FITNESS & HEALTH
Fenomena Sister Hong dari Kacamata Psikolog Efnie Indrianie
Yatin Suleha
Kamis 14 Agustus 2025 / 23:23
Jakarta: Jagat media sosial hari ini ramai dengan kasus seorang pria yang batal menikah karena tertipu dengan calon pengantin wanita menjelang akad.
Seharusnya momen bahagia seorang pria berinisial R, warga Desa Basseang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang, ini bahagia. Namun apa daya, berakhir menjadi kekecewaan mendalam.
Baca juga: Sisi Psikologi dari Ibu yang Aniaya Bayi 1,3 Tahun di Lampung Utara
R batal melangsungkan akad nikah setelah mengetahui calon istrinya, Musdalifah, ternyata seorang pria. Peristiwa ini terjadi pada Selasa, 12 Agustus 2025 dan langsung menghebohkan warga setempat.
Hal ini tentunya mengingatkan kita dengan kasus Sister Hong yang ramai beberapa waktu sebelumnya. Walau kasusnya berbeda, namun tentu saja fenomena ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua.

(R batal melangsungkan akad nikah setelah mengetahui calon istrinya, Musdalifah, ternyata seorang pria. Foto: Dok. Istimewa)
Psikolog anak, remaja, dan keluarga Efnie Indrianie, M.Psi dari Fakultas Psikologi, Universitas Kristen Maranatha, Bandung mengungkap bahwa fenomena ini sebenarnya merupakan kombinasi antara motif ekonomi dan adanya indikasi penyimpangan seksual.
Dalam kasus Sister Hong, Efnie menjelaskan, "Hal ini karena di satu sisi ia memanfaatkan korbannya untuk meraup keuntungan, namun di sisi lain sebagai laki-laki ia memiliki drive seksual juga saat berhubungan dengan begitu banyak pria yang ia jebak."
Sepintas hal ini sangat lucu. Para pria yang datang memberikan Sister Hong makanan atau sembako. Menurut Psikolog Efnie, ini menandakan bahwa motif ekonomi dan dorongan seks dengan cara memperdaya begitu banyak korban sudah menjadi kebutuhan yang perlu ia lakukan.
"Hal ini ternyata terjadi dalam kurun waktu yang cukup lama. Hal ini tampaknya karena kesuksesan selama beberapa kali dalam memperdaya korban telah membuat sang palaku mendapatkan kepuasan (karena teraktivasinya dopamin di otak yang memicu adiksi). Tentunya hal ini tidak akan bisa dihentikan sampai ia menerima konsekuensi hukum seperti yang sekarang ia jalani," beber psikolog yang juga menulis buku 'Survive Menghadapi Quarter Life Crisis' ini.
Pemberian makanan dan sembako, papar Psikolog Efnie, "Bahwa ini tampaknya merupakan indikasi kombinasi dari kedua hal yaitu penyimpangan seksual dan motif ekonomi. Oleh karena itu tidak semua korban ia jadikan sebagai sumber perolehan finansial."

(Pria yang datang pada Sister Hong kerap memberikan makanan atau sembako. Foto: Dok. Istimewa)
"Jika dilihat dalam konteks ini tampaknya sexual disordernya bukanlah fetish, karena secara definitif fetish merupakan fiksasi seksual pada objek tertentu atau bagian tubuh tertentu. Nuansa yang lebih terlihat adalah sexual orientation disorder, di mana ia memiliki hasrat seksual juga pada laki-laki dan diwarnai dengan motif ekonomi dengan memanfaatkan korban," ungkap Psikolog yang ramah ini.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa motif ia melakukan hal ini dan proses psikis apa yang ia alami memang perlu di dalami.
Namun, tampaknya memang ada indikasi seksual orientation disorder, sehingga saat ia mengalami distress coping mechanism yang ia lakukan adalah menjadi wanita dan melakukan hubungan seksual dengan sesama pria.
Aneh namun nyata, banyak netizen yang mengatakan sosok Sister Hong tak cantik, namun mengapa banyak pria yang terpikat?
Psikolog Efnie menjelaskan, bisa jadi, kecerdasan yang ia miliki digunakan untuk memanipulasi korban laki-laki tersebut.
Maka dengan semakin banyaknya korban, semakin meningkat pula skill manipulatif tersebut. Hal ini karena pada dasarnya otak manusia sangat ahli dalam proses belajar beragam hal.
"Ini merupakan indikasi yang memberikan perspektif yang berbeda juga pada wanita dan sekaligus menguatkan para wanita, bahwa ternyata untuk bisa menaklukkan lawan jenis tidak semata-mata sekedar fisik yang menarik, namun ternyata skill personal dalam berelasi dengan lawan jenis bisa menjadi hal yang ampuh juga."
Baca juga: Dampak pada Korban dalam Kasus Pelecehan Seksual
Jadi, apa pesan Psikolog Efnie pada fenomena ini utamanya dalam dunia internet? "Kuncinya adalah consciousness (kesadaran), karena saat ini sudah berada di level ini maka sistem otak kita tidak akan mudah dimanipulasi atau diperdaya oleh siapapun."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Seharusnya momen bahagia seorang pria berinisial R, warga Desa Basseang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang, ini bahagia. Namun apa daya, berakhir menjadi kekecewaan mendalam.
Baca juga: Sisi Psikologi dari Ibu yang Aniaya Bayi 1,3 Tahun di Lampung Utara
R batal melangsungkan akad nikah setelah mengetahui calon istrinya, Musdalifah, ternyata seorang pria. Peristiwa ini terjadi pada Selasa, 12 Agustus 2025 dan langsung menghebohkan warga setempat.
Hal ini tentunya mengingatkan kita dengan kasus Sister Hong yang ramai beberapa waktu sebelumnya. Walau kasusnya berbeda, namun tentu saja fenomena ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua.
Fenomena Sister Hong di mata psikolog

(R batal melangsungkan akad nikah setelah mengetahui calon istrinya, Musdalifah, ternyata seorang pria. Foto: Dok. Istimewa)
Psikolog anak, remaja, dan keluarga Efnie Indrianie, M.Psi dari Fakultas Psikologi, Universitas Kristen Maranatha, Bandung mengungkap bahwa fenomena ini sebenarnya merupakan kombinasi antara motif ekonomi dan adanya indikasi penyimpangan seksual.
Dalam kasus Sister Hong, Efnie menjelaskan, "Hal ini karena di satu sisi ia memanfaatkan korbannya untuk meraup keuntungan, namun di sisi lain sebagai laki-laki ia memiliki drive seksual juga saat berhubungan dengan begitu banyak pria yang ia jebak."
Para pria memberikan sembako
Sepintas hal ini sangat lucu. Para pria yang datang memberikan Sister Hong makanan atau sembako. Menurut Psikolog Efnie, ini menandakan bahwa motif ekonomi dan dorongan seks dengan cara memperdaya begitu banyak korban sudah menjadi kebutuhan yang perlu ia lakukan.
"Hal ini ternyata terjadi dalam kurun waktu yang cukup lama. Hal ini tampaknya karena kesuksesan selama beberapa kali dalam memperdaya korban telah membuat sang palaku mendapatkan kepuasan (karena teraktivasinya dopamin di otak yang memicu adiksi). Tentunya hal ini tidak akan bisa dihentikan sampai ia menerima konsekuensi hukum seperti yang sekarang ia jalani," beber psikolog yang juga menulis buku 'Survive Menghadapi Quarter Life Crisis' ini.
Pemberian makanan dan sembako, papar Psikolog Efnie, "Bahwa ini tampaknya merupakan indikasi kombinasi dari kedua hal yaitu penyimpangan seksual dan motif ekonomi. Oleh karena itu tidak semua korban ia jadikan sebagai sumber perolehan finansial."
Apakah ini festish?

(Pria yang datang pada Sister Hong kerap memberikan makanan atau sembako. Foto: Dok. Istimewa)
"Jika dilihat dalam konteks ini tampaknya sexual disordernya bukanlah fetish, karena secara definitif fetish merupakan fiksasi seksual pada objek tertentu atau bagian tubuh tertentu. Nuansa yang lebih terlihat adalah sexual orientation disorder, di mana ia memiliki hasrat seksual juga pada laki-laki dan diwarnai dengan motif ekonomi dengan memanfaatkan korban," ungkap Psikolog yang ramah ini.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa motif ia melakukan hal ini dan proses psikis apa yang ia alami memang perlu di dalami.
Namun, tampaknya memang ada indikasi seksual orientation disorder, sehingga saat ia mengalami distress coping mechanism yang ia lakukan adalah menjadi wanita dan melakukan hubungan seksual dengan sesama pria.
Sister Hong tak cantik, tapi kok banyak korbannya?
Aneh namun nyata, banyak netizen yang mengatakan sosok Sister Hong tak cantik, namun mengapa banyak pria yang terpikat?
Psikolog Efnie menjelaskan, bisa jadi, kecerdasan yang ia miliki digunakan untuk memanipulasi korban laki-laki tersebut.
Maka dengan semakin banyaknya korban, semakin meningkat pula skill manipulatif tersebut. Hal ini karena pada dasarnya otak manusia sangat ahli dalam proses belajar beragam hal.
"Ini merupakan indikasi yang memberikan perspektif yang berbeda juga pada wanita dan sekaligus menguatkan para wanita, bahwa ternyata untuk bisa menaklukkan lawan jenis tidak semata-mata sekedar fisik yang menarik, namun ternyata skill personal dalam berelasi dengan lawan jenis bisa menjadi hal yang ampuh juga."
Baca juga: Dampak pada Korban dalam Kasus Pelecehan Seksual
Jadi, apa pesan Psikolog Efnie pada fenomena ini utamanya dalam dunia internet? "Kuncinya adalah consciousness (kesadaran), karena saat ini sudah berada di level ini maka sistem otak kita tidak akan mudah dimanipulasi atau diperdaya oleh siapapun."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)