populasi dewasa dengan ADHD yang terdiagnosis, yakni kurang dari satu dari sembilan orang.

Penelitian ini juga tidak mengevaluasi secara spesifik penyebab kematian. Demikian, sulit menghubungkan langsung penurunan harapan hidup dengan faktor-faktor tertentu.
 

Apa yang sebaiknya kita lakukan?


Penelitian ini menyoroti kebutuhan mendesak untuk meningkatkan diagnosis, dukungan, dan perawatan bagi individu dengan ADHD. Jadi, kita sebagai manusia penting untuk berkonsultasi kepada tenaga ahli untuk dapat diketahui lebih dalam.

Pun, bagi kita yang memiliki seseorang terdekat yang mengidap ADHD, berilah selalu dukungan untuk ciptakan kedamaian. Dengan langkah yang tepat, individu dengan ADHD dapat memiliki peluang lebih baik untuk menjalani kehidupan yang sehat dan produktif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH