FITNESS & HEALTH

Covid-19 di Hong Kong dan Singapura Kembali Menanjak, Puluhan Orang Meninggal

Mia Vale
Minggu 18 Mei 2025 / 13:06
Jakarta: Negara-negara Asia seperti Singapura dan Hong Kong telah mencatat lonjakan kasus covid-19 selama beberapa minggu terakhir.

Otoritas kesehatan di negara-negara tersebut mengatakan bahwa peningkatan tersebut mungkin terjadi karena menurunnya kekebalan populasi terhadap infeksi dan lebih sedikit lansia yang mendapatkan suntikan vaksin penguat. 

Bahkan, South China Morning Post melaporkan total 30 orang meninggal dunia akibat lonjakan kasus covid-19 di Hong Kong meski pakar menyatakan dampaknya lebih ringan dibanding saat pandemi. 

Baca juga: Epidemiolog Unair Sebut Pencegahan HMPV Mirip Covid-19

Pusat Proteksi Kesehatan Hong Kong pun menyatakan, selama 4 pekan sejak awal April, angka kasus positif covid-19 naik 13,7 persen dari 6,2 persen. 

Ditambah lagi oleh Kementerian Kesehatan Singapura, yang menyatakan, “Tidak ada indikasi bahwa varian yang beredar secara lokal lebih mudah menular atau menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan dengan varian yang beredar sebelumnya."
 

Apa yang dikatakan angka-angka? 



(Pusat Perlindungan Kesehatan (CHP) Hong Kong dikutip Indian Express mengatakan, ada 2 periode covid-19 yang relatif aktif di Hong Kong. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)

Data dari Singapura menurut Indian Express menunjukkan bahwa perkiraan jumlah kasus covid-19 pada minggu yang berakhir pada tanggal 3 Mei naik menjadi 14.200 dari 11.100 pada minggu sebelumnya. 

Rata-rata rawat inap harian akibat covid-19 selama periode ini juga meningkat dari 102 menjadi 133, tetapi rawat inap harian di ICU sedikit menurun dari 3 menjadi 2. 

Otoritas kesehatan menambahkan bahwa LF.7 dan NB.1.8, di mana keduanya merupakan turunan varian Omicron JN.1 yang digunakan dalam vaksin covid-19, baru beredar di negara tersebut. 

Hong Kong pun telah mengalami peningkatan viral load Sars-CoV-2 dalam sampel limbah. Hong Kong mencatat peningkatan sampel pernapasan yang dites positif covid-19, meningkat menjadi 13,66 persen pada minggu yang berakhir pada tanggal 10 Mei dibandingkan dengan 6,21 persen 4 minggu lalu. 

Tercatat 81 kasus parah, dengan 30 kematian, hampir seluruhnya terjadi pada pasien 65 tahun atau lebih, dan 90 persen merupakan pasien komorbid.
 

Apakah covid-19 telah menjadi infeksi musiman? 


Pusat Perlindungan Kesehatan (CHP) Hong Kong dikutip Indian Express mengatakan, menurut data pengawasan setelah dimulainya kembali normal, ada 2 periode covid-19 yang relatif aktif di Hong Kong. 

Pertama, yang berlangsung selama berkisar 15 minggu dari April hingga Juli 2023 dan selama berkisar 7 minggu dari Februari hingga Maret tahun lalu. Covid-19 menjadi lebih aktif pada pertengahan April tahun ini. 

Baca juga: Trump Perintahkan AS Keluar dari WHO, Ini Alasannya

Dan apakah akan menjadi infeksi musiman? Seperti halnya penyakit pernapasan endemik lainnya, gelombang covid-19 berkala diperkirakan terjadi sepanjang tahun. 

Kontroler Pusat Proteksi Kesehatan Hong Kong, Edwin Tsui Lok-kin, mengimbau kepada warga yang berisiko tinggi (baik lansia maupun mereka yang memiliki penyakit kronis) untuk mendapatkan vaksin sedini mungkin. 

Yang harus diingat, meskipun ada peningkatan covid-19 kembali, tingkat keparahan penyakit secara umum tetap lebih rendah dibandingkan dengan jenis sebelumnya, terutama di antara individu yang telah divaksinasi.  


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH