FITNESS & HEALTH
Inilah Fakta Sebenarnya Tentang Diabetes Basah dan Diabetes Kering
Mia Vale
Minggu 24 Desember 2023 / 08:05
Jakarta: Dalam penyakit diabetes, banyak orang di Indonesia yang menggunakan istilah diabetes kering dan diabetes basah. Bahkan ada identik dari postur tubuh seseorang yang memiliki riwayat diabetes, seperti tubuh seseorang akan kurus bila mengidap diabetes kering.
Sedangkan untuk diabetes basah, tubuh orang tersebut biasanya gemuk. Faktanya, dalam dunia medis tidak ada kedua istilah tersebut.
Pada dasarnya, diabetes basah dan kering adalah dua istilah yang kerap digunakan untuk menjelaskan kondisi penyembuhan luka yang umum terjadi pada individu yang menderita diabetes.
Sebutan diabetes basah dan kering, dalam ilmu kedokteran merupakan sebuah kondisi kesehatan yang biasa disebut dengan istilah gangrene.
Seperti yang telah dikutip dari Healthline, gangrene merupakan suatu kondisi di mana bagian tubuh tertentu tidak mendapatkan sirkulasi darah yang cukup sehingga menyebabkan jaringan mati.
Gejala umum gangrene meliputi, kemerahan di area yang terkena, yang kemudian berubah menjadi coklat atau hitam dan rasa sakit yang berkembang menjadi mati rasa.
Merupakan jenis gangren yang dapat terjadi sebagai komplikasi dari kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya, termasuk diabetes tipe 1 dan tipe 2. Akibat rusaknya pembuluh darah di seluruh tubuh akibat hiperglikemia berkepanjangan, sirkulasi darah bisa saja terhenti.
Darah membawa oksigen dan nutrisi ke jaringan di sekitar tubuh dan tanpanya, jaringan tersebut pada akhirnya akan mati. Menurut laman resmi Diabetes.co.uk, hal ini biasanya terjadi pada jari kaki, kaki, dan jari tangan.
.jpg)
(Definisi basah yang dimaksud orang awam adalah luka pada penderita DM yang sulit sembuh. Sementara, diabetes kering ditujukan untuk luka penderita DM yang sulit sembuh sempurna. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Kondisi ini bisa terjadi akibat luka bakar parah, cedera, atau radang kering (frost bite). Gangrene basah adalah jaringan mati akibat infeksi bakteri. Bila diperhatikan, kondisi ini menimbulkan pembengkakan, melepuh, dan berair.
Umumnya, kondisi ini menyerang penderita diabetes yang tidak menyadari adanya luka, baik di jari maupun kaki. Gangrene ini menyebar dengan cepat dan mengancam jiwa sehingga harus ditangani segera.
Matinya jaringan yang disebabkan oleh infeksi bakteri bisa ditangani dengan antibiotik, baik antibiotik minum (oral) maupun suntik. Namun begitu, pengobatan bisa juga dilakukan dengan mengangkat jaringan (debridemen) yang terinfeksi sesegera mungkin.
Hal ini dapat mencegah gangrene menyebar ke bagian tubuh lain. Ini melibatkan pembedahan untuk mengangkat jaringan yang terkena. Dokter mungkin juga merekomendasikan cangkok kulit untuk memperbaiki kerusakan akibat gangren dan cacat apa pun yang tersisa setelah debridemen.
Cangkok kulit merupakan salah satu bentuk bedah rekonstruktif. Kulit yang sehat dikeluarkan dari area tubuh yang tidak mencolok dan digunakan untuk menggantikan kulit yang rusak.
Antibiotik diperlukan untuk melawan infeksi. Dalam kasus yang ekstrem, dokter akan merekomendasikan amputasi pada kaki, jari kaki, jari tangan, atau tempat infeksi lainnya.
Meskipun jaringan yang telanjur rusak akibat gangrene tidak dapat pulih sepenuhnya dan kembali seperti sediakala, pengobatan yang tepat dapat membantu untuk mengurangi risiko kondisi gangrene agar tidak menjadi lebih parah, juga untuk meminimalisir risiko komplikasi yang mungkin terjadi.
Segera temui dokter bila kamu menderita diabetes dan menemukan rasa nyeri tak tertahankan dan tidak juga hilang bersama dengan tanda-tanda, seperti:
Ingat, demi pemulihan yang optimal, sangat penting bagi penderita diabetes untuk memahami gejala gangrene dan segera mencari perawatan medis bila gejala tersebut muncul. Semakin cepat tindakan pengobatan diambil, maka semakin besar juga peluang pemulihan bagi penderita gangrene.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Sedangkan untuk diabetes basah, tubuh orang tersebut biasanya gemuk. Faktanya, dalam dunia medis tidak ada kedua istilah tersebut.
