FITNESS & HEALTH

Ini Keutamaan Melahirkan dengan Bantuan Dokter

Aulia Putriningtias
Jumat 21 Februari 2025 / 10:15
Jakarta: Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah konsultan intervensi jantung dan aritmia Eka Hospital BSD, dr. Ignatius Yansen, mengatakan bahwa sebaiknya untuk tidak melakukan persalinan tanpa bantuan ahli medis. Hal ini akan berisiko anak yang tidak ditinjau kesehatan keseluruhannya.

Menurut dr. Yansen, bagi orang tua yang masih memercayai untuk melahirkan di dukun beranak, dipastikan tidak mendapatkan pemeriksaan awal, termasuk persoalan penyakit jantung. Padahal, sejak dilahirkannya seorang bayi, dokter akan memeriksakan kondisi anak apa memiliki masalah kesehatan ataupun tidak, terutama persoalan jantung.

Hal ini merujuk kepada aritmia, di mana merupakan gangguan irama jantung yang ternyata dapat terdeteksi sejak janin. Jika diabaikan tidak dilakukannya pemeriksaan sejak USG, maka dikhawatirkan akan mengalami risiko fatal, yakni kematian. Aritmia jantung sebaiknya didiagnosis sejak sangat dini, menghindari risiko fatal ini.

Ia mengatakan bahwa memang sebenarnya gangguan irama jantung atau aritmia ini terdeteksi fatal tidak sampai 1 persen jumlahnya pada anak-anak. Namun, pemeriksaan yang tidak menyeluruh sejak lahir, dikhawatirkan akan membuat tumbuh kembang Si Kecil mengalami perhambatan.

Baca juga: Waspada! Aritmia Jantung Dapat Terdeteksi sejak Janin, Ini Penjelasannya

“Denyut jantung normal bayi harusnya 140 (detak per menit), dengan aritmia bisa jadi 70 sampai 80, akibatnya bayi tidak bertumbuh, mengganggu perkembangan,” kata dr. Yansen dalam temu media bersama Eka Hospital, Rabu, 19 Februari 2025.

Sebagai orang tua, dipastikan untuk mengetahui kesehatan yang mumpuni dan menyeluruh untuk Si Kecil. Maka dari itu, diperlukannya untuk menjaga kesehatan dari atas sampai bawah, guna mencegah terjadinya perlambatan pertumbuhan, khususnya perihal masalah jantung.

Maka dari itu, dr. Yansen menyarankan untuk selalu berkonsultasi kepada dokter ahli, alih-alih dukun atau orang pintar yang cenderung menjauh dari penanganan medis. Ditambah, dalam menjaga kesehatan, dr. Yansen hanya mengimbau untuk memelihara pola hidup sehat. Selain perihal makan sehat, tidur cukup, dan aktivitas fisik, penting untuk menghindari pemicu terjadinya darah tinggi.

“Yang penting hidup secara sehat. Misalnya dia telah menjalani penanganan aritmia, tapi dia memiliki darah tinggi, apa masih perlu minum obat darah tinggi? Ya tetap perlu. Jadi dia pantang makan asin-asin bukan karena aritmianya, tapi karena darah tingginya,” jelas dr. Yensen.
 

Bagaimana pengobatan aritmia yang melalui tanpa obat-obatan?


Baik bagi anak-anak maupun orang dewasa, jika terjadi aritmia jantung, penting untuk memeriksakan diri kepada dokter ahli. Selain itu, penting untuk melakukan beberapa metode ini, antara lain:

- Melakukan perubahan gaya hidup, seperti berhenti merokok dan konsumsi alkohol.

- Terapi medis.

- Penggunaan alat pacu jantung (pacemaker) bagi pengidap aritmia parah.

- Mematuhi segala saran dari dokter, mulai dari segi makanan maupun aktivitas fisik.

“Jika mengalami gejala yang mencurigakan, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter agar mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat,” tutup dr. Yansen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH