FITNESS & HEALTH
Gejala Endometriosis yang Perlu Diwaspadai
Kumara Anggita
Senin 14 Juni 2021 / 19:08
Jakarta: Endometriosis adalah suatu gangguan pada jaringan yang biasanya melapisi rahim tumbuh di luar rahim dan sering disepelekan gejalanya oleh perempuan. Padahal, membiarkan penyakit ini berkembang bisa memengaruhi aktivitas sehari-hari.
Lembar fakta Bayer menunjukkan bahwa gejala tersering yang dikeluhkan oleh pasien endometriosis adalah nyeri dan/atau infertilitas.
Nyeri yang dimaksud meliputi dismenorea (nyeri haid), dispareunia (sakit / nyeri saat melakukan hubungan intim), dan diskezia (kesulitan buang air besar yang diiringi rasa sakit).
Diketahui 83 persen perempuan dengan endometriosis mengeluhkan salah satu atau lebih dari gejala–gejala tersebut, sedangkan sebanyak 29 persen perempuan tanpa endometriosis yang mengeluhkan gejala tersebut.
Gejala–gejala yang mengarahkan ke endometriosis adalah dismenorea, nyeri panggul kronik, dispareunia dalam, keluhan intestinal siklik, serta infertilitas.

(Endometriosis jarang terjadi pada wanita yang sudah menopause. Dan endometriosis merupakan kondisi yang terjadi dalam jangka panjang dan berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari.Foto: Ilustrasi/Freepik.com)
Dr. dr. Andon Hestiantoro, SpOG (K) M.P.H, Peneliti Utama Studi ENVISIOeN menjelaskan bahwa ada banyak opini awam tentang nyeri endometriosis antara lain:
1. Dianggap normal dialami perempuan
2. Akan menghilang dengan sendirinya bila menikah
3. Bisa sembuh dengan hanya mengonsumsi pain-killer/herbal
“Karena masih rendahnya pemahaman masyarakat tentang endometriosis, nyeri yang ditimbulkannya serta dampaknya terhadap kualitas hidup perempuan,” ungkapnya dalam virtual press conference oleh Smart-ivf dan Bayer.
Bila kamu merasa bahwa kamu mengalami gejala-gejala yang disebutkan sebelumnya, kamu perlu untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Kamu bisa mendapat terapi hormonal atau operasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Lembar fakta Bayer menunjukkan bahwa gejala tersering yang dikeluhkan oleh pasien endometriosis adalah nyeri dan/atau infertilitas.
Nyeri yang dimaksud meliputi dismenorea (nyeri haid), dispareunia (sakit / nyeri saat melakukan hubungan intim), dan diskezia (kesulitan buang air besar yang diiringi rasa sakit).
Diketahui 83 persen perempuan dengan endometriosis mengeluhkan salah satu atau lebih dari gejala–gejala tersebut, sedangkan sebanyak 29 persen perempuan tanpa endometriosis yang mengeluhkan gejala tersebut.
Gejala–gejala yang mengarahkan ke endometriosis adalah dismenorea, nyeri panggul kronik, dispareunia dalam, keluhan intestinal siklik, serta infertilitas.

(Endometriosis jarang terjadi pada wanita yang sudah menopause. Dan endometriosis merupakan kondisi yang terjadi dalam jangka panjang dan berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari.Foto: Ilustrasi/Freepik.com)
Dr. dr. Andon Hestiantoro, SpOG (K) M.P.H, Peneliti Utama Studi ENVISIOeN menjelaskan bahwa ada banyak opini awam tentang nyeri endometriosis antara lain:
1. Dianggap normal dialami perempuan
2. Akan menghilang dengan sendirinya bila menikah
3. Bisa sembuh dengan hanya mengonsumsi pain-killer/herbal
“Karena masih rendahnya pemahaman masyarakat tentang endometriosis, nyeri yang ditimbulkannya serta dampaknya terhadap kualitas hidup perempuan,” ungkapnya dalam virtual press conference oleh Smart-ivf dan Bayer.
Bila kamu merasa bahwa kamu mengalami gejala-gejala yang disebutkan sebelumnya, kamu perlu untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Kamu bisa mendapat terapi hormonal atau operasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)