Pada dasarnya, diabetes basah dan kering adalah dua istilah yang kerap digunakan untuk menjelaskan kondisi penyembuhan luka yang umum terjadi pada individu yang menderita diabetes.
Sebutan diabetes basah dan kering, dalam ilmu kedokteran merupakan sebuah kondisi kesehatan yang biasa disebut dengan istilah gangrene.
Seperti yang telah dikutip dari Healthline, gangrene merupakan suatu kondisi di mana bagian tubuh tertentu tidak mendapatkan sirkulasi darah yang cukup sehingga menyebabkan jaringan mati.
Gejala umum gangrene meliputi, kemerahan di area yang terkena, yang kemudian berubah menjadi coklat atau hitam dan rasa sakit yang berkembang menjadi mati rasa.
Gangrene kering dan diabetes
Merupakan jenis gangren yang dapat terjadi sebagai komplikasi dari kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya, termasuk diabetes tipe 1 dan tipe 2. Akibat rusaknya pembuluh darah di seluruh tubuh akibat hiperglikemia berkepanjangan, sirkulasi darah bisa saja terhenti.
Darah membawa oksigen dan nutrisi ke jaringan di sekitar tubuh dan tanpanya, jaringan tersebut pada akhirnya akan mati. Menurut laman resmi Diabetes.co.uk, hal ini biasanya terjadi pada jari kaki, kaki, dan jari tangan.
.jpg)
(Definisi basah yang dimaksud orang awam adalah luka pada penderita DM yang sulit sembuh. Sementara, diabetes kering ditujukan untuk luka penderita DM yang sulit sembuh sempurna. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Gangrene basah dan diabetes
Kondisi ini bisa terjadi akibat luka bakar parah, cedera, atau radang kering (frost bite). Gangrene basah adalah jaringan mati akibat infeksi bakteri. Bila diperhatikan, kondisi ini menimbulkan pembengkakan, melepuh, dan berair.
Umumnya, kondisi ini menyerang penderita diabetes yang tidak menyadari adanya luka, baik di jari maupun kaki. Gangrene ini menyebar dengan cepat dan mengancam jiwa sehingga harus ditangani segera.
Pengobatan gangrene
Matinya jaringan yang disebabkan oleh infeksi bakteri bisa ditangani dengan antibiotik, baik antibiotik minum (oral) maupun suntik. Namun begitu, pengobatan bisa juga dilakukan dengan mengangkat jaringan (debridemen) yang terinfeksi sesegera mungkin.
Hal ini dapat mencegah gangrene menyebar ke bagian tubuh lain. Ini melibatkan pembedahan untuk mengangkat jaringan yang terkena. Dokter mungkin juga merekomendasikan cangkok kulit untuk memperbaiki kerusakan akibat gangren dan cacat apa pun yang tersisa setelah debridemen.
Cangkok kulit merupakan salah satu bentuk bedah rekonstruktif. Kulit yang sehat dikeluarkan dari area tubuh yang tidak mencolok dan digunakan untuk menggantikan kulit yang rusak.
Antibiotik diperlukan untuk melawan infeksi. Dalam kasus yang ekstrem, dokter akan merekomendasikan amputasi pada kaki, jari kaki, jari tangan, atau tempat infeksi lainnya.
Segera periksa ke dokter
Meskipun jaringan yang telanjur rusak akibat gangrene tidak dapat pulih sepenuhnya dan kembali seperti sediakala, pengobatan yang tepat dapat membantu untuk mengurangi risiko kondisi gangrene agar tidak menjadi lebih parah, juga untuk meminimalisir risiko komplikasi yang mungkin terjadi.
Segera temui dokter bila kamu menderita diabetes dan menemukan rasa nyeri tak tertahankan dan tidak juga hilang bersama dengan tanda-tanda, seperti:
- - Demam terus-menerus
- - Perubahan kulit, termasuk perubahan warna, panas, bengkak, lecet atau lesi, yang tidak kunjung hilang
- - Terdapat cairan berbau busuk yang bocor dari luka
- - Nyeri tiba-tiba di lokasi operasi atau trauma yang terjadi baru saja
- - Kulit yang pucat, keras, dingin dan mati rasa
Ingat, demi pemulihan yang optimal, sangat penting bagi penderita diabetes untuk memahami gejala gangrene dan segera mencari perawatan medis bila gejala tersebut muncul. Semakin cepat tindakan pengobatan diambil, maka semakin besar juga peluang pemulihan bagi penderita gangrene.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)