FITNESS & HEALTH
Ingin Suntik Skleroterapi? Perhatikan Beberapa Hal Ini
Medcom
Senin 15 Mei 2023 / 10:00
Jakarta: Skleroterapi merupakan tindakan medis yang digunakan untuk mengatasi varises. Tindakan ini dilakukan dengan cara menyuntikkan obat khusus yang disebut sklerosan ke dalam pembuluh darah vena yang terkena varises agar menyusut atau mengempis
Menurut dr. Pittara via Alodokter, varises merupakan kondisi di mana pembuluh darah vena membesar dan melengkung, terutama pada kaki dan kaki bagian bawah, seperti betis, dan tungkai kaki.
Melansir epidemiologi varises dr. Junita br Tarigan via Alomedika, kebanyakan varises terjadi pada wanita. Meski data kasus varises di Indonesia sendiri belum diketahui, namun varises ini rata-rata menyerang pasien dewasa khususnya wanita di Indonesia.
Akan disarankan dokter untuk skleroterapi jika mengalami gejala-gejala yang menunjukkan kemungkinan adanya varises atau pembengkakan vena pada kaki. Beberapa gejala yang biasanya dialami pada varises meliputi:
.jpg)
(Meskipun skleroterapi dianggap sebagai prosedur yang relatif aman, ada beberapa efek samping dan komplikasi yang mungkin terjadi. Salah satunya yaitu biasanya pasien mungkin merasakan sensasi terbakar atau kesemutan. Foto: Ilustrasi/Dok. Freepik.com)
Selain itu, sebelum kamu melakukan skleroterapi ada baiknya melakukan konsultasi pada dokter. Hal ini berguna agar dokter mengetahui riwayat penyakit pasien dan riwayat obat yang dikonsumsi. Pemeriksaan USG pada kaki juga dilakukan untuk memastikan area pembuluh darah yang akan diskleroterapi.
Pasien juga tidak disarankan untuk tidak memberikan pelembap dan tidak mencukur bulu kaki. Hal ini berfungsi agar kaki tidak iritasi saat melakukan tindakan skleroterapi.
Sebelum melakukan tindakan skleroterapi, dokter akan menyuntikkan cairan sklerosan terlebih dahulu ke bagian kulit pasien. Hal ini berguna untuk mendeteksi apakah kulit pasien alergi dengan cairan sklerosan atau tidak. Nah, berikut langkah selanjutnya jika kulit pasien aman dari alergi sklerosan.
Meskipun skleroterapi dianggap sebagai prosedur yang relatif aman, ada beberapa efek samping dan komplikasi yang mungkin terjadi. Ketika dokter menyuntikkan sklerosan ke pembuluh darah.
Biasanya pasien mungkin merasakan sensasi terbakar atau kesemutan. Beberapa pasien juga melaporkan adanya bercak-bercak coklat pada kulit yang diobati, yang biasanya hilang dalam beberapa bulan.
Namun jika kamu mengalami komplikasi yang lebih serius, seperti peradangan, kulit melepuh, dan demam, sangat disarankan untuk segera ke dokter.
Fauzi Pratama Ramadhan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Menurut dr. Pittara via Alodokter, varises merupakan kondisi di mana pembuluh darah vena membesar dan melengkung, terutama pada kaki dan kaki bagian bawah, seperti betis, dan tungkai kaki.
Melansir epidemiologi varises dr. Junita br Tarigan via Alomedika, kebanyakan varises terjadi pada wanita. Meski data kasus varises di Indonesia sendiri belum diketahui, namun varises ini rata-rata menyerang pasien dewasa khususnya wanita di Indonesia.
Lalu kapan harus diskleroterapi?
Akan disarankan dokter untuk skleroterapi jika mengalami gejala-gejala yang menunjukkan kemungkinan adanya varises atau pembengkakan vena pada kaki. Beberapa gejala yang biasanya dialami pada varises meliputi:
- - Rasa berat dan tidak nyaman pada kaki
- - Tungkai terasa panas dan berdenyut
- - Pergelangan kaki dan kaki kamu bengkak
- - Setiap malam kerap kram otot
- - Saat kamu duduk dan berdiri dalam waktu lama, akan terasa nyeri hebat
- - Kulit di area varises terasa gatal, kering, atau bahkan muncul luka
.jpg)
(Meskipun skleroterapi dianggap sebagai prosedur yang relatif aman, ada beberapa efek samping dan komplikasi yang mungkin terjadi. Salah satunya yaitu biasanya pasien mungkin merasakan sensasi terbakar atau kesemutan. Foto: Ilustrasi/Dok. Freepik.com)
Kondisi yang harus dihindari saat ingin skleroterapi
- - Pasien dengan penggumpalan darah di vena
- - Pasien mengalami penyumbatan di pembuluh darah pada paru-paru
- - Penggumpalan darah yang tidak normal
- - Pasien yang sedang hamil dan menyusui
Selain itu, sebelum kamu melakukan skleroterapi ada baiknya melakukan konsultasi pada dokter. Hal ini berguna agar dokter mengetahui riwayat penyakit pasien dan riwayat obat yang dikonsumsi. Pemeriksaan USG pada kaki juga dilakukan untuk memastikan area pembuluh darah yang akan diskleroterapi.
Pasien juga tidak disarankan untuk tidak memberikan pelembap dan tidak mencukur bulu kaki. Hal ini berfungsi agar kaki tidak iritasi saat melakukan tindakan skleroterapi.
Langkah-langkah tindakan skleroterapi
Sebelum melakukan tindakan skleroterapi, dokter akan menyuntikkan cairan sklerosan terlebih dahulu ke bagian kulit pasien. Hal ini berguna untuk mendeteksi apakah kulit pasien alergi dengan cairan sklerosan atau tidak. Nah, berikut langkah selanjutnya jika kulit pasien aman dari alergi sklerosan.
- - Dokter akan mencari tahu lokasi varises dengan mengidentifikasi vena yang bermasalah melalui USG kaki
- - Dokter akan membersihkan area kulit yang akan disuntik dengan alkohol yang dibalut kapas
- - Dokter melakukan suntik injeksi sklerosan ke varises dengan jarum kecil
- - Dokter melepaskan jarum dan memijat area suntikan agar sklerosan menyebar secara merata
- - Dokter akan menutupi tempat suntikan dengan plester
Hal yang harus dihindari pasca suntik skleroterapi
- 1. Hindari penggunaan obat-obatan tertentu selama dua hari setelah skleroterapi
- 2. Jangan mandi air panas atau sauna selama sekitar dua hari setelah skleroterapi
- 3. Bersihkan area kulit yang disuntik dengan sabun lembut dan air bersih
- 4. Jangan mengompres area kulit yang disuntik dengan kompres hangat
- 5. Hindari sinar matahari langsung di tempat suntikan selama sekitar dua minggu.
- 6. Efek samping usai suntik skleroterapi
Meskipun skleroterapi dianggap sebagai prosedur yang relatif aman, ada beberapa efek samping dan komplikasi yang mungkin terjadi. Ketika dokter menyuntikkan sklerosan ke pembuluh darah.
Biasanya pasien mungkin merasakan sensasi terbakar atau kesemutan. Beberapa pasien juga melaporkan adanya bercak-bercak coklat pada kulit yang diobati, yang biasanya hilang dalam beberapa bulan.
Namun jika kamu mengalami komplikasi yang lebih serius, seperti peradangan, kulit melepuh, dan demam, sangat disarankan untuk segera ke dokter.
Fauzi Pratama Ramadhan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)