FITNESS & HEALTH

Masyarakat Harus Sadar Faktor Risiko Diabetes

Medcom
Jumat 16 Desember 2022 / 11:16
Jakarta: Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (MASINDO) menggelar acara bincang-bincang dalam rangka perayaan Hari Sadar Risiko Nasional 2022. Acara ini mengajak para pemangku kepentingan di sektor kesehatan, ekonomi, lingkungan, sosial dan budaya, dalam menyebarluaskan konsep sadar risiko bagi masyarakat.

Acara ini dihadiri oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta figur publik.

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan, Kemenko PMK, Imam Pasli, menyebut Indonesia saat ini masih dilanda bencana non-alam seperti masih tingginya kasus Penyakit Tidak Menular (PTM). Karena itulah. perlu adanya peningkatan budaya sadar risiko yang dimulai sejak dini, baik di lingkungan keluarga, instansi pemerintah, dan masyarakat.

Sementara itu, Ketua Tim Kerja Penyakit Diabetes Melitus dan Gangguan Metabolik, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM), Kemenkes, Esti Widiastuti, menambahkan bahwa prevalensi diabetes masih terus meningkat setiap harinya.

Hal itu disebabkan kurangnya aktivitas fisik, tekanan darah tinggi, serta kelebihan berat badan. Penderita diabetes yang disertai komorbiditas akan memiliki risiko yang tinggi dari segi komplikasi maupun pembiayaan kesehatan.

“Sebagai antisipasi, masyarakat harus sadar risiko terhadap faktor risiko diabetes melitus dengan menerapkan gaya hidup sehat. Perubahan ini perlu dukungan semua pihak agar bisa terwujud. Upaya preventif perlu diperkuat lagi tanpa harus mengabaikan pendekatan kuratif," jelas Esti.

Budaya sadar risiko perlu ditingkatkan pada aspek lingkungan. Direktur Adaptasi Perubahan Iklim, Kementerian LHK Sri Tantri Arundhati, mengungkapkan bencana alam yang sedang marak terjadi tidak dapat dilepaskan dari dampak perubahan iklim.

“Perubahan iklim tidak bisa dihindari, semua pihak bisa terdampak masalah lingkungan termasuk kehutanan, pertanian, dan peternakan. Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup menjalankan program Kampung Iklim untuk mendorong kelompok masyarakat melakukan kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di tingkat lokal," kata Sri.

Hal senada disampaikan Ketua MASINDO, Dimas Syailendra Ranadireksa. Terdapat sejumlah tantangan untuk membangun budaya sadar risiko di masyarakat. Penyebab utamanya antara lain kebiasaan mengesampingkan risiko, kurangnya pengetahuan, hingga misinformasi dalam kehidupan sehari-hari.

"Contohnya masih banyak masyarakat yang tidak menggunakan helm saat berkendara. Padahal, helm diciptakan untuk melindungi diri dari berbagai risiko. Masih banyak juga orang yang memiliki kebiasaan merokok, meski mereka tahu bahwa merokok itu berbahaya. Sementara telah hadir produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin," paparnya.






 

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(ELG)

MOST SEARCH