FITNESS & HEALTH
Perempuan Lebih Berisiko terkena Masalah Irama Jantung
Antara
Kamis 01 Agustus 2024 / 11:14
Jakarta: Irama jantung atau aritmia adalah gangguan kesehatan yang membuat pengidapnya mengalami detak jantung tidak teratur, baik lebih cepat maupun lebih lambat. Permasalahan irama jantung ini pada umumnya tidak berbahaya, namun, jika detak jantung sudah mulai terasa tidak biasa, maka bisa berakibat fatal hingga menyebabkan kematian mendadak.
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah lulusan Universitas Indonesia dr. Sunu Budhi Raharjo, PhD, Sp.JP(K), mengatakan perempuan memiliki risiko mengalami masalah irama jantung atau aritmia lebih banyak dibandingkan laki-laki dan bisa menyerang di usia berapapun.
“Gejalanya sempoyongan, kadang-kadang pingsan, tapi, bangun lagi. Kalau nggak bangun, dia henti jantung,” kata dr. Sunu dalam diskusi kesehatan tentang jantung di Jakarta, Selasa.
Masalah irama jantung atau aritmia, kata dr. Sunu, biasanya ditandai dengan gejala jantung berdebar tanpa alasan dan dalam keadaan tubuh tidak sedang beraktivitas. Seringkali jantung berdebar lebih cepat saat akan tidur.
Baca juga: Makanan yang Sebaiknya Dihindari oleh Penderita Jantung
Pada kasus aritmia yang lebih parah, pasien bisa pingsan atau kolaps. Penanganan harus segera dilakukan dengan pompa jantung yang adekuat. Aritmia juga bisa membuat pasien kejang karena otot jantung mengalami kram. Pasien akan pingsan karena tidak mendapat suplai darah dari jantung ke organ otak.
Aritmia dengan serangan, menurut dr. Sunu, bisa terjadi baik pada usia muda maupun tua. Hal itu terjadi karena aritmia bisa datang mendadak tanpa dipengaruhi dari faktor degeneratif atau pertambahan usia.
“Ibarat pohon muncul benalu, kan, bukan dari pohon itu tumbuh ada benalu. Itu yang tidak dipengaruhi dari faktor degeneratif, beda dengan serangan jantung aorta itu banyak karena hipertensi lama, diabetes lama, kolesterol tinggi dan paling sering adalah rokok,” kata Sunu menjelaskan.
Ditambahkan dr. Sunu, aritmia yang sering terjadi pada wanita juga bisa menyebabkan serangan jantung yang berujung pada henti jantung. Penanganan pada periode emas harus segera dilakukan untuk menghindari terjadi henti jantung.
“Kalau serangan jantung itu diawali dengan nyeri dada, keringat dingin yang luar biasa, sesak, itu serangan jantung. Pnanganannya harus segera dibawa ke rumah sakit,” kata dr. Sunu menambahkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah lulusan Universitas Indonesia dr. Sunu Budhi Raharjo, PhD, Sp.JP(K), mengatakan perempuan memiliki risiko mengalami masalah irama jantung atau aritmia lebih banyak dibandingkan laki-laki dan bisa menyerang di usia berapapun.
“Gejalanya sempoyongan, kadang-kadang pingsan, tapi, bangun lagi. Kalau nggak bangun, dia henti jantung,” kata dr. Sunu dalam diskusi kesehatan tentang jantung di Jakarta, Selasa.
Masalah irama jantung atau aritmia, kata dr. Sunu, biasanya ditandai dengan gejala jantung berdebar tanpa alasan dan dalam keadaan tubuh tidak sedang beraktivitas. Seringkali jantung berdebar lebih cepat saat akan tidur.
Baca juga: Makanan yang Sebaiknya Dihindari oleh Penderita Jantung
Pada kasus aritmia yang lebih parah, pasien bisa pingsan atau kolaps. Penanganan harus segera dilakukan dengan pompa jantung yang adekuat. Aritmia juga bisa membuat pasien kejang karena otot jantung mengalami kram. Pasien akan pingsan karena tidak mendapat suplai darah dari jantung ke organ otak.
Aritmia dengan serangan, menurut dr. Sunu, bisa terjadi baik pada usia muda maupun tua. Hal itu terjadi karena aritmia bisa datang mendadak tanpa dipengaruhi dari faktor degeneratif atau pertambahan usia.
“Ibarat pohon muncul benalu, kan, bukan dari pohon itu tumbuh ada benalu. Itu yang tidak dipengaruhi dari faktor degeneratif, beda dengan serangan jantung aorta itu banyak karena hipertensi lama, diabetes lama, kolesterol tinggi dan paling sering adalah rokok,” kata Sunu menjelaskan.
Ditambahkan dr. Sunu, aritmia yang sering terjadi pada wanita juga bisa menyebabkan serangan jantung yang berujung pada henti jantung. Penanganan pada periode emas harus segera dilakukan untuk menghindari terjadi henti jantung.
“Kalau serangan jantung itu diawali dengan nyeri dada, keringat dingin yang luar biasa, sesak, itu serangan jantung. Pnanganannya harus segera dibawa ke rumah sakit,” kata dr. Sunu menambahkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)