FITNESS & HEALTH

Ketoasidosis Diabetikum dalam Kasus Diabetes, Seberapa Bahayanya?

Aulia Putriningtias
Senin 25 November 2024 / 10:07
Jakarta: Project Leader Caring Diabetes Caring Well Beings (CDIC) dr. Aman Bhakti Pulungan, menuturkan saat ini terdapat 70 persen kasus diabetes baru dengan ketoasidosis diabetik (KAD). Apakah ini berbahaya?

Ketoasidosis diabetik adalah komplikasi diabetes melitus yang ditandai dengan tingginya kadar keton di dalam tubuh. Jika tidak segera ditangani, ketoasidosis diabetik dapat berakibat fatal.

Baca juga: Mengenal 9 Jenis Diabetes yang Umum Sampai Jarang Kamu Dengar

"Jadi saat ini, data kita itu, 70 persen pasien baru yang diabetes itu, masuk dengan KAD. Jadi KAD ini tidak sadar masuk, muntah-muntah, dan bisa juga gawat sekali, dan bisa masuk ICU, dan bisa meninggal," ujar dr. Aman di Jakarta, dikutip dalam Kumparan, Minggu, 24 November 2024.
 

Apa itu ketoasidosis diabetik pada kasus diabetes?



(Faktor risiko dari ketoasidosis diabetik menurut dr. Pittara dalam Alodokter salah satunya bisa karena tidak menjalani program pengobatan diabetes yang diberikan oleh dokter. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)

Ketoasidosis diabetik lebih sering terjadi pada penderita diabetes tipe 1. Kondisi ini sering kali terjadi secara mendadak (akut), bahkan hanya dalam waktu 24 jam.

Penyebab dari ketoasidosis diabetik ini disebabkan karena seseorang mengalami diabetes miletus. Penderita diabetes melitus akan mengalami kekurangan insulin, atau insulin yang diproduksi tidak bekerja dengan normal (resistensi insulin). 

Dengan terjadinya gangguan produksi insulin, hal ini menyebabkan glukosa di dalam darah menumpuk dan tidak bisa digunakan dan diolah menjadi energi. Jika dibiarkan begitu saja, akan terjadi ketoasidosis diabetik.
 

Apa saja gejala dan faktor risiko dari ketoasidosis diabetik?


Menurut dr. Pittara dalam Alodokter, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penderita diabetes mengalami ketoasidosis diabetik, yaitu:

- Menderita penyakit infeksi, seperti flu, infeksi saluran kemih, atau pneumonia
- Lupa menyuntik insulin
- Menggunakan dosis insulin yang terlalu rendah
- Tidak menjalani program pengobatan diabetes yang diberikan oleh dokter
- Mengalami serangan jantung
- Mengalami cedera atau trauma emosional
- Menderita kecanduan alkohol atau penyalahgunaan narkoba, terutama kokain
- Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti kortikosteroid dan diuretik
- Sedang hamil atau menstruasi

Selain itu, saat penderita diabetes mengalami asidosis akibat penumpukan keton, akan muncul sejumlah keluhan berikut:

- Frekuensi buang air kecil meningkat
- Rasa sangat haus yang tidak hilang walaupun sudah minum
- Napas berbau seperti buah-buahan atau pembersih kuteks (aseton)
- Tubuh terasa lemas dan lelah
- Otot terasa nyeri atau kaku
- Mual dan muntah
- Sakit kepala
- Sakit perut
- Sesak napas
- Dehidrasi
- Linglung
- Penurunan kesadaran hingga pingsan
 

Kapan seseorang perlu ke dokter untuk mendeteksi ketoasidosis diabetik?


Gejala-gejala di atas tentunya perlu menjadi perhatian bagi masyarakat. Sebaiknya segera berkonsultasi kepada dokter spesialis untuk mendapatkan penanganan yang cepat.

Untuk mencegah ketoasidosis diabetik sendiri juga begitu mudah. Kamu perlu melakukan menjalankan pola hidup sehat, rutin periksa kadar gula darah, dan pastikan selalu mematuhi peraturan dokter dalam menangani diabetes.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH