FITNESS & HEALTH
Pentingnya 5 Menit Golden Period dalam Serangan Jantung
Mia Vale
Minggu 08 Desember 2024 / 15:19
Jakarta: Serangan jantung terjadi ketika otot jantung tidak mendapatkan cukup darah karena pembentukan gumpalan atau penyumbatan arteri dan mulai menghambat suplai darah ke otot jantung yang akhirnya menyebabkan kematian.
Dan faktanya, penyakit ini sering terjadi tanpa gejala dan tidak hanya menyerang orang yang sakit. Jadi tak heran bila istilah silent killer disease disematkan untuk menggambarkan penyakit jantung.
Pasalnya, orang-orang yang sehat pun bisa saja terserang penyakit ini, bahkan terjadi ketika sedang beraktivitas normal. Serangan jantung yang terjadi secara tiba-tiba sangat berbahaya dan bisa berujung pada kematian.
Satu-satunya cara untuk menghidupkan kembali jantung setelah timbulnya serangan adalah melalui intervensi medis tepat waktu untuk menghilangkan bekuan darah, membersihkan arteri yang tersumbat, atau membuat bypass untuk sirkulasi darah yang baik.
Untuk itu, kamu harus mengenali dan mengetahui periode golden hour atau golden period ketika serangan jantung terjadi.
Baca juga: RSJPD Harapan Kita Mantapkan Posisinya Sebagai Pusat Unggulan Layanan Jantung di Indonesia
Golden period serangan jantung menukil laman Happiest Health merupakan periode di mana 60–90 menit pertama setelah serangan jantung terjadi yang sangat penting untuk ditangani.
Pada periode ini, tindakan medis yang cepat dan tepat dapat meningkatkan peluang pasien untuk pulih dan menghindari risiko kematian. Jika tidak ditangani dengan tepat, kerusakan jantung akan semakin parah dan menyebabkan kematian.
Ingat, dalam 5 menit pertama, orang yang menderita serangan jantung harus segera mencari bantuan medis. Dalam buku Mayo Clinic Family Health Book disebutkan, di menit-menit awal begitu terjadinya serangan jantung, akan terjadi fibrilasi ventrikel.
Irama jantung yang tidak stabil ini menimbulkan denyut jantung yang tidak efektif dan otot jantung bergetar tanpa manfaat. Tanpa perawatan langsung, fibrilasi ventrikel akan mengakibatkan kematian mendadak.
Baca juga: RSJPD Harapan Kita Mantapkan Posisinya Sebagai Pusat Unggulan Layanan Jantung di Indonesia
Katena otot jantung akan mulai mati dalam 80–90 menit setelah berhenti mendapatkan oksigen, maka akan mengakibatkan hampir semua bagian jantung yang terkena bisa rusak secara permanen dalam 6 jam.
.jpg)
(Serangan jantung bisa memicu terjadinya komplikasi, seperti gagal jantung, aritmia, jantung robek, syok kardiogenik, dan berujung pada kematian. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Jadi, semakin cepat aliran darah normal kembali, semakin kecil terjadinya kerusakan jantung. Jadi boleh bilang, golden hour merupakan peluang paling besar yang memengaruhi kelangsungan dan kualitas hidup pengidap setelah serangan jantung terjadi.
Para ahli menunjukkan tanda-tanda, terutama tanda-tanda serangan jantung yang tidak terduga dan tidak dapat dijelaskan, yang harus diketahui oleh lebih banyak orang karena akan memudahkan identifikasi dan tindakan segera.
Ini adalah rangkuman dati Halodoc mengenai tanda-tanda yang harus diperhatikan:
- Rasa berat atau tekanan atau sensasi seperti terbakar pada dada ketika sedang beristirahat atau melakukan aktivitas ringan
- Sesak napas, tetapi tidak disertai dengan rasa tidak nyaman pada dada, terlebih pada pengidap diabetes
- Sakit perut dan kembung biasanya merupakan masalah pencernaan yang berhubungan dengan tingkat keasaman pada lambung
Jika kamu mendapati adanya kondisi ini, jangan ragu untuk segera memanggil bantuan.
