FITNESS & HEALTH
Perkembangan dalam Pengobatan Kolorektal Selain Kemoterapi
Raka Lestari
Rabu 27 Januari 2021 / 16:06
Jakarta: Insiden kanker kolorektal (KKR) di Indonesia berdasarkan data Globocan 2012 sebesar 12,8 per 100.000 penduduk usia dewasa, dengan mortalitas 9,5% dari seluruh kasus kanker. Saat ini, kanker kolorektal di Indonesia menempati urutan ketiga.
Data WHO memperkirakan ada 1.849.518 kasus baru KKR dan 880.792 kematian terkait KKR pada tahun 2018.
“Pengobatan kanker saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat seiring dengan perkembangan dalam teknologi kedokteran baik dalam bidang diagnosis maupun pengobatan," ujar Dr. dr. Ikhwan Rinaldi, Sp.PD-KHOM, M.Epid, FINASIM, FACP, Konsultan Hematologi Onkologi Medik FKUI-RSCM pada Virtual Media Briefing, Selasa, 26 Januari 2021.
Dr. Ikhwan menyebutkan, dengan adanya perkembangan tekonologi tersebut, terjadi perubahan besar-besaran dalam diagnosis dan pengobatan kanker pada umumnya dan pengobatan kanker kolorektal pada khususnya. Pengobatan kanker kolorektal dapat dibagi menjadi 3 klasifikasi pengobatan yaitu pengobatan pada kondisi lokal (awal),lokal lanjut (menengah) dan metastasis (lanjut).
"Kondisi lokal dan lokal lanjut ini didekati melalui tindakan operasi dilanjutkan dengan kemoterapi tambahan atau pada kanker rectum juga seringkali ditambahkan juga radioterapi atau penyinaran. Sedangkan pada kondisi metastasisi, didekati melalui tindakan kemoterapi sebagai pengobatan utama," ujar Dr. Ikhwan.
Menurut Dr. Ikhwan, operasi hanya dilakukan pada kondisi penyebaran kanker di satu lokasi dan tidak banyak dan berukuran kecil serta bisa dioperasi atau hanya untuk membuat kantong penampung feses di sekitar perut dengan mengeluarkan kolon atau usus besar ke perut untuk mendiversi atau mengalihkan aliran kotoran ke kantong (kolostomi).
“Dalam dekade terakhir ini, kemoterapi bukan satu-satunya obat yang diberikan untuk pasien kanker kolorektal stadium lanjut. Muncul obat-obatan lain yang dikelompokkan dalam terapi target sebagai tambahan pada kemoterapi yang diberikan untuk menambah efektifitas pengobatan yang pada akhirnya diharapkan memperpanjang ketahanan hidup pasien kolorektal yang sudah bermetastasis jauh," jelas Dr. Ikhwan.
"Pasien kanker kolorektal yang sudah bermetastasis jauh semestinya mendapatkan pengobatan dalam rangka paliatif dan memperpanjang ketahanan hidup yang berkualitas. Oleh karena itu, dunia kedokteran berusaha semaksimal mungkin untuk menemukan berbagai obat yang dapat mencapai tujuan tersebut,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Data WHO memperkirakan ada 1.849.518 kasus baru KKR dan 880.792 kematian terkait KKR pada tahun 2018.
“Pengobatan kanker saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat seiring dengan perkembangan dalam teknologi kedokteran baik dalam bidang diagnosis maupun pengobatan," ujar Dr. dr. Ikhwan Rinaldi, Sp.PD-KHOM, M.Epid, FINASIM, FACP, Konsultan Hematologi Onkologi Medik FKUI-RSCM pada Virtual Media Briefing, Selasa, 26 Januari 2021.
Dr. Ikhwan menyebutkan, dengan adanya perkembangan tekonologi tersebut, terjadi perubahan besar-besaran dalam diagnosis dan pengobatan kanker pada umumnya dan pengobatan kanker kolorektal pada khususnya. Pengobatan kanker kolorektal dapat dibagi menjadi 3 klasifikasi pengobatan yaitu pengobatan pada kondisi lokal (awal),lokal lanjut (menengah) dan metastasis (lanjut).
"Kondisi lokal dan lokal lanjut ini didekati melalui tindakan operasi dilanjutkan dengan kemoterapi tambahan atau pada kanker rectum juga seringkali ditambahkan juga radioterapi atau penyinaran. Sedangkan pada kondisi metastasisi, didekati melalui tindakan kemoterapi sebagai pengobatan utama," ujar Dr. Ikhwan.
Menurut Dr. Ikhwan, operasi hanya dilakukan pada kondisi penyebaran kanker di satu lokasi dan tidak banyak dan berukuran kecil serta bisa dioperasi atau hanya untuk membuat kantong penampung feses di sekitar perut dengan mengeluarkan kolon atau usus besar ke perut untuk mendiversi atau mengalihkan aliran kotoran ke kantong (kolostomi).
“Dalam dekade terakhir ini, kemoterapi bukan satu-satunya obat yang diberikan untuk pasien kanker kolorektal stadium lanjut. Muncul obat-obatan lain yang dikelompokkan dalam terapi target sebagai tambahan pada kemoterapi yang diberikan untuk menambah efektifitas pengobatan yang pada akhirnya diharapkan memperpanjang ketahanan hidup pasien kolorektal yang sudah bermetastasis jauh," jelas Dr. Ikhwan.
"Pasien kanker kolorektal yang sudah bermetastasis jauh semestinya mendapatkan pengobatan dalam rangka paliatif dan memperpanjang ketahanan hidup yang berkualitas. Oleh karena itu, dunia kedokteran berusaha semaksimal mungkin untuk menemukan berbagai obat yang dapat mencapai tujuan tersebut,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)