FITNESS & HEALTH

Para Traveler Diimbau untuk Vaksin, Ini Alasannya

Medcom
Rabu 24 Mei 2023 / 10:10
Jakarta: PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) melalui anak perusahaannya, PT Kalventis Sinergi Farma (Kalventis) memperhatikan meningkatnya pelaku perjalanan atau bepergian (travelling). Mereka melihat, kesehatan dalam melakukan perjalanan pun patut diutamakan.

Warga Indonesia gemar untuk melakukan perjalanan, baik untuk keperluan bisnis, mengunjungi keluarga, ibadah haji, maupun berwisata. Edukasi mengenai menjaga kesehatan, salah satunya melalui vaksinasi, pula perlu dilakukan.

"Perlu juga edukasi masyarakat untuk menjaga kesehatan dalam melakuan perjalanan wisata, sehingga eksplorasi destinasi wisata di Indonesia akan lebih optimal,” ujar Corporate External Communication PT Kalbe Farma Tbk, Hari Nugroho, dalam agenda Kalbe Academia for Media di Gedung Kalventis.

Penularan infeksi pada traveler terjadi melalui droplet atau airborne, makanan dan minuman yang terkontaminasi, vektor nyamuk, hubungan seksual, hingga zoonotik. Ketua Satgas Imunisasi Dewasa PB PAPDI (Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia), Dr. dr. Sukamto Koesnoe, Sp.PD-KAI, memaparkan sejumlah fakta.

Salah satunya, dari 100.000 pelaku perjalanan ke Negara Berkembang selama satu bulan, sebanyak 50.000 orang akan mengalami masalah kesehatan. Selain itu, pula akan ada 8.000 orang membutuhkan tenaga kesehatan.

Ditambah, bisa ada 5.000 orang memerlukan istirahat di tempat tidur, 1.100 orang tidak bisa bekerja, 300 orang akan dirawat, 50 orang memerlukan evakuasi, dan satu orang kemungkinan meninggal dunia.

"Perilaku juga memainkan peran penting, misalnya pergi ke luar rumah pada malam hari di daerah endemik malaria tanpa melakukan tindakan pencegahan untuk menghindari gigitan nyamuk, dapat menyebabkan wisatawan tersebut tertular malaria,” ungkap Dr. Sukamto.

Selain itu, transportasi umum seperti bus dan kereta api, sering menjadi tempat berkumpulnya banyak orang dalam waktu yang lama. Kondisi ini dapat menyebabkan kerumunan dan memudahkan penularan penyakit. Apalagi penumpang transportasi umum seringkali menyentuh permukaan, seperti kursi, gagang pintu, atau pegangan tangan.

Dr. Sukamto menambahkan jika kita menyentuh area kulit sehabis memegang sesuatu, virus atau bakteri yang menyebar dapat menempel pada permukaan itu dan menular pada orang yang menyentuhnya. Demikian juga apabila seseorang yang sakit naik transportasi umum dan duduk di sebelah orang lain, maka orang tersebut berpotensi tertular penyakit.

“Oleh karena itu, penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan seperti mencuci tangan secara rutin, menutup mulut saat batuk atau bersin, dan menjaga jarak dengan orang yang sakit saat naik transportasi umum. Penting juga vaksinasi sesuai kebutuhan sebelum melakukan perjalanan, yakni vaksin tipes, flu, Japanese Encelophatis, meningitis, yellow fever, dan rabies,” jelas Dr. Sukamto

Anjuran vaksinasi untuk pelaku perjalanan juga dikuatkan oleh regulasi terkait pelaku perjalanan internasional. Setiap awak, personel, dan penumpang yang datang dari atau akan berangkat ke wilayah endemis, negara terjangkit, atau negara yang mewajibkan adanya vaksinasi. Tak hanya itu, diwajibkan pula memiliki sertifikat vaksinasi internasional yang masih berlaku.

Sertifikat Vaksinasi Internasional atau International Certificate of Vaccination or Prophylaxis (ICV) merupakan dokumen karantina kesehatan dalam rangka pengawasan kekarantinaan kesehatan bagi pelaku perjalanan. Surat keterangan ini bukti bahwa seseorang telah mendapatkan vaksinasi dan/atau profilaksis yang diperlukan untuk perjalanan internasional tertentu.

Sertifikat Vaksinasi Internasional dilengkapi dengan nomor seri yang bersifat nasional, kodefikasi tertentu, lambang WHO, lambang Garuda, berbahasa Inggris dan Prancis, serta memiliki security printing. Sertifikat Vaksinasi Internasional dikeluarkan oleh Klinik KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan), Klinik, atau Rumah Sakit.

"Jika tidak memiliki sertifikat vaksinasi internasional, maka dilakukan tindakan Kekarantinaan Kesehatan untuk yang datang atau penundaan keberangkatannya bagi yang berangkat oleh pejabat karantina kesehatan," pungkas Ketua Perhimpunan Kekarantinaan Kesehatan Indonesia, Dr. dr. Lucky Tjahjono, M.Kes.

Aulia Putriningtias
(FIR)

MOST SEARCH