FITNESS & HEALTH
Efek Samping jika Kamu Memiliki Kebiasaan Membungkuk
Raka Lestari
Kamis 01 April 2021 / 08:00
Jakarta: Bekerja dari rumah atau working from home terkadang memiliki kondisi yang kurang ideal. Misalnya saja, mungkin tidak semua duduk di kursi yang dirancang secara ergonomis yang dibuat untuk mendorong postur tubuh yang benar saat kita bekerja di depan komputer. Beberapa orang mungkin duduk di sofa, lantai, atau di manapun yang tidak ideal untuk bekerja.
“Jam kerja yang padat, terkadang membuat orang yang harus bekerja di rumah memiliki waktu yang sangat sedikit untuk menyiapkan ruang kerja yang layak,” ujar terapis fisik Julie Larson.
"Selain itu, orang-orang juga mendapati diri mereka duduk selama tiga hingga empat jam atau lebih tanpa bangun. Duduk yang lama itu menyebabkan postur tubuh yang buruk, yang pada akhirnya dapat menyebabkan rasa sakit," terangnya.
Membungkuk tidak hanya memengaruhi postur punggung, tetapi secara langsung dapat memengaruhi bagian lain dari tubuh, dan menyebabkan masalah lain terkait dengan postur tubuh yang buruk. Misalnya, membungkuk dapat menyebabkan atau memperburuk sakit kepala.
Lengkungan yang tidak wajar pada tulang belakang dapat meregangkan dan mengencangkan otot-otot di leher, menyebabkan sakit kepala karena tegang, atau bahkan mungkin turut memperburuk migrain dan jenis sakit kepala lainnya.
Membungkuk juga berdampak negatif pada pernapasan. Membungkuk dapat mempersempit otot-otot di dada dan perut, yang dapat menyebabkan seseorang mengambil napas lebih pendek. Agar merasa rileks dan sehat, kamu perlu bernapas dengan penuh dan dalam, yang juga memungkinkan asupan oksigen yang lebih baik.
Di luar masalah fisik, membungkuk juga dapat memberikan efek negatif yang mengejutkan pada kesehatan mental. Menurut sebuah artikel ilmiah yang diterbitkan di jurnal Meridian, hal itu dapat memengaruhi kesehatan mental dan ingatan (memori).
Orang yang bungkuk lebih cenderung memiliki kepercayaan diri yang lebih rendah, citra diri yang lebih buruk, dan menderita depresi. Memaksa diri untuk duduk tegak adalah semacam 'jalan pintas' untuk membangun kembali perasaan positif tentang diri sendiri, dan merasa lebih kuat serta lebih mampu secara harfiah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
“Jam kerja yang padat, terkadang membuat orang yang harus bekerja di rumah memiliki waktu yang sangat sedikit untuk menyiapkan ruang kerja yang layak,” ujar terapis fisik Julie Larson.
"Selain itu, orang-orang juga mendapati diri mereka duduk selama tiga hingga empat jam atau lebih tanpa bangun. Duduk yang lama itu menyebabkan postur tubuh yang buruk, yang pada akhirnya dapat menyebabkan rasa sakit," terangnya.
Masalah fisik akibat membungkuk
Membungkuk tidak hanya memengaruhi postur punggung, tetapi secara langsung dapat memengaruhi bagian lain dari tubuh, dan menyebabkan masalah lain terkait dengan postur tubuh yang buruk. Misalnya, membungkuk dapat menyebabkan atau memperburuk sakit kepala.
Lengkungan yang tidak wajar pada tulang belakang dapat meregangkan dan mengencangkan otot-otot di leher, menyebabkan sakit kepala karena tegang, atau bahkan mungkin turut memperburuk migrain dan jenis sakit kepala lainnya.
Membungkuk juga berdampak negatif pada pernapasan. Membungkuk dapat mempersempit otot-otot di dada dan perut, yang dapat menyebabkan seseorang mengambil napas lebih pendek. Agar merasa rileks dan sehat, kamu perlu bernapas dengan penuh dan dalam, yang juga memungkinkan asupan oksigen yang lebih baik.
Efek mental tak terduga dari membungkuk
Di luar masalah fisik, membungkuk juga dapat memberikan efek negatif yang mengejutkan pada kesehatan mental. Menurut sebuah artikel ilmiah yang diterbitkan di jurnal Meridian, hal itu dapat memengaruhi kesehatan mental dan ingatan (memori).
Orang yang bungkuk lebih cenderung memiliki kepercayaan diri yang lebih rendah, citra diri yang lebih buruk, dan menderita depresi. Memaksa diri untuk duduk tegak adalah semacam 'jalan pintas' untuk membangun kembali perasaan positif tentang diri sendiri, dan merasa lebih kuat serta lebih mampu secara harfiah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)