FITNESS & HEALTH
Apakah Aman Mengonsumsi Sayuran Tanaman Sendiri yang Telah Dimakan Hewan?
Yatin Suleha
Rabu 19 November 2025 / 12:05
Jakarta: Kamu mungkin selalu menemukan tomat dengan potongan kecil yang hilang, daun selada dengan lubang-lubang kecil, atau mentimun yang setengah dimakan. Setelah semua usaha untuk menanam sayuran ini, apakah mereka menjadi sia-sia jika telah dicicipi oleh satwa liar setempat?
Bayangkan saja, kamu sudah bekerja keras menanam sayuran segar di kebun rumah, menyiram setiap hari, memupuk dengan hati-hati, dan akhirnya panen datang.
Namun, tiba-tiba kamu melihat ada yang sudah digigit hewan liar seperti kelinci atau burung. Kamu tidak boleh asal mengambil keputusan karena ada risiko kesehatan yang perlu kamu pikirkan.
Kekhawatiran terbesar terkait mengonsumsi sayuran yang telah dimakan oleh hewan liar adalah kuman yang berpotensi membuat kamu sakit.
“Hewan liar, seperti tikus, kelinci, rakun, dan rusa, dapat mencemari kebun kamu melalui urine, feses, atau air liur,” kata Corbin Scholz, Direktur Pertanian Seed Savers Exchange dalam Better Homes and Gardens.
Masalah ini bukan hanya bau saja, tapi bisa membuat kamu kena penyakit serius. Misalnya, urine atau feses hewan itu bisa membawa bakteri seperti E. coli atau salmonella, yang jika masuk ke tubuh melalui sayuran yang kamu makan.
.jpg)
(Salah satu dokter dalam Alodokter memaparkan, pada makanan yang sudah mengalami kontak dengan tikus, sangat dianjurkan untuk tidak dimakan kembali. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Bakteri tersebut bisa menyebabkan diare, muntah, atau bahkan infeksi lebih parah. Kamu tidak mau kan, setelah panen sayuran segar, atau sakit perut.
“Hewan-hewan ini juga dapat membawa penyakit seperti rabies yang dapat menular kepada kamu,” kata Grace Stern, Koordinator Negara Program Master Gardener Virginia Cooperative Extension dalam Better Homes and Gardens.
Rabies itu penyakit mematikan yang biasanya dikaitkan dengan gigitan anjing atau kelelawar, tapi hewan liar di kebun juga bisa membawa virus ini.
Dan jika ada bekas gigitan, kemungkinan besar telah terjadi kontaminasi karena hewan-hewan tersebut dapat membawa bakteri dan parasit dalam air liur mereka.
Air liur hewan liar sering kali penuh dengan mikroorganisme berbahaya, terutama jika hewan itu sakit atau stres.
Jadi, meski gigitannya kecil, risiko kontaminasi tetap tinggi. Selain itu, hewan seperti rakun atau tikus bisa membawa parasit seperti cacing pita yang bisa masuk ke tubuh manusia dan menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang.
Hal inilah mengapa ahli berkata, lebih baik berpikir dua kali sebelum makan sayuran yang sudah digigit karena kesehatan kamu lebih penting daripada sedikit sayuran yang diselamatkan.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Bayangkan saja, kamu sudah bekerja keras menanam sayuran segar di kebun rumah, menyiram setiap hari, memupuk dengan hati-hati, dan akhirnya panen datang.
Namun, tiba-tiba kamu melihat ada yang sudah digigit hewan liar seperti kelinci atau burung. Kamu tidak boleh asal mengambil keputusan karena ada risiko kesehatan yang perlu kamu pikirkan.
Kekhawatiran terbesar terkait mengonsumsi sayuran yang telah dimakan oleh hewan liar adalah kuman yang berpotensi membuat kamu sakit.
“Hewan liar, seperti tikus, kelinci, rakun, dan rusa, dapat mencemari kebun kamu melalui urine, feses, atau air liur,” kata Corbin Scholz, Direktur Pertanian Seed Savers Exchange dalam Better Homes and Gardens.
Masalah ini bukan hanya bau saja, tapi bisa membuat kamu kena penyakit serius. Misalnya, urine atau feses hewan itu bisa membawa bakteri seperti E. coli atau salmonella, yang jika masuk ke tubuh melalui sayuran yang kamu makan.
.jpg)
(Salah satu dokter dalam Alodokter memaparkan, pada makanan yang sudah mengalami kontak dengan tikus, sangat dianjurkan untuk tidak dimakan kembali. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Bakteri tersebut bisa menyebabkan diare, muntah, atau bahkan infeksi lebih parah. Kamu tidak mau kan, setelah panen sayuran segar, atau sakit perut.
“Hewan-hewan ini juga dapat membawa penyakit seperti rabies yang dapat menular kepada kamu,” kata Grace Stern, Koordinator Negara Program Master Gardener Virginia Cooperative Extension dalam Better Homes and Gardens.
Rabies itu penyakit mematikan yang biasanya dikaitkan dengan gigitan anjing atau kelelawar, tapi hewan liar di kebun juga bisa membawa virus ini.
Dan jika ada bekas gigitan, kemungkinan besar telah terjadi kontaminasi karena hewan-hewan tersebut dapat membawa bakteri dan parasit dalam air liur mereka.
Air liur hewan liar sering kali penuh dengan mikroorganisme berbahaya, terutama jika hewan itu sakit atau stres.
Jadi, meski gigitannya kecil, risiko kontaminasi tetap tinggi. Selain itu, hewan seperti rakun atau tikus bisa membawa parasit seperti cacing pita yang bisa masuk ke tubuh manusia dan menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang.
Hal inilah mengapa ahli berkata, lebih baik berpikir dua kali sebelum makan sayuran yang sudah digigit karena kesehatan kamu lebih penting daripada sedikit sayuran yang diselamatkan.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)