FITNESS & HEALTH
Fakta tentang Multiple Sclerosis, Penyakit yang Dijuluki Seribu Wajah
A. Firdaus
Selasa 28 Mei 2024 / 20:20
Jakarta: Multiple Sclerosis (MS) merupakan penyakit autoimun dengan gejala yang seringkali menyerupai kondisi medis lain. Artinya penyakit ini masih kurang dipahami, baik oleh masyarakat umum maupun tenaga kesehatan di Indonesia.
Data Atlas of Multiple Sclerosis menunjukkan di Asia Tenggara terdapat 9 dari 100.000 orang terdiagnosa MS. Sementara di Indonesia tercatat 160 orang yang terdiagnosa Multiple Sclerosis.
Hal ini mengindikasikan adanya potensi kasus Multiple Sclerosis yang belum terdiagnosis di Indonesia. Oleh karenanya, peningkatan kesadaran dan pemahaman tentang MS menjadi krusial untuk meminimalisir risiko diagnosis yang terlewatkan dan keterlambatan penanganan, yang dapat berdampak signifikan pada kualitas hidup individu dengan MS.
Maka terjadi kerusakan pada myelin atau selubung pelindung saraf, oleh sistem kekebalan tubuh dan inflamasi peradangan. Kerusakan pada myelin menyebabkan hubungan antara otak dan bagian tubuh lainnya terganggu, dan munculah gejalanya.
"Multiple Sclerosis bersifat kronik, artinya berlangsung cukup lama. Penyandang penyakit ini bisa berpuluh-puluh tahun berteman atau hidup dengan Multiple Sclerosis," ujar Dr. dr. Rocksy Fransisca V Situmeang, Sp.N, Neurologist Siloam Hospitals Lippo Village, saat media gathering World MS Day yang diinisiasi oleh PT Merck Tbk (Merck) dan Siloam Hospitals Lippo Village (Siloam Hospitals).
Penyakit ini dijuluki penyakit seribu wajah karena mempunyai gejala yang bermacam-macam. Namun jika bicara gejala umum, pengidap multiple sclerosis paling sering ditemukan mengalami gangguan penglihatan, gangguan koordinasi tubuh, mati rasa pada bagian tubuh tertentu, dan lain sebagainya.
Baca juga: Kehamilan Turunkan Risiko Multiple Sclerosis yang Kambuh
Gejala lainnya dari multiple sclerosis di antaranya:
- Kelelahan.
- Kesulitan berjalan, baik satu atau kedua kaki.
- Gangguan kandung kemih.
- Gangguan penglihatan atau pandangan kabur.
- Kram pada otot.
- Kebas/kesemutan pada bagian tubuh tertentu.
- Gangguan keseimbangan
- Kesulitan menelan.
- Gangguan fungsi kognitif dan mood.
"Ada juga yang mengalami gejala seperti stroke, sebab sama-sama menyerang bagian yang ada di otak, jadi gejalanya mirip stroke. Tiba-tiba vertigo, pusing berputar, dan enggak bisa ngomong. pokoknya gejalanya macam-macam, seribu wajah," terang Dr. Rocksy.
Penyakit ini umumnya menyerang usia muda yang produktif. Untuk rentang usia 20 tahun sampai 50 tahun, rata-rata di usia 32 tahun. Untuk pasien paling muda ditemukan di usia 13 tahun dan paling tua di usia 60 tahun.
Multiple Sclerosis paling banyak menyerang perempuan yaitu sekitar 80 persen. Jika diukur perbandingannya dengan pria, sekitar 16 banding 1 di Siloam Hospital Lippo Village. Sementara di luar negeri biasanya menyerang wilayah utara dan selatan dengan perbandingan 3:1.
Menurut Dr. Rocksy, kaum hawa lebih rentan terkena penyakit ini karena banyak di dalam ruangan dan jarang terkena paparan sinar matahari.
Baca juga: Jika tak Deteksi Dini, Hipertensi akan Merusak Organ Lain
Pada awal 90-an memang di Indonesia tidak mengenal penyakit ini, karena negara tropis yang kaya akan sinar matahari. Belakangan muncul penyakit ini di Indonesia, meski tak sebanyak pasien yang ada di negara-negara Utara dan Selatan.
Seperti halnya gejala, Multiple Sclerosis punya beberapa penyebab. Di antaranya:
- Limfosit B&T dan sitokin yang berperan dalam fungsi kekebalan tubuh secara normal dan patofisiologi MS.
- Sistem imun tubuh yang menyerang myelin berdampak pada terganggunya arus informasi pada sistem saraf pusat.
- Kombinasi faktor genetik dan lingkungan dapat meningkatkan risiko multiple sclerosis.
"Multiple Sclerosis seringkali sulit didiagnosis karena gejalanya mirip dengan kondisi medis lain seperti stroke dan gangguan penglihatan pada mata, dan dapat berbeda-beda antara satu individu dengan individu lainnya. Oleh karenanya diagnosis MS bisa jadi cukup menantang karena tidak dapat ditegakkan hanya dengan satu tes khusus," ujar Dr. Rocksy.
Jenis multiple sclerosis yang dapat menimbulkan gejala secara tiba-tiba dan menghilang dengan sendirinya. Kondisi ini bersifat kambuhan atau dapat terjadi berulang kali.
Tipe multiple sclerosis yang terjadi setelah penderitanya mengalami relapsing-remitting selama beberapa tahun. Kondisi ini biasanya menimbulkan gejala yang bertahan lebih lama dengan perburukan fungsi neurologis.
Jenis multiple sclerosis ini dapat menimbulkan gejala yang akan memburuk seiring dengan berjalannya waktu dengan tingkat keparahan dan masa kambuh yang beragam.
Gejala dari tipe multiple sclerosis ini dapat muncul secara perlahan. Namun, seiring berjalannya waktu, gejala tersebut dapat memburuk dengan cepat.
Di antara empat jenis Multiple Sclerosis, yang paling sering ditemukan adalah Relapsing-Remitting MS (RRMS). Jenis ini memiliki gejala-gejala tertentu yang muncul pada seorang individu, kemudian hilang, dan setelah itu muncul kembali. Di Indonesia, paling sering ditemukan Multipler Sclerosis jenis ini, yaitu sekira 98%.
"Kemunculan, hilang dan kemunculan kembali suatu gejala bisa menjadi sebuah gejala MS yang cukup khas dan patut diwaspadai," ungkap Dr. Rocksy.
Untuk itu penting segera berkonsultasi dengan dokter spesialis saraf jika mengalami tanda tersebut. Dengan diagnosis dan penanganan yang tepat, individu yang mengalami MS dapat menjalani hidup yang produktif dan berkualitas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Data Atlas of Multiple Sclerosis menunjukkan di Asia Tenggara terdapat 9 dari 100.000 orang terdiagnosa MS. Sementara di Indonesia tercatat 160 orang yang terdiagnosa Multiple Sclerosis.
Hal ini mengindikasikan adanya potensi kasus Multiple Sclerosis yang belum terdiagnosis di Indonesia. Oleh karenanya, peningkatan kesadaran dan pemahaman tentang MS menjadi krusial untuk meminimalisir risiko diagnosis yang terlewatkan dan keterlambatan penanganan, yang dapat berdampak signifikan pada kualitas hidup individu dengan MS.
Mengenal Multiple Sclerosis
Multiple Sclerosis adalah gangguan saraf yang dapat memengaruhi fungsi otak, mata, dan sumsum tulang belakang. Multiple Sclerosis menyerang sistem saraf pusat di otak dan sarat tulang belakang.Maka terjadi kerusakan pada myelin atau selubung pelindung saraf, oleh sistem kekebalan tubuh dan inflamasi peradangan. Kerusakan pada myelin menyebabkan hubungan antara otak dan bagian tubuh lainnya terganggu, dan munculah gejalanya.
"Multiple Sclerosis bersifat kronik, artinya berlangsung cukup lama. Penyandang penyakit ini bisa berpuluh-puluh tahun berteman atau hidup dengan Multiple Sclerosis," ujar Dr. dr. Rocksy Fransisca V Situmeang, Sp.N, Neurologist Siloam Hospitals Lippo Village, saat media gathering World MS Day yang diinisiasi oleh PT Merck Tbk (Merck) dan Siloam Hospitals Lippo Village (Siloam Hospitals).
Penyakit ini dijuluki penyakit seribu wajah karena mempunyai gejala yang bermacam-macam. Namun jika bicara gejala umum, pengidap multiple sclerosis paling sering ditemukan mengalami gangguan penglihatan, gangguan koordinasi tubuh, mati rasa pada bagian tubuh tertentu, dan lain sebagainya.
Baca juga: Kehamilan Turunkan Risiko Multiple Sclerosis yang Kambuh
Gejala lainnya dari multiple sclerosis di antaranya:
- Kelelahan.
- Kesulitan berjalan, baik satu atau kedua kaki.
- Gangguan kandung kemih.
- Gangguan penglihatan atau pandangan kabur.
- Kram pada otot.
- Kebas/kesemutan pada bagian tubuh tertentu.
- Gangguan keseimbangan
- Kesulitan menelan.
- Gangguan fungsi kognitif dan mood.
"Ada juga yang mengalami gejala seperti stroke, sebab sama-sama menyerang bagian yang ada di otak, jadi gejalanya mirip stroke. Tiba-tiba vertigo, pusing berputar, dan enggak bisa ngomong. pokoknya gejalanya macam-macam, seribu wajah," terang Dr. Rocksy.
Perempuan rentan Multiple Sclerosis
Penyakit ini umumnya menyerang usia muda yang produktif. Untuk rentang usia 20 tahun sampai 50 tahun, rata-rata di usia 32 tahun. Untuk pasien paling muda ditemukan di usia 13 tahun dan paling tua di usia 60 tahun.
Multiple Sclerosis paling banyak menyerang perempuan yaitu sekitar 80 persen. Jika diukur perbandingannya dengan pria, sekitar 16 banding 1 di Siloam Hospital Lippo Village. Sementara di luar negeri biasanya menyerang wilayah utara dan selatan dengan perbandingan 3:1.
Menurut Dr. Rocksy, kaum hawa lebih rentan terkena penyakit ini karena banyak di dalam ruangan dan jarang terkena paparan sinar matahari.
Baca juga: Jika tak Deteksi Dini, Hipertensi akan Merusak Organ Lain
Pada awal 90-an memang di Indonesia tidak mengenal penyakit ini, karena negara tropis yang kaya akan sinar matahari. Belakangan muncul penyakit ini di Indonesia, meski tak sebanyak pasien yang ada di negara-negara Utara dan Selatan.
Seperti halnya gejala, Multiple Sclerosis punya beberapa penyebab. Di antaranya:
- Limfosit B&T dan sitokin yang berperan dalam fungsi kekebalan tubuh secara normal dan patofisiologi MS.
- Sistem imun tubuh yang menyerang myelin berdampak pada terganggunya arus informasi pada sistem saraf pusat.
- Kombinasi faktor genetik dan lingkungan dapat meningkatkan risiko multiple sclerosis.
Jenis MS
"Multiple Sclerosis seringkali sulit didiagnosis karena gejalanya mirip dengan kondisi medis lain seperti stroke dan gangguan penglihatan pada mata, dan dapat berbeda-beda antara satu individu dengan individu lainnya. Oleh karenanya diagnosis MS bisa jadi cukup menantang karena tidak dapat ditegakkan hanya dengan satu tes khusus," ujar Dr. Rocksy.
- Relapsing-remitting multiple sclerosis
Jenis multiple sclerosis yang dapat menimbulkan gejala secara tiba-tiba dan menghilang dengan sendirinya. Kondisi ini bersifat kambuhan atau dapat terjadi berulang kali.
- Secondary-progressive multiple sclerosis
Tipe multiple sclerosis yang terjadi setelah penderitanya mengalami relapsing-remitting selama beberapa tahun. Kondisi ini biasanya menimbulkan gejala yang bertahan lebih lama dengan perburukan fungsi neurologis.
- Primary-progressive multiple sclerosis
Jenis multiple sclerosis ini dapat menimbulkan gejala yang akan memburuk seiring dengan berjalannya waktu dengan tingkat keparahan dan masa kambuh yang beragam.
- Progressive-relapsing multiple sclerosis
Gejala dari tipe multiple sclerosis ini dapat muncul secara perlahan. Namun, seiring berjalannya waktu, gejala tersebut dapat memburuk dengan cepat.
Di antara empat jenis Multiple Sclerosis, yang paling sering ditemukan adalah Relapsing-Remitting MS (RRMS). Jenis ini memiliki gejala-gejala tertentu yang muncul pada seorang individu, kemudian hilang, dan setelah itu muncul kembali. Di Indonesia, paling sering ditemukan Multipler Sclerosis jenis ini, yaitu sekira 98%.
"Kemunculan, hilang dan kemunculan kembali suatu gejala bisa menjadi sebuah gejala MS yang cukup khas dan patut diwaspadai," ungkap Dr. Rocksy.
Untuk itu penting segera berkonsultasi dengan dokter spesialis saraf jika mengalami tanda tersebut. Dengan diagnosis dan penanganan yang tepat, individu yang mengalami MS dapat menjalani hidup yang produktif dan berkualitas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)