FITNESS & HEALTH

Suka Bicara Sendiri Saat Berpikir, Umumnya Punya 4 Ciri Karakteristik Ini

Mia Vale
Minggu 16 Februari 2025 / 20:08
Jakarta: Saat sedang merenung atau memikirkan sesuatu, pernahkah secara tidak sadar kamu berbicara sendiri? Bila iya, kamu tidak sendiri! Memang, bila bicara sendiri dilakukan dengan suara keras, akan terdengar aneh bagi orang yang mendengarnya.

Tapi, psikologi menunjukkan bahwa itu sebenarnya merupakan tanda ciri kepribadian unik dan kekuatan kognitif tertentu. 

Faktanya, banyak pemikir yang sangat efektif melakukannya tanpa menyadari alasannya. Lalu, bagaimana bila kamu termasuk seorang pemikir dengan suara keras?

Berikut rangkuman dari New Reports mengenai ciri-ciri yang sering ditunjukkan oleh orang-orang yang berbicara kepada diri sendiri sambil memecahkan masalah.
 

1. Membantu mengatur pikiran


Saat mencoba memecahkan suatu masalah, pikiran kamu kadang suka berpindah antara ide, kemungkinan, dan solusi potensial. Nah, dengan berbicara sendiri, kadang bisa membantu menyusun atau mengoordinasi pikiran dengan lebih jelas. 

Contohnya anak-anak, saat bermain mereka kerap bicara sendiri dan memecahkan masalah dari konflik yang kadang mereka ciptakan sendiri dalam permainan itu. 

Apa yang mereka lakukan, sebenarnya bisa membantu menyusun pemikiran mereka sebelum dapat menginternalisasikannya sepenuhnya. Dan saat sudah dewasa, si anak bisa mengutarakan pikirannya dengan lantang, dapat membuat ide-ide kompleks menjadi lebih jelas dan solusi lebih mudah dilihat. 
 

2. Meningkatkan fokus dan konsentrasi 



(Psikolog Lev Vygotsky percaya, berbicara dengan suara keras bisa membantu memperkuat gagasan yang mungkin masih samar-samar dalam pikiran kita. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)

Pada dasarnya, mengutarakan pemikiran kita dengan lantang, bisa membantu untuk tetap fokus. Rasanya seperti mendengar suara saya sendiri membuat otak tetap pada jalurnya. Psikolog Lev Vygotsky percaya bahwa ucapan memainkan peran penting dalam pemrosesan berpikir. 

Artinya, berbicara dengan suara keras bisa membantu memperkuat gagasan yang mungkin masih samar-samar dalam pikiran kita. 

Misal, kamu berkata, "Oke, saya harus mengirim email itu sebelum tengah hari," kemungkinan besar kamu akan menindaklanjutinya dibandingkan jika kamu hanya memikirkannya dalam diam.
 

3. Memperkuat keterampilan pemecahan masalah 


Albert Bandura, psikolog di balik teori pembelajaran sosial, percaya bahwa ketika kita berbicara pada diri sendiri melalui tantangan, kita memperkuat kemampuan untuk memecahkan masalah dan membangun kepercayaan diri pada pemikiran kita sendiri. 

Ini seperti menjadi pelatih sekaligus pemain dalam permainan mental kamu sendiri, membimbing diri sendiri menuju langkah yang benar alih-alih terjebak dalam frustrasi. 

Baca juga: Erotomania, Delusi Diri Disukai dan Menjalin Asmara dengan Seseorang
 

4. Menjadi pendengar yang lebih baik 


Saat kita berbicara pada diri sendiri, kita berlatih mengartikulasikan ide tanpa langsung menghakimi orang lain. Hal ini pada gilirannya membuat kita lebih sabar dan pengertian ketika mendengarkan orang lain. 

Ini seperti berlatih mendengarkan secara aktif pada diri sendiri terlebih dulu, sehingga kamu bisa melakukannya lebih baik dengan orang lain. Mungkin berbicara kepada diri sendiri hanyalah kebiasaan biasa, namun sebenarnya bisa membentuk kamu menjadi komunikator yang lebih bijaksana dan penuh perhatian.

Sebenarnya, berbicara sendiri bukan berarti kamh terkena gangguan mental atau tidak rasional. Hal ini justru menunjukkan berbagai kemampuan kognitif dan emosional yang kuat. 

Kamu mungkin termasuk orang yang lebih fokus, lebih baik dalam mengelola emosi, dan lebih efektif dalam memecahkan masalah. Dengan bicara sendiri saat sedang berpikir keras, mungkin itu menggambarkan cara otakmu bekerja secara optimal.  


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH