Ilustrasi donor plasma darah. Foto: Pexels
Ilustrasi donor plasma darah. Foto: Pexels

Viral, Remaja Ini Meninggal setelah Donor Plasma Darah 16 Kali dalam 8 Bulan

Fatha Annisa • 21 April 2024 15:29
Jakarta: Remaja asal kota Xinzhou, China meninggal dunia setelah mendonorkan plasma darahnya sebanyak 16 kali dalam kurun waktu 8 bulan. Hal ini viral dan menghebohkan jagat maya Tiongkok. 
 
Pemuda yang disebutkan bernama Zhao Wei itu meninggal secara tiba-tiba di rumahnya pada 15 Januari lalu. Sehari setelah kematian Zhao Wei, sang ayah menemukan tanda terima sumbangan plasma yang dilakukan anaknya mulai bulan Mei hingga Desember 2023. 
 
Tanda terima itu menguak fakta bahwa Zhao Wei telah mendonorkan plasma darah sebanyak 16 kali dalam delapan bulan. Sungguh mengejutkan, interval terpendek antar donasi hanya 12 hari. Bahkan ia juga pernah berdonasi sebanyak tiga kali dalam satu bulan. 
 
Pada tanggal 5 Januari, laporan medis menyebutkan Zhao Wei menderita anemia berat, kelainan darah, dan palpitasi. Lalu pada hari kematiannya, ia memberitahu seorang teman bahwa ia merasa terlalu lemas untuk melakukan aktivitas apapun. 
 
“Itu karena tubuhmu sudah mencapai batasnya. Berhenti mendonor darah. Anda perlu makan dengan baik dan pulih sepenuhnya terlebih dahulu sebelum mempertimbangkan hal lain,” demikian balasan teman Zhao Wei, dikutip dari South China Morning Post, Minggu, 21 April 2024. 
 
Baca juga: Miris! Perempuan Ini Tega Bawa Mayat Paman ke Bank Demi Pinjam Uang Puluhan Juta
 

Ayah Korban Tuntut Tanggung Jawab Perusahaan Donor

Donor darah adalah tindakan sukarela yang hanya boleh dilakukan setiap enam bulan sekali. Namun, pemberian plasma dapat dijalankan sebagai aktivitas komersial oleh stasiun darah yang dioperasikan perusahaan swasta. 
 
Peraturan yang dikeluarkan Komisi Kesehatan Nasional pada tahun 2021 mengatur bahwa jarak waktu antara donor plasma tidak boleh kurang dari 14 hari, dan total donasi tidak boleh melebihi 24 hari dalam setahun.
 
Berdasarkan pedoman ini, donasi yang dilakukan Zhao Wei jelas-jelas merupakan bentuk pelanggaran. Sedangkan menurut data percakapan, Zhao Wei dibayar 260 sampai 300 yuan (Rp600 ribu hingga Rp700 ribu) untuk sekali donasi. 
 
Terungkap pula bahwa Zhao Wei pernah bertanya apakah dia harus berdonasi pada tanggal 30 Oktober atau menunggu hingga tanggal 1 November. Ia memastikan apakah donasi ketiga dalam waktu satu bulan diperbolehkan. Oerantara dengan cepat menjawab, “30.”
 
 
Baca juga: Respons Kemenparekraf Soal Wisatawan Indonesia Rusak Pohon Sakura di Jepang

 
Atas kejadian ini, ayah Zhao Wei menuntut pertanggungjawaban perusahaan pengumpul plasma tempat anaknya berdonasi. Ia mengklaim perusahaan tersebut merayu anak-anak untuk ‘menjual’ darahnya. 
 
“Mereka merayu anak-anak muda ini agar sering ‘menjual darah’, sehingga anak saya sering melakukan donor darah dalam jangka panjang. Hal ini mengakibatkan disfungsi regenerasi darahnya dan akhirnya kematiannya. Mereka harus bertanggung jawab,” ujar ayah Zhao Wei  kepada media lokal. 
 
“Putraku telah tiada, dan tidak ada yang dapat menghidupkannya kembali. Sebagai seorang ayah, yang saya cari hanyalah keadilan bagi anak saya,” lanjutnya. 
 
Kematian Zhao Wei memicu kemarahan netizen. Komisi Kesehatan Distrik Xinfu mengatakan insiden tersebut sedang diselidiki.
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SUR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan