FITNESS & HEALTH

Mau Jalani Ablasi Jantung? Wajib Tahu Siapa yang Tidak Boleh dan Efek Sampingnya

A. Firdaus
Rabu 09 Juli 2025 / 14:17
Jakarta: Ablasi jantung adalah salah satu prosedur minimal invasive untuk menangani aritmia atau gangguan irama jantung tipe cepat. Irama yag telalu cepat disebabkan oleh adanya jaringan sel otot jantung yang abnormal. 

Metode ini bertujuan untuk menghilangkan jaringan jantung abnormal yang menyebabkan aritmia dengan energi panas (radiofrekuensi), dingin (cryo), dan gelombang listrik (pulsed wave). Hal ini akan membuat sinyal atau impuls listrik jantung yang abnormal menjadi normal dan memungkinkan detak jantung kembali normal.

Ablasi jantung merupakan tindakan minimal invasive juga memiliki kemungkinan keberhasilan yang tinggi dalam mengatasi gangguan irama denyut jantung. Tindakan ini juga dilakukan dalam waktu yang relatif cepat, serta memerlukan waktu pemulihan yang lebih cepat.
 

Kontraindikasi Ablasi Jantung


"Terdapat beberapa kondisi yang membuat ablasi jantung tidak dapat dilakukan, karena efek samping atau risiko yang justru lebih besar dari manfaatnya," dr. Dony Yugo Hermanto, Sp. J.P, Subsp. Ar (K), FIHA, selaku Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Subspesialis Aritmia RS Pondok Indah – Pondok Indah.

Baca juga: Metode Ablasi Jantung, Inovasi Medis untuk Cegah Kematian Mendadak

Berikut ini adalah kontraindikasi ablasi jantung yang dimaksud:

- Kelainan perdarahan atau kelainan pembekuan darah.

- Menderita kelainan pada pembuluh darah yang membuat akses atau proses memasukkan kateter tidak mungkin dilakukan, termasuk trombosis vena dalam, penyakit arteri perifer,
bahkan diseksi aorta.

- Sedang mengalami infeksi.

- Sensitif terhadap penggunaan obat pengencer darah.

- Menggunakan katup jantung buatan atau sintetis.

- Mengalami gumpalan darah dalam jantung.

- Sedang hamil, maupun sedang dalam program hamil.

Selain ablasi jantung, pemasangan alat pacu jantung (pacemaker) dengan teknologi terbaru juga menjadi salah satu solusi untuk menangani gangguan irama jantung. Agar penanganan aritmia yang didapatkan benar-benar sesuai, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah subspesialis aritmia. Konsultasi dengan dokter multidisiplin juga mungkin dibutuhkan agar penanganan semakin optimal.
 

Komplikasi atau Efek Samping Ablasi Jantung


Karena merupakan tindakan minimal invasive, prosedur ablasi jantung juga relatif aman. Namun,ada beberapa risiko komplikasi ablasi jantung, yang meskipun sangat jarang, tetapi mungkin saja terjadi, antara lain:

- Perdarahan hingga infeksi pada lokasi masuknya kateter.

- Kerusakan pembuluh darah.

- Kerusakan katup jantung.

- Munculnya kasus aritmia yang baru, atau aritmia yang dialami makin memburuk.

- Melambatnya irama jantung yang perlu ditangani dengan pemasangan pacemaker.

- Terbentuknya sumbatan darah.

- Penyumbatan vena pumonal.

- Kerusakan pada ginjal akibat penggunaan zat kontras saat prosedur ablasi jantung dilakukan.

- Stroke.

- Serangan jantung.

- Perdarahan di rongga jantung.

Ablasi jantung tidak selalu diperlukan untuk semua kasus aritmia. Gangguan irama jantung ringan umumnya masih bisa ditangani dengan pemberian obat-obatan dan perubahan gaya hidup.

Prosedur ablasi jantung biasanya direkomendasikan jika aritmia tidak dapat dikontrol dengan obat-obatan atau menyebabkan gejala serius seperti sesak napas, pusing, atau risiko komplikasi seperti stroke. 

"Apabila kamu mengalami kelainan pada irama detak jantung, konsultasikan dengan dokter spesialis penyakit jantung dan pembuluh darah untuk menentukan apakah ablasi diperlukan," kata dr. Donny.

Pondok Indah Heart Center didukung oleh tim dokter spesialis jantung dan pembuluh darah yang kompeten, profesional, dan terdiri dari berbagai subspesialis yang lengkap, mulai dari subspesialis kardiologi intervensi, aritmia/elektrofisiologi, ekokardiografi, dan pencitraan kardiovaskular. Terdapat juga subspesialis kardiologi pediatrik dan penyakit jantung bawaan juga dokter spesialis anak subspesialis kardiologi. 

Dipandu oleh dokter-dokter spesialis berpengalaman, Pondok Indah Heart Center memberikan perawatan yang bertujuan untuk memulihkan ritme jantungmu dan menjaga kesehatan jantungmu.

Pada 2025, RS Pondok Indah – Pondok Indah kembali terpilih menjadi salah satu Best Specialized Hospitals Asia Pacific dalam kategori Cardiology oleh media global, Newsweek dan lembaga survei Statista. Ini merupakan kali kedua RS Pondok Indah - Pondok Indah meraih pengakuan serupa.

Capaian ini menjadi harapan baru mengenai layanan kesehatan dalam negeri yang juga dapat memberikan layanan kesehatan terdepan, tak kalah dengan layanan kesehatan luar negeri. Sehingga pasien di Indonesia dapat mengakses pelayanan kesehatan di dalam negeri tanpa harus bepergian jauh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH