FITNESS & HEALTH
Kala Generasi Milenial dan Gen Z 'Kepo' akan Kehidupan Teman-temannya
Mia Vale
Minggu 11 Februari 2024 / 17:05
Jakarta: Di era ponsel pintar, generasi millennial dan Gen Z semakin terobsesi untuk mengetahui keberadaan teman-teman mereka dan apa yang mereka lakukan setiap saat. Apalagi dengan adanya aplikasi seperti Temukan Teman Saya dan Snapchat, kini semakin mudah untuk mengetahui keberadaan teman kamu di seluruh dunia.
Bahkan mengawasi mereka saat mereka berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Boleh dibilang, saat mereka bosan, muncullah kekepoan akan di mana dan apa yang sedang dilakukan teman-temannya di luar sana.
Seorang psikolog yang berbasis di Inggris mengungkapkan bahwa ada pro dan kontra terhadap fenomena ini seiring dengan semakin terhubungnya kita melalui media sosial.
Tren ini jelas memicu keingintahuan bersama tentang apa yang dilakukan orang terdekat dan tersayang saat kita tidak berada di sana. Namun seorang psikolog mengatakan ada sisi positif dan negatif dari fenomena ini.
"Tentu saja ada peningkatan nyata dalam jumlah orang yang ingin mengetahui lokasi teman mereka dalam beberapa tahun terakhir," Dr Becky Spelman, pendiri Klinik Terapi Swasta, mengatakan kepada Daily Mail.
Meskipun 'penyakit' ini lebih umum terjadi di kalangan generasi muda, penyakit ini tidak hanya terbatas pada mereka saja.
Dengan tetap terhubung, mereka dapat memberikan bantuan segera jika diperlukan. “Fear of missing out (FOMO) bisa menjadi faktor pendorong lainnya,” tambah Dr Spelman. Hal ini memungkinkan kita untuk melacak keberadaan teman-teman kita, yang sangat berguna dan nyaman dalam situasi asing atau berpotensi tidak aman.

(FOMO atau fear of missing out adalah sebuah perasaan cemas dan takut yang timbul di dalam diri seseorang akibat ketinggalan sesuatu yang baru, seperti berita, tren, dan hal lainnya. Foto: Ilustrasi/Dok. Freepik.com)
Menurut Dr Spelman mereka mungkin hanya berusaha memastikan teman-temannya baik-baik saja. “Salah satu fungsi utama aplikasi berbagi lokasi adalah untuk menjamin keselamatan orang-orang terkasih,” jelasnya.
Aplikasi berbagi lokasi dapat memberi kita rasa memiliki dan inklusi. Dia juga mengatakan bahwa berbagi lokasi dapat memperdalam ikatan antara teman dan pasangan melalui kepercayaan dan transparansi. “Ini dapat membantu kita merasakan kedekatan dan kepastian dalam hubungan,” katanya.
Psikiater, Dr Spelman menyimpulkan, secara keseluruhan, melacak lokasi teman tentu dapat memberikan manfaat bila digunakan untuk kebaikan, misalnya. menemukan lokasi satu sama lain di festival musik yang sibuk, atau memastikan seorang teman sampai di rumah dengan selamat setelah keluar malam.
Namun, tidak semuanya positif, karena masalah privasi bisa menjadi perhatian. “Beberapa orang mungkin merasa tidak nyaman jika orang lain mengetahui setiap tindakan mereka, dan hal ini dapat menyebabkan konflik atau pelanggaran kepercayaan,” tegas Dr Spelman.
Ingat, bila dilakukan secara berlebihan, misal melacak teman di aplikasi berbagi lokasi, dapat menyulitkan sebagian orang untuk mandiri atau mengambil keputusan sendiri.
Selain itu, mengetahui lokasi teman-teman kamu dapat memberikan tekanan pada orang yang 'dilacak'. Tentunya hal ini bisa menimbulkan stres dan kecemasan. Seakan-akan kita selalu berada bersama mereka.
Hal ini mungkin menambah tekanan untuk terus memperbarui lokasi seseorang. Sangat penting untuk berkomunikasi secara jelas dengan teman dan orang terkasih saat menggunakan aplikasi berbagi lokasi untuk memastikan semua orang yang terlibat merasa nyaman dan dihormati.
