FITNESS & HEALTH
Dokter Anak: Jangan Sembarangan Bawa Bayi Umrah, Bisa Kena Meningitis!
Aulia Putriningtias
Kamis 09 Mei 2024 / 10:09
Jakarta: Dokter Spesialis Anak dan Ahli Neurologi, Dr. Setyo Handryastuti, Sp.A(K) menegaskan orang tua untuk tidak sembarangan membawa bayi saat lakukan ibadah umrah tanpa persiapan. Ini akan menyebabkan Si Kecil bisa terkena meningitis.
Tren para artis membawa anak mereka yang masih kurang dari enam bulan untuk pergi umrah pun dikhawatirkan diikuti oleh masyarakat tanpa pengetahuan yang jelas. Dr. Setyo mengimbau untuk berhati-hati dan berpikir matang dalam membawa bayi saat umroh.
"Artis bawa anak balita dan kelompok anak buat umroh itu harus divaksin sebelum berangkat," ungkap dr. Setyo dalam acara Kalbe & Kalventis temu media bertajuk: Umrah Sehat, Aman dan Nyaman Melalui Vaksinasi di Jakarta.
Baca juga: Begini Cara Mudah Mengumpulkan Uang untuk Ibadah Umrah
Meningitis sendiri merupakan penyakit yang terjadi karena ada peradangan atau inflamasi pada selaput otak yang bernama meningen. Selaput ini merupakan lapisan pelindung yang menyelimuti otak dan saraf tulang belakang.
Virus penyebab meningitis pun masih dikatakan tinggi di Timur Tengah. Penyebab meningitis yaitu virus campak, influenza, herpes simplex, dan west nile virus. Beberapa virus ini rawan menyerang anak di bawah lima tahun, khususnya bayi.
Selain itu, bakteri penyebab meningitis di antaranya yaitu streptococcus pneumoniae, hemophilus influenzae type b (Hib)z, neisseria meningitidis, listeria monocytogenes, Escherichia coli (E. coli), Klebsiella pneumoniae.
Dr. Setyo sendiri khawatir jika diikuti saja tanpa persiapan matang, akan membahayakan kondisi kesehatan Si Kecil. Bayi dinilai memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih rentan, sehingga sebaiknya untuk melakukan persiapan matang.
"Memang kebanyakan dari golongan menengah ke atas, ada yang konsultasi dokter anak, tapi ada juga yang main pergi aja," jelas dr. Setyo.
Namun, dr. Setyo mengatakan bahwa vaksin meningitis seharusnya diberikan pada manusia berusia minimal sembilan bulan. Jika di bawah usia tersebut, belum dapat diberikan. Hal ini berkaitan dengan rentannya imun tubuh Si Kecil.
Tak dapat diberikan vaksin, hal ini semakin mengkhawatirkan jika memaksa diri membawa bayi pergi umrah atau bepergian ke Timur Tengah. Dr. Setyo menyarankan untuk tidak memaksakan diri membawa bayi di bawah sembilan bulan bepergian ke Timur Tengah.
"Vaksin meningitis baru bisa diberikan pada anak usia 9 bulan ke atas. Kalau di bawah usia 9 bulan, sebaiknya nggak usah dibawa dulu," lanjut dr. Setyo.
Gejala meningitis yang bisa orang tua lihat adalah demam, kaki dan tangan berubah dingin, dan kulit berubah kemarahan hingga membiru. Orang tua perlu berhati-hati, sebab gejala ini bisa fatal untuk anak.
Dalam penanganannya, jika terjadi gejala, perlu untuk segera dilakukan tindakan. Hal ini dikarenakan efeknya yang bisa sebabkan meninggal dunia, atau cacat hingga memengaruhi kemampuan berpikir kognitif.
"Kalau cepat terdeteksi kita kasih antibiotik sih bisa, antibiotiknya bukan antibiotik yang mahal atau jarang, cuma ya itu tadi harus cepat dideteksi," pungkas dr. Setyo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Tren para artis membawa anak mereka yang masih kurang dari enam bulan untuk pergi umrah pun dikhawatirkan diikuti oleh masyarakat tanpa pengetahuan yang jelas. Dr. Setyo mengimbau untuk berhati-hati dan berpikir matang dalam membawa bayi saat umroh.
"Artis bawa anak balita dan kelompok anak buat umroh itu harus divaksin sebelum berangkat," ungkap dr. Setyo dalam acara Kalbe & Kalventis temu media bertajuk: Umrah Sehat, Aman dan Nyaman Melalui Vaksinasi di Jakarta.
Baca juga: Begini Cara Mudah Mengumpulkan Uang untuk Ibadah Umrah
Meningitis sendiri merupakan penyakit yang terjadi karena ada peradangan atau inflamasi pada selaput otak yang bernama meningen. Selaput ini merupakan lapisan pelindung yang menyelimuti otak dan saraf tulang belakang.
Virus penyebab meningitis pun masih dikatakan tinggi di Timur Tengah. Penyebab meningitis yaitu virus campak, influenza, herpes simplex, dan west nile virus. Beberapa virus ini rawan menyerang anak di bawah lima tahun, khususnya bayi.
Selain itu, bakteri penyebab meningitis di antaranya yaitu streptococcus pneumoniae, hemophilus influenzae type b (Hib)z, neisseria meningitidis, listeria monocytogenes, Escherichia coli (E. coli), Klebsiella pneumoniae.
Dr. Setyo sendiri khawatir jika diikuti saja tanpa persiapan matang, akan membahayakan kondisi kesehatan Si Kecil. Bayi dinilai memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih rentan, sehingga sebaiknya untuk melakukan persiapan matang.
"Memang kebanyakan dari golongan menengah ke atas, ada yang konsultasi dokter anak, tapi ada juga yang main pergi aja," jelas dr. Setyo.
Namun, dr. Setyo mengatakan bahwa vaksin meningitis seharusnya diberikan pada manusia berusia minimal sembilan bulan. Jika di bawah usia tersebut, belum dapat diberikan. Hal ini berkaitan dengan rentannya imun tubuh Si Kecil.
Tak dapat diberikan vaksin, hal ini semakin mengkhawatirkan jika memaksa diri membawa bayi pergi umrah atau bepergian ke Timur Tengah. Dr. Setyo menyarankan untuk tidak memaksakan diri membawa bayi di bawah sembilan bulan bepergian ke Timur Tengah.
"Vaksin meningitis baru bisa diberikan pada anak usia 9 bulan ke atas. Kalau di bawah usia 9 bulan, sebaiknya nggak usah dibawa dulu," lanjut dr. Setyo.
Gejala meningitis yang bisa orang tua lihat adalah demam, kaki dan tangan berubah dingin, dan kulit berubah kemarahan hingga membiru. Orang tua perlu berhati-hati, sebab gejala ini bisa fatal untuk anak.
Dalam penanganannya, jika terjadi gejala, perlu untuk segera dilakukan tindakan. Hal ini dikarenakan efeknya yang bisa sebabkan meninggal dunia, atau cacat hingga memengaruhi kemampuan berpikir kognitif.
"Kalau cepat terdeteksi kita kasih antibiotik sih bisa, antibiotiknya bukan antibiotik yang mahal atau jarang, cuma ya itu tadi harus cepat dideteksi," pungkas dr. Setyo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)