FITNESS & HEALTH

Menkes Berbincang dengan Pasien Aneurisma yang Sempat Dikira Meninggal

Yatin Suleha
Minggu 16 November 2025 / 07:05
Jakarta: Harapan baru datang bagi Sabina Ndeok (67), pasien aneurisma asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang sempat dikira meninggal oleh keluarganya karena tidak menunjukkan respons saat dirujuk. 

Aneurisma adalah tonjolan atau pelebaran abnormal pada dinding pembuluh darah yang disebabkan oleh kelemahan pada dinding tersebut. Kondisi ini bisa terjadi di mana saja, namun sering terjadi di arteri, dan dapat berbahaya jika pecah, menyebabkan pendarahan internal yang mengancam jiwa. 

Setelah menjalani operasi coiling (prosedur medis minimal invasif untuk menangani aneurisma) di RSUP Ben Mboi Kupang pada 14 November 2025, Sabina kini telah sadar dan mampu berkomunikasi dengan baik.
 
Sabina merupakan satu dari tiga pasien yang ditangani dalam rangkaian operasi bedah saraf kompleks—meliputi clipping, coiling, dan bypass pembuluh darah otak—oleh tim gabungan dari RS PON, RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah, dan RSUP Ben Mboi. Seluruh tindakan operasi berjalan lancar dan ketiga pasien dilaporkan dalam kondisi stabil.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, yang berbincang dengan para pasien melalui Zoom, menanyakan kondisi Sabina pascaoperasi.

“Mama sakit apa?” tanya Menkes.

“Sakit kepala, Pak,” jawab Sabina dengan jelas.

Keluarga Sabina sebelumnya menyangka ia telah meninggal karena tak merespons dalam perjalanan rujukan. 

Namun pascaoperasi, Sabina mampu membuka mata, menjawab pertanyaan, dan menunjukkan respons yang baik—sebuah perkembangan yang disambut positif oleh Menkes Budi.

Dalam kesempatan itu, Menkes juga memberikan edukasi mengenai pola makan sehat untuk mencegah komplikasi lanjutan.

“Jangan makan yang manis, yang berlemak, atau yang asin. Makan yang direbus-rebus ya,” pesan Menkes Budi.


(Menkes Budi meminta rumah sakit menjaga ketersediaan tenaga ahli dan memastikan fasilitas penunjang terus ditingkatkan agar kasus seperti yang dialami Sabina dapat ditangani lebih cepat dan lebih banyak di masa depan.Foto: Ilustrasi/Pexels.com)

“Iya, Pak,” balas Sabina sambil tersenyum.

Ia menambahkan anjuran agar Sabina tetap aktif bergerak setelah pulih, seperti berjalan kaki atau naik turun tangga secara perlahan.

Keberhasilan tindakan ini menjadi pencapaian penting dalam pembangunan layanan bedah saraf di wilayah NTT. 

RSUP Ben Mboi kini mampu menangani kasus aneurisma dan gangguan pembuluh darah otak tanpa harus merujuk pasien ke Jawa atau Bali, sehingga waktu penanganan dapat dipangkas secara signifikan.
 
Menkes Budi menegaskan pencapaian ini harus diikuti dengan kesinambungan layanan. 

Ia meminta rumah sakit menjaga ketersediaan tenaga ahli dan memastikan fasilitas penunjang terus ditingkatkan agar kasus seperti yang dialami Sabina dapat ditangani lebih cepat dan lebih banyak di masa depan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)

MOST SEARCH