FITNESS & HEALTH
Mengenal Donor Plasma Darah: Manfaat, Efek Samping, dan Syaratnya
Fatha Annisa
Minggu 21 April 2024 / 17:15
Jakarta: Masyarakat Tiongkok belum lama ini digegerkan dengan remaja yang meninggal karena berulang kali melakukan donor plasma darah dalam interval waktu yang singkat. Lantas, apakah donor plasma darah memiliki efek samping?
Sebelum mengulik lebih jauh tentang efek samping donor plasma darah, perlu diketahui bahwa plasma adalah bagian cair dan bening dari darah setelah sel darah merah, sel darah putih, platelet, dna komponen sekunder lainnya telah disingkirkan.
Plasma darah menguasai 35 persen komponen dalam darah. Ini mengandung air, garam, enzim, antibodi, dan protein lain. Fungsinya sebagai pembawa protein, hormon, nutrisi, dan zat penting lain ke sel-sel yang ada dalam tubuh.
Donor plasma darah sejatinya menyimpan banyak manfaat jika dilakukan dengan tepat dalam jangka waktu yang juga telah dianjurkan oleh petugas medis. Donor ini bahkan diperlukan untuk berbagai terapi dalam membantu pemulihan penyakit langka, mengobati kanker, hemofilia, dan operasi transpalasi.
Selain itu, donor plasma darah juga bermanfaat untuk mengatasi gangguan pembekuan darah; mengganti hiperimunoglobulin seperti pada pasien rabies, tetanus, pasien cuci darah, atau penerima organ donor; serta terapi wanita hamil yang memiliki inkompatibilitas rhesus.
Pasien dengan gangguan albumin yang mengalami luka bakar, trauma, atau baru melakukan operasi juga dapat menggunakan donor plasma darah. Manfaat donor plasma darah juga dapat dirasakan oleh pasien dengan penyakit emfisema genetik.
Dehidrasi terjadi karena plasma mengandung banyak cairan. Namun, dehidrasi yang dialami pendonor biasanya cenderung ringan. Plasma juga kaya akan berbagai nutrisi dan garam. Maka saat kehilangan zat tersebut melalui donor, elektrolit dalam tubuh menjadi tidak seimbang sehingga kepala terasa berputar.
Setelah melakukan donor plasma darah, area tempat jarum disuntikkan dapat terjadi memar dan terasa sensasi seperti ditusuk-tusuk. Hal ini umum dirasakan. Tetapi jika jarum yang digunakan tidak steril, bakteri dapat masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan infeksi.
Orang dalam kelompok berisiko tinggi tidak diperbolehkan menyumbang darah atau plasma. Adapun orang-orang tersebut ialah penderita HIV, memiliki kondisi pembukuan darah bawaan, dan memiliki infeksi parasit seperti Babesiosi.
Sementara itu, donor plasma yang ideal adalah AB postif dan AB negatif. Juga perlu dicatat bahwa pendonor hanya dapat menyumbangkan plasma setiap 28 hari atau tidak lebih dari 13 kali dalam setahun.
Demikian informasi mengenai donor plasma darah. Apakah Sobat Medcom tertarik untuk menjadi pendonor plasma darah?
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(SUR)
Sebelum mengulik lebih jauh tentang efek samping donor plasma darah, perlu diketahui bahwa plasma adalah bagian cair dan bening dari darah setelah sel darah merah, sel darah putih, platelet, dna komponen sekunder lainnya telah disingkirkan.
Plasma darah menguasai 35 persen komponen dalam darah. Ini mengandung air, garam, enzim, antibodi, dan protein lain. Fungsinya sebagai pembawa protein, hormon, nutrisi, dan zat penting lain ke sel-sel yang ada dalam tubuh.
Baca juga: Viral, Remaja Ini Meninggal setelah Donor Plasma Darah 16 Kali dalam 8 Bulan |
Donor Plasma Darah dan Manfaatnya
Mengutip laman Klikdokter, donor plasma melibatkan darah diambil dari dalam tubuh, lalu diproses melalui mesin yang memisahkan plasma dengan darah. Setelahnya, komponen darah lainnya dikembalikan ke dalam tubuh dan dicampurkan dengan cairan saline untuk menggantikan plasma yang diambil.Donor plasma darah sejatinya menyimpan banyak manfaat jika dilakukan dengan tepat dalam jangka waktu yang juga telah dianjurkan oleh petugas medis. Donor ini bahkan diperlukan untuk berbagai terapi dalam membantu pemulihan penyakit langka, mengobati kanker, hemofilia, dan operasi transpalasi.
Selain itu, donor plasma darah juga bermanfaat untuk mengatasi gangguan pembekuan darah; mengganti hiperimunoglobulin seperti pada pasien rabies, tetanus, pasien cuci darah, atau penerima organ donor; serta terapi wanita hamil yang memiliki inkompatibilitas rhesus.
Pasien dengan gangguan albumin yang mengalami luka bakar, trauma, atau baru melakukan operasi juga dapat menggunakan donor plasma darah. Manfaat donor plasma darah juga dapat dirasakan oleh pasien dengan penyakit emfisema genetik.
Baca juga: Stok Darah di Jakarta Masih Aman Meski Kebutuhan Capai 1.200 Kantong per Hari |
Efek Samping Donor Plasma Darah
Donor plasma darah yang dilakukan dengan aman juga kerap menimbulkan efek samping, seperti dehidrasi, timbul rasa lelah, kepala terasa ringan, memar dan tidak nyaman, hingga infeksi.Dehidrasi terjadi karena plasma mengandung banyak cairan. Namun, dehidrasi yang dialami pendonor biasanya cenderung ringan. Plasma juga kaya akan berbagai nutrisi dan garam. Maka saat kehilangan zat tersebut melalui donor, elektrolit dalam tubuh menjadi tidak seimbang sehingga kepala terasa berputar.
Setelah melakukan donor plasma darah, area tempat jarum disuntikkan dapat terjadi memar dan terasa sensasi seperti ditusuk-tusuk. Hal ini umum dirasakan. Tetapi jika jarum yang digunakan tidak steril, bakteri dapat masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan infeksi.
Baca juga: Ternyata Donor Darah Memiliki Banyak Manfaat yang Mungkin Kamu Belum Ketahui |
Syarat Donor Plasma Darah
Melansir dari Media Indonesia, pendonor plasma darah di Indonesia harus memenuhi sejumlah syarat. Misalnya berusia 18-70 tahun, berat badan minimal 55 kilogram (kg), serta fisik dan kondisi dalam keadaan sehat.Orang dalam kelompok berisiko tinggi tidak diperbolehkan menyumbang darah atau plasma. Adapun orang-orang tersebut ialah penderita HIV, memiliki kondisi pembukuan darah bawaan, dan memiliki infeksi parasit seperti Babesiosi.
Sementara itu, donor plasma yang ideal adalah AB postif dan AB negatif. Juga perlu dicatat bahwa pendonor hanya dapat menyumbangkan plasma setiap 28 hari atau tidak lebih dari 13 kali dalam setahun.
Demikian informasi mengenai donor plasma darah. Apakah Sobat Medcom tertarik untuk menjadi pendonor plasma darah?
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)