Dr AB Mehta, Direktur, Departemen Kardiologi, Rumah Sakit & Pusat Penelitian Jaslok, Mumbai, India, menyoroti mereka yang berusia antara 45 dan 60 tahun yang memiliki riwayat keluarga harus selalu waspada.
Selain itu, individu dengan faktor risiko seperti stres berlebih, kadar kolesterol tinggi, obesitas, dan diabetes harus berhati-hati.
Lebih lanjut Mehta mengemukakan, ada kesalahpahaman yang menganggap nyeri akibat serangan jantung hanya terjadi di dada sebelah kiri.
Namun, hal ini tidak benar karena dapat terjadi di bagian dada mana pun dan dapat berpindah ke rahang atau lengan kiri. Bahkan terkadang bisa berpindah ke punggung atau perut bagian atas dan lengan kanan.
Serangan jantung bisa memicu terjadinya komplikasi, seperti gagal jantung, aritmia, jantung robek, syok kardiogenik, dan berujung pada kematian.
Sebenarnya, meski tidak dapat dihindari, serangan jantung tetap bisa dicegah. Caranya pun sangat mudah, hanya perlu membiasakan diri untuk menjalani pola hidup dan pola makan yang sehat.
Sebisa mungkin, hindari semua hal yang bisa memicu stres, dan jika terjadi, carilah cara untuk mengelola stres dengan baik.
Hindari pula kebiasaan buruk, seperti mengonsumsi minuman beralkohol dan merokok. Jangan lupa untuk rutin berolahraga, terutama olahraga kardiovaskular yang baik untuk kesehatan jantung.
Jika ada riwayat penyakit, seperti hipertensi, diabetes, dan kolesterol, sebaiknya lakukan penanganan agar tidak memicu efek negatif pada jantung.
Satu lagi, orang tidak boleh mengabaikan tanda-tanda yang tidak terduga dan tidak dapat dijelaskan seperti dada terasa berat, sesak napas, nyeri dada, dan berkeringat.
Mereka harus segera meminta bantuan. Dengann identifikasi yang cepat dan intervensi medis yang tepat waktu selama serangan jantung meningkatkan peluang untuk bertahan hidup.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Dan faktanya, penyakit ini sering terjadi tanpa gejala dan tidak hanya menyerang orang yang sakit. Jadi tak heran bila istilah silent killer disease disematkan untuk menggambarkan penyakit jantung.
Pasalnya, orang-orang yang sehat pun bisa saja terserang penyakit ini, bahkan terjadi ketika sedang beraktivitas normal. Serangan jantung yang terjadi secara tiba-tiba sangat berbahaya dan bisa berujung pada kematian.
Satu-satunya cara untuk menghidupkan kembali jantung setelah timbulnya serangan adalah melalui intervensi medis tepat waktu untuk menghilangkan bekuan darah, membersihkan arteri yang tersumbat, atau membuat bypass untuk sirkulasi darah yang baik.
Untuk itu, kamu harus mengenali dan mengetahui periode golden hour atau golden period ketika serangan jantung terjadi.
Baca juga: RSJPD Harapan Kita Mantapkan Posisinya Sebagai Pusat Unggulan Layanan Jantung di Indonesia
Apa itu golden period?
Golden period serangan jantung menukil laman Happiest Health merupakan periode di mana 60–90 menit pertama setelah serangan jantung terjadi yang sangat penting untuk ditangani.
Pada periode ini, tindakan medis yang cepat dan tepat dapat meningkatkan peluang pasien untuk pulih dan menghindari risiko kematian. Jika tidak ditangani dengan tepat, kerusakan jantung akan semakin parah dan menyebabkan kematian.
Ingat, dalam 5 menit pertama, orang yang menderita serangan jantung harus segera mencari bantuan medis. Dalam buku Mayo Clinic Family Health Book disebutkan, di menit-menit awal begitu terjadinya serangan jantung, akan terjadi fibrilasi ventrikel.
Irama jantung yang tidak stabil ini menimbulkan denyut jantung yang tidak efektif dan otot jantung bergetar tanpa manfaat. Tanpa perawatan langsung, fibrilasi ventrikel akan mengakibatkan kematian mendadak.
Baca juga: RSJPD Harapan Kita Mantapkan Posisinya Sebagai Pusat Unggulan Layanan Jantung di Indonesia
Katena otot jantung akan mulai mati dalam 80–90 menit setelah berhenti mendapatkan oksigen, maka akan mengakibatkan hampir semua bagian jantung yang terkena bisa rusak secara permanen dalam 6 jam.
.jpg)
(Serangan jantung bisa memicu terjadinya komplikasi, seperti gagal jantung, aritmia, jantung robek, syok kardiogenik, dan berujung pada kematian. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Jadi, semakin cepat aliran darah normal kembali, semakin kecil terjadinya kerusakan jantung. Jadi boleh bilang, golden hour merupakan peluang paling besar yang memengaruhi kelangsungan dan kualitas hidup pengidap setelah serangan jantung terjadi.
Waspadai gejalanya
Para ahli menunjukkan tanda-tanda, terutama tanda-tanda serangan jantung yang tidak terduga dan tidak dapat dijelaskan, yang harus diketahui oleh lebih banyak orang karena akan memudahkan identifikasi dan tindakan segera.
Ini adalah rangkuman dati Halodoc mengenai tanda-tanda yang harus diperhatikan:
- Rasa berat atau tekanan atau sensasi seperti terbakar pada dada ketika sedang beristirahat atau melakukan aktivitas ringan
- Sesak napas, tetapi tidak disertai dengan rasa tidak nyaman pada dada, terlebih pada pengidap diabetes
- Sakit perut dan kembung biasanya merupakan masalah pencernaan yang berhubungan dengan tingkat keasaman pada lambung
Jika kamu mendapati adanya kondisi ini, jangan ragu untuk segera memanggil bantuan.
Dr AB Mehta, Direktur, Departemen Kardiologi, Rumah Sakit & Pusat Penelitian Jaslok, Mumbai, India, menyoroti mereka yang berusia antara 45 dan 60 tahun yang memiliki riwayat keluarga harus selalu waspada.
Selain itu, individu dengan faktor risiko seperti stres berlebih, kadar kolesterol tinggi, obesitas, dan diabetes harus berhati-hati.
Lebih lanjut Mehta mengemukakan, ada kesalahpahaman yang menganggap nyeri akibat serangan jantung hanya terjadi di dada sebelah kiri.
Namun, hal ini tidak benar karena dapat terjadi di bagian dada mana pun dan dapat berpindah ke rahang atau lengan kiri. Bahkan terkadang bisa berpindah ke punggung atau perut bagian atas dan lengan kanan.
Cegah serangan jantung
Serangan jantung bisa memicu terjadinya komplikasi, seperti gagal jantung, aritmia, jantung robek, syok kardiogenik, dan berujung pada kematian.
Sebenarnya, meski tidak dapat dihindari, serangan jantung tetap bisa dicegah. Caranya pun sangat mudah, hanya perlu membiasakan diri untuk menjalani pola hidup dan pola makan yang sehat.
Sebisa mungkin, hindari semua hal yang bisa memicu stres, dan jika terjadi, carilah cara untuk mengelola stres dengan baik.
Hindari pula kebiasaan buruk, seperti mengonsumsi minuman beralkohol dan merokok. Jangan lupa untuk rutin berolahraga, terutama olahraga kardiovaskular yang baik untuk kesehatan jantung.
Jika ada riwayat penyakit, seperti hipertensi, diabetes, dan kolesterol, sebaiknya lakukan penanganan agar tidak memicu efek negatif pada jantung.
Satu lagi, orang tidak boleh mengabaikan tanda-tanda yang tidak terduga dan tidak dapat dijelaskan seperti dada terasa berat, sesak napas, nyeri dada, dan berkeringat.
Mereka harus segera meminta bantuan. Dengann identifikasi yang cepat dan intervensi medis yang tepat waktu selama serangan jantung meningkatkan peluang untuk bertahan hidup.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)