FITNESS & HEALTH

Wajib Tahu, 5 Penyebab Ovulasi Terlambat dan Kaitannya dengan Peluang Hamil

Yuni Yuli Yanti
Selasa 16 Januari 2024 / 08:00
Jakarta: Ovulasi terlambat terjadi ketika seseorang berovulasi mendekati awal periode menstruasi berikutnya. Ovulasi yang terlambat dapat memengaruhi kesuburan dan menstruasi seseorang.

Bergantung pada lamanya siklus menstruasi, kebanyakan wanita akan berovulasi 10–16 hari sebelum menstruasi. Menurut Kantor Kesehatan Wanita, rata-rata panjang siklus menstruasi adalah 28 hari, namun beberapa siklus mungkin berlangsung antara 21-38 hari.

Orang dengan siklus yang lebih lama atau tidak teratur cenderung mengalami ovulasi lebih lambat, atau mereka mungkin tidak berovulasi pada setiap siklus.

Nah, pada artikel ini, kita akan membahas penyebab ovulasi yang terlambat dan pengaruhnya terhadap kesuburan. Berikut ulasannya yang dikutip dari Medical News Today!

Penyebab ovulasi terlambat

Sindrom ovarium polikistik

Sindrom ovarium polikistik atau lebih dikenal PCOS adalah salah satu penyebab paling umum infertilitas pada wanita. Ini memengaruhi 6-12 persen wanita usia subur di Amerika Serikat.

Tanda dan gejala PCOS meliputi:
- periode tidak teratur atau tidak ada
- kadar hormon pria yang tinggi, yang dapat menyebabkan rambut wajah atau jerawat parah
- kista di ovarium, yang dapat mempengaruhi ovulasi
- mengalami kelebihan berat badan atau obesitas
 

Hipotiroidisme

Menurut Institut Nasional Diabetes dan Penyakit Pencernaan dan Ginjal (NIDDK), hipotiroidisme atau tiroid yang kurang aktif terjadi ketika tubuh tidak memproduksi cukup hormon tiroid. Hipotiroidisme dapat memengaruhi menstruasi dan menghambat ovulasi.

NIDDK menunjukkan bahwa sekitar 4,6 persen orang di AS yang berusia 12 tahun ke atas menderita hipotiroidisme. Perempuan jauh lebih mungkin mengembangkan kondisi ini dibandingkan laki-laki.

Pengobatan dapat mengembalikan hormon tiroid ke tingkat normal, yang dapat mengatur ovulasi dan meningkatkan kesuburan. Dalam sebuah penelitian tahun 2012 terhadap 394 wanita tidak subur, 23,9 persen menderita hipotiroidisme. Setelah pengobatan, 76,6 persen wanita tersebut hamil dalam waktu satu tahun.


(Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
 

Stres yang ekstrem

Orang yang mengalami stres fisik atau emosional yang ekstrem mungkin berhenti berovulasi atau mungkin mengalami perubahan menstruasi lainnya. Contoh pemicu stres ekstrem meliputi:

- kekerasan dalam rumah tangga atau seksual
- penyakit kronis atau terminal, seperti kanker
- kematian orang yang dicintai
- hidup melalui perang
- selamat dari bencana alam

Sebuah penelitian tahun 2009 melaporkan bahwa tingkat gangguan menstruasi meningkat secara signifikan pada wanita di Tiongkok yang selamat dari gempa bumi berkekuatan 8,0 skala Richter.
 

Menyusui

Ketika seseorang memberikan ASI eksklusif, secara alami tubuh akan berhenti mengalami menstruasi dan ovulasi.Planned Parenthood mendefinisikan pemberian ASI eksklusif sebagai pemberian ASI kepada bayi dan tidak ada yang lain minimal setiap 4 jam pada siang hari dan setiap 6 jam pada malam hari.

Karena menyusui menghentikan ovulasi, beberapa wanita menggunakannya sebagai alat kontrasepsi. Namun, hal ini tidak sepenuhnya efektif. Sekitar 2 persen dari mereka yang mengikuti metode ini akan hamil dalam waktu enam bulan setelah melahirkan.

Menstruasi dan ovulasi yang normal biasanya akan berlanjut setelah seseorang selesai menyusui atau setelah bayinya mulai mengonsumsi makanan padat dan lebih jarang menyusu.
 

Obat-obatan

Beberapa obat-obatan terlarang dapat mencegah ovulasi. Menurut Journal of Women’s Health, ganja mungkin ada hubungannya dengan gangguan ovulasi.

Namun, penelitian mengenai dampak obat dan zat tertentu terhadap ovulasi masih terus dilakukan, dan para peneliti perlu melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi adanya kaitan tersebut.

Menghentikan penggunaan zat-zat ini atau beralih ke pengobatan alternatif dapat membantu mengatur ovulasi. Namun, individu tidak boleh menghentikan atau mengganti obat tanpa mendiskusikannya dengan dokter terlebih dahulu.


(Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
 

Kesuburan dan peluang untuk hamil

Ovulasi yang terlambat dapat memengaruhi kesuburan dan kemampuan hamil seseorang. American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menyatakan bahwa masalah ovulasi, seperti ovulasi yang terlambat atau terlewat, merupakan penyebab paling umum dari infertilitas wanita.

Wanita yang memiliki siklus panjang atau tidak teratur mungkin kesulitan mengetahui kapan mereka telah berovulasi. Hal ini membuat pembuahan menjadi sulit karena mereka tidak tahu kapan harus melakukan hubungan intim.

Namun, ovulasi yang terlambat bukan berarti pembuahan tidak mungkin terjadi. Banyak wanita dengan ovulasi tidak teratur akan berhasil hamil.

Alat prediksi ovulasi dapat membantu individu menentukan kapan mereka berovulasi, sehingga memungkinkan mereka menentukan waktu hubungan seksual dengan lebih akurat.

Mereka yang memiliki kondisi medis yang memengaruhi ovulasi, seperti PCOS, hiperprolaktinemia, atau hipotiroidisme, sering kali dapat hamil setelah menjalani pengobatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(yyy)

MOST SEARCH