FITNESS & HEALTH

Kateter Urin: Untuk Siapa dan Bagaimana Pemasangannya

Sri Yanti Nainggolan
Jumat 03 Juni 2022 / 15:11
Jakarta: Sebuah video yang diunggah akun TikTok @Moditabok viral pada Rabu, 1 Juni 2022. Pada video itu menunjukkan seorang perempuan bermasker tengah memasang kateter urine pasien laki-laki.
 
"Ketika aku harus masang kateter urine/DC untuk pasien cowok. Mana udah cakep seumuran lagi. Tapi tetap harus professional ygy," demikian keterangan di dalam video tersebut.

Dilansir dari HelloSehat, kateter urin adalah alat berupa selang kecil tipis yang terbuat dari karet atau plastik berbahan lentur. Alat ini dimasukkan ke dalam saluran kencing agar penggunanya bisa kencing dan membuang urin dengan normal.

Baca: Viral Curhat Nakes Pasang Kateter Pasien, Ini Penjelasan Pihak Rumah Sakit

Kondisi pasien yang menggunakan kateter urin

Kateter urin digunakan dalam berbagai bidang medis, baik untuk menangani penyakit tertentu hingga membantu prosedur operasi. Alat ini umumnya diperlukan saat seseorang yang sedang sakit sehingga tidak bisa kencing hingga tuntas (anyang-anyangan).

Jika kandung kemih tidak dikosongkan, air kencing akan menumpuk dalam ginjal dan menyebabkan kerusakan hingga gagalnya fungsi ginjal itu sendiri. 

Berikut adalah kondisi pasien yang memerlukan kateter urin:
  • Tidak dapat buang air kecil sendiri
  • Tidak bisa mengontrol kencing (inkontinensia urine) atau aliran urinenya
  • Memiliki masalah kesehatan kandung kemih
  • Dirawat inap untuk operasi
  • Sedang dalam koma
  • Dibius dalam jangka waktu lama

Kateter urin. Foto: HelloSehat
Kateter urin. Foto: HelloSehat

Seseorang juga perlu menggunakan kateter urin dalam kondisi berikut:
  • Mengalami retensi urin, yakni kondisi ketika kandung kemih tidak dapat kosong seutuhnya.
  • Sedang tidak boleh banyak bergerak, misalnya akibat cedera atau usai operasi.
  • Frekuensi buang air kecil, jumlah urin yang keluar, dan aliran urin perlu dimonitor, misalnya pada pasien penyakit ginjal.
  • Memiliki kondisi medis yang memerlukan pemasangan kateter, seperti cedera saraf tulang belakang, multiple sclerosis, dan demensia.
 

Pemasangan kateter urine

Pemasangan kateter urine atau kateterisasi adalah prosedur untuk memasukkan selang kateter melalui saluran kencing (uretra) menuju kandung kemih. Air kencing ditampung sementara sebelum dikeluarkan dari tubuh.

Berikut langkah pemasangan kateter urine yang dilakukan oleh perawat atas instruksi dari dokter: 
  1. Kateter harus dipasang ke tubuh pasien dalam prosedur yang benar-benar steril untuk menghindari risiko infeksi kandung kemih.
  2. Perawat akan membuka dan membersihkan peralatan kateterisasi serta alat kelamin pasien terlebih dahulu.
  3. Selang kemudian dilumuri dengan pelumas tertentu agar mudah dimasukkan ke dalam saluran kencing.
  4. Pasien mungkin akan diberi bius lokal terlebih dahulu untuk mengurangi rasa sakit atau tidak nyaman saat dipasangi kateter.
  5. Perawat memasukkan selang kateter ke dalam saluran kencing (uretra) sedikit demi sedikit.
  6. Selang kateter akan dimasukkan kira-kira sekitar 5 cm, hingga mencapai leher kandung kemih pasien. 
  7. Pasien sudah bisa langsung buang air kecil menggunakan selang kateter. Urin akan mengalir melalui selang kateter, kemudian memasuki kantong urin.
Baca: Berapa Kali Seseorang Buang Air Kecil Dikatakan Normal Dalam Sehari?

Kantong urin yang terhubung pada kateter pasien perlu dikosongkan setiap 6-8 jam sekali.

Kebanyakan pemakaian kateter diperlukan hingga pasien bisa kembali buang air kecil sendiri. Umumnya pemakaian kateter urin singkat dan untuk penyakit tidak parah. 

Namun, orangtua yang telah lanjut usia dan orang dengan cedera permanen atau mengalami penyakit yang parah, mungkin perlu menggunakan kateter urin untuk jumlah yang jauh lebih lama dan kadang-kadang menggunakannya secara permanen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SYN)

MOST SEARCH