Jadi, lakukan hal yang paling sesuai untuk hidup dengan teknologi kamu. Pastikan kamu memahami bagaimana teknologi tersebut dapat disalahgunakan. Jangan sampai orang merasa dirugikan apalagi terancam akan apa yang kita lakukan, walaupun mungkin itu hanya sekadar rasa 'kepo' kamu di saat bosan melanda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Bahkan mengawasi mereka saat mereka berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Boleh dibilang, saat mereka bosan, muncullah kekepoan akan di mana dan apa yang sedang dilakukan teman-temannya di luar sana.
Seorang psikolog yang berbasis di Inggris mengungkapkan bahwa ada pro dan kontra terhadap fenomena ini seiring dengan semakin terhubungnya kita melalui media sosial.
Tren ini jelas memicu keingintahuan bersama tentang apa yang dilakukan orang terdekat dan tersayang saat kita tidak berada di sana. Namun seorang psikolog mengatakan ada sisi positif dan negatif dari fenomena ini.
FOMO sebagai penyebabnya
"Tentu saja ada peningkatan nyata dalam jumlah orang yang ingin mengetahui lokasi teman mereka dalam beberapa tahun terakhir," Dr Becky Spelman, pendiri Klinik Terapi Swasta, mengatakan kepada Daily Mail.
Meskipun 'penyakit' ini lebih umum terjadi di kalangan generasi muda, penyakit ini tidak hanya terbatas pada mereka saja.
Dengan tetap terhubung, mereka dapat memberikan bantuan segera jika diperlukan. “Fear of missing out (FOMO) bisa menjadi faktor pendorong lainnya,” tambah Dr Spelman. Hal ini memungkinkan kita untuk melacak keberadaan teman-teman kita, yang sangat berguna dan nyaman dalam situasi asing atau berpotensi tidak aman.

(FOMO atau fear of missing out adalah sebuah perasaan cemas dan takut yang timbul di dalam diri seseorang akibat ketinggalan sesuatu yang baru, seperti berita, tren, dan hal lainnya. Foto: Ilustrasi/Dok. Freepik.com)
Sisi positif
Menurut Dr Spelman mereka mungkin hanya berusaha memastikan teman-temannya baik-baik saja. “Salah satu fungsi utama aplikasi berbagi lokasi adalah untuk menjamin keselamatan orang-orang terkasih,” jelasnya.
Aplikasi berbagi lokasi dapat memberi kita rasa memiliki dan inklusi. Dia juga mengatakan bahwa berbagi lokasi dapat memperdalam ikatan antara teman dan pasangan melalui kepercayaan dan transparansi. “Ini dapat membantu kita merasakan kedekatan dan kepastian dalam hubungan,” katanya.
Psikiater, Dr Spelman menyimpulkan, secara keseluruhan, melacak lokasi teman tentu dapat memberikan manfaat bila digunakan untuk kebaikan, misalnya. menemukan lokasi satu sama lain di festival musik yang sibuk, atau memastikan seorang teman sampai di rumah dengan selamat setelah keluar malam.
Merasa diawasi
Namun, tidak semuanya positif, karena masalah privasi bisa menjadi perhatian. “Beberapa orang mungkin merasa tidak nyaman jika orang lain mengetahui setiap tindakan mereka, dan hal ini dapat menyebabkan konflik atau pelanggaran kepercayaan,” tegas Dr Spelman.
Ingat, bila dilakukan secara berlebihan, misal melacak teman di aplikasi berbagi lokasi, dapat menyulitkan sebagian orang untuk mandiri atau mengambil keputusan sendiri.
Selain itu, mengetahui lokasi teman-teman kamu dapat memberikan tekanan pada orang yang 'dilacak'. Tentunya hal ini bisa menimbulkan stres dan kecemasan. Seakan-akan kita selalu berada bersama mereka.
Hal ini mungkin menambah tekanan untuk terus memperbarui lokasi seseorang. Sangat penting untuk berkomunikasi secara jelas dengan teman dan orang terkasih saat menggunakan aplikasi berbagi lokasi untuk memastikan semua orang yang terlibat merasa nyaman dan dihormati.
Jadi, lakukan hal yang paling sesuai untuk hidup dengan teknologi kamu. Pastikan kamu memahami bagaimana teknologi tersebut dapat disalahgunakan. Jangan sampai orang merasa dirugikan apalagi terancam akan apa yang kita lakukan, walaupun mungkin itu hanya sekadar rasa 'kepo' kamu di saat bosan melanda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)