FITNESS & HEALTH

Bercermin dari Kasus Pemerkosaan Pelajar di Sidoarjo, Ini 5 Bahaya Pornografi pada Psikologi Anak

Cindy
Senin 13 Desember 2021 / 19:28
Jakarta: Siswa SMP tega memerkosa teman sekolahnya usai menonton video porno dari ponselnya. Kasus itu terjadi di Kecamatan Taman, Sidoarjo, Jawa Timur, pada Jumat, 10 Desember 2021. 

Pelaku dan korban sama-sama berusia 15 tahun. Peristiwa ini terbongkar setelah orang tua korban melapor ke polisi. Tak lama, polisi langsung menangkap pelaku yang masih berstatus pelajar itu. Kepada polisi, pelaku mengaku tertarik dengan kemolekan tubuh korban yang masih teman sekolahnya. 

"Saya tertarik melihat tubuh korban,” ujar pelaku, melansir Clicks.id, Senin, 13 Desember 2021.

Awalnya, pelaku berniat melampiaskan aksinya di rumah kosong. Niat jahat itu tidak berjalan mulus karena korban berontak dan melawan. 

"Pelaku mencekik leher dan memukul kepala korban dengan genteng," kata Kapolresta Sidoarjo, Kombes Pol Kusumo Wahyu Bintoro.

Baca: Pelajar SMP di Sidoarjo Perkosa Teman Sekolahnya Usai Menonton Film Dewasa
 

Bahaya pornografi pada psikologi anak

Kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak dapat membuat anak bebas mengakses konten pornografi. Melansir sehatq, konten pornografi dapat berdampak buruk pada psikologi anak. Beberapa dampak buruk pornografi yang mungkin terjadi pada anak-anak, yaitu:

1. Merusak otak

Pornografi dapat menyebabkan kerusakan otak anak, tepatnya pada salah satu bagian otak depan yang disebut Pre Frontal Cortex (PFC). Pasalnya, PFC di otak anak belum matang dengan sempurna. Jika bagian otak ini rusak, maka dapat mengakibatkan konsentrasi menurun, sulit memahami benar dan salah, sulit berpikir kritis, sulit menahan diri, sulit menunda kepuasan, dan sulit merencanakan masa depan.

2. Kecanduan

Berbagai konten pornografi yang muncul melalui iklan, media sosial, games, film, atau video klip akan membangkitkan rasa penasaran terhadap anak. Rasa penasaran ini yang menjadi dorongan anak-anak untuk melihat lebih banyak konten pornografi lainnya, hingga menyebabkan kecanduan. Kecanduan dipicu oleh keluarnya hormon dopamin pada otak, sehingga akan menimbulkan rasa senang atau bahagia ketika menonton konten tersebut.

Baca:  Korban Perkosaan Pelajar SMP di Sidoarjo Masih Dirawat Intensif

3. Keinginan mencoba atau meniru

Anak yang sudah kecanduan konten pornografi akan memiliki keinginan untuk mencoba atau meniru. Ini berkaitan dengan terpengaruhnya mirror neuron. 

Mirror neuron adalah sel-sel otak yang mampu membuat anak seperti merasakan atau mengalami apa yang ditontonnya, termasuk pornografi. Hal ini dapat mendorong anak untuk mencoba dan meniru apa yang dilihatnya.

4. Mulai melakukan tindakan seksual

Jika tidak diawasi, anak-anak yang terpapar pornografi bisa saja mencoba melakukan tindakan seksual untuk mengatasi rasa penasaran itu. Tindakan seksual ini dapat terjadi jika anak tidak diberi pendidikan dan pemahaman seksual yang baik saat usia remaja.

5. Merusak mental

Kecanduan pornografi dapat menyebabkan anak mengalami gejala depresi, menurunkan kedekatan emosional dengan keluarga, kurang bersosialisasi, dan cenderung berperilaku nakal.

Bahaya pornografi pada psikologi anak itu dapat dicegah dengan pendidikan seksual tentang hal-hal yang harus mereka hindari. Misalnya, menyentuh organ vital orang lain atau menyaksikan konten pornografi. Orang tua juga bisa membatasi konten pada gawai anak atau mengawasi mereka saat bermain gawai.  

Baca: Korban Pemerkosaan Herry Wirawan Mengalami Trauma Berat

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(CIN)

MOST SEARCH