FITNESS & HEALTH

Lapar Terus, Tapi Kok Berat Badan Turun? Awas Diabetes!

Mia Vale
Minggu 27 Agustus 2023 / 12:00
Jakarta: Umumnya, orang yang banyak makan, berat badan akan terus bergerak ke kanan. Tapi yang satu ini beda. Rasa lapar yang ekstrem tapi berat badan justru turun, bahkan bisa turun drastis. Awas, bisa-bisa kamu mengalami polyphagia atau disebut juga hyperphagia, yakni istilah medis untuk rasa lapar yang ekstrem dan tak terpuaskan.  

Makan biasanya tidak membuat polifagia hilang, kecuali dalam kasus gula darah rendah (hipoglikemia). Dalam beberapa kasus, ini terkait dengan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.

Peningkatan rasa lapar adalah respons tubuh yang normal terhadap situasi seperti puasa atau olahraga berat. Namun rasa lapar yang intens dan tak terpuaskan seperti polifagia sering kali merupakan pertanda kondisi kesehatan yang memerlukan perawatan medis, seperti diabetes.

Mengutip laman Cleveland Clinic polifagia paling sering dikaitkan dengan diabetes yang tidak terdiagnosis atau tidak diobati.
 

Diabetes dan polifagia


Diabetes mellitus adalah suatu kondisi di mana tubuh tidak menghasilkan cukup insulin atau tubuh tidak menggunakan insulin dengan benar. Insulin adalah hormon penting yang membantu mengatur kadar glukosa (gula) darah. Tanpa insulin yang cukup, tubuh kamu tidak dapat menggunakan glukosa untuk energi.

Kurangnya penggunaan energi menyebabkan peningkatan kelaparan. Diabetes tipe 1 (T1D) merupakan penyakit autoimun. Karena tubuh tidak dapat menggunakan glukosa tanpa insulin, akhirnya tubuh mulai dengan cepat memecah lemak dan otot untuk menghasilkan energi. Hal ini menyebabkan polifagia dengan penurunan berat badan.


(Pada penderita diabetes, gula tidak mampu disalurkan ke dalam sel-sel tubuh menjadi energi sehingga hal ini memicu pusat rasa lapar pada otak. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
 

Sedangkan polifagia adalah salah satu dari tiga tanda utama diabetes:

 
  • - Polifagia (kelaparan ekstrem)
  • - Polidipsia (rasa haus yang ekstrem)
  • - Poliuria (sering buang air kecil)

Diabetes Tipe 1 yang tidak diobati dan tidak terdiagnosis berakibat fatal. Penderita diabetes (terutama T1D) juga dapat mengalami polifagia akibat episode hipoglikemia (gula darah rendah). Hipoglikemia perlu ditangani dengan mengonsumsi gula (glukosa) agar gula darah kembali ke kisaran sehat.
 

Cara mengobati polifagia


Perawatan polifagia bergantung pada penyebab yang mendasarinya. Biasanya hilang setelah kondisi yang menyebabkannya diobati dengan benar. Misalnya, pengobatan untuk diabetes Tipe 1 melibatkan suntikan insulin seumur hidup dan pengelolaan kadar gula darah. 

Hipoglikemia harus diobati dengan makan atau minum gula (glukosa) atau dengan suntikan glukagon atau bedak hidung. Perawatan untuk hipertiroidisme mungkin melibatkan pengobatan antitiroid, yodium radioaktif, atau pembedahan.

Jika suatu obat menyebabkan polifagia, penyedia layanan kesehatan akan mengganti obat tersebut, jika memungkinkan.

Rasa lapar ekstrem yang tidak diatasi dengan mengonsumsi makanan sering kali merupakan tanda dari kondisi mendasar yang memerlukan perawatan medis. Jika melihat adanya perubahan pada nafsu makan pada keluarga, temui penyedia layanan kesehatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH