FITNESS & HEALTH

5 Tips Komunikasi dengan Pengidap Autisme

Riza Aslam Khaeron
Jumat 24 Januari 2025 / 19:51
Jakarta: Berkomunikasi dengan individu autistik, baik anak-anak maupun dewasa membutuhkan perhatian dan strategi khusus.

Dengan memahami kebutuhan mereka, kita dapat menciptakan komunikasi yang lebih inklusif dan mendukung interaksi yang positif.

Berikut panduan yang didasarkan pada rekomendasi National Autistic Society untuk mempermudah komunikasi.
 

Menarik Perhatian dengan Cara yang Tepat

Sebelum memulai percakapan, pastikan orang autistik memahami bahwa kamu sedang berbicara kepada mereka. Cara sederhana adalah menyebut nama mereka terlebih dahulu.

Penting juga untuk memperhatikan tanda-tanda bahwa mereka mendengarkan, seperti kontak mata atau gestur tertentu, yang bisa berbeda untuk setiap individu.

Untuk menarik perhatian, gunakan topik yang relevan dengan minat mereka. Jika mereka tertarik pada suatu aktivitas atau hobi, mulailah percakapan dari situ. Pendekatan ini dapat membuat mereka merasa lebih nyaman untuk berkomunikasi.
 

Menggunakan Bahasa Sederhana

Orang autistik sering kali kesulitan memahami bahasa yang ambigu. Maka dari itu, gunakan kalimat yang jelas dan langsung. Hindari idiom, sarkasme, atau kalimat retoris. Sebagai contoh, ganti kalimat "Kamu nggak lihat ini?" dengan "Tolong lihat ke sini."

Berdasarkan rekomendasi National Autistic Society, berikan jeda saat berbicara agar mereka punya waktu memproses informasi. Gunakan visual seperti gambar atau simbol jika perlu untuk membantu menjelaskan maksud secara lebih konkret.
 

Menghindari Pertanyaan yang Membingungkan

Sebisa mungkin, hindari pertanyaan terbuka yang dapat membuat mereka bingung. Pertanyaan seperti "Bagaimana perasaanmu hari ini?" mungkin terlalu luas.

Sebaliknya, gunakan pertanyaan spesifik seperti "Apakah kamu suka dengan aktivitas hari ini?" atau "Makan siang tadi enak nggak?" Dengan cara ini, mereka bisa memberikan jawaban yang lebih jelas dan merasa lebih nyaman.
 

Memahami Sensitivitas Sensori

Lingkungan sekitar memiliki dampak besar pada komunikasi dengan individu autistik. Hindari berbicara di tempat yang ramai atau berisik.

Carilah tempat yang tenang untuk mengurangi gangguan sensori yang dapat menghambat konsentrasi mereka.

Bahasa tubuh yang berlebihan juga dapat menjadi hal yang sulit dipahami. Sebaiknya gunakan ekspresi wajah yang sederhana dan hindari gestur yang membingungkan.
 

Menangani Situasi Distres

Jika individu autistik menunjukkan tanda-tanda distress, tetaplah tenang. Jangan bereaksi secara berlebihan atau menunjukkan emosi negatif.

National Autistic Society merekomendasikan untuk melihat perilaku tersebut sebagai bentuk komunikasi. Misalnya, jika mereka terlihat frustrasi, coba bantu mereka mengidentifikasi penyebabnya.

Gunakan alat bantu visual seperti jadwal atau cerita sosial untuk menjelaskan situasi atau memberikan panduan.

Ketika harus mengatakan "tidak" atau "berhenti", tambahkan alasan yang jelas seperti "Ini tidak aman sekarang." Jika memungkinkan, berikan alternatif agar mereka tetap merasa dihargai.

Komunikasi dengan orang autistik memerlukan pendekatan yang sabar dan fleksibel. Dengan memahami kebutuhan mereka dan menerapkan tips dari National Autistic Society, kita dapat menciptakan lingkungan komunikasi yang inklusif.

Setiap individu autistik adalah unik, jadi penting untuk menyesuaikan strategi komunikasi dengan kebutuhan mereka.

Dengan cara ini, kita bisa mendukung mereka untuk berkembang dan berinteraksi secara lebih nyaman.

Baca Juga:
Terapi Musik untuk Anak dengan Autisme


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(WAN)

MOST SEARCH