FITNESS & HEALTH
Data: 41 Persen Lebih WNI Alami Osteopenia, Satu Langkah Menuju Osteoporosis
Aulia Putriningtias
Jumat 24 Oktober 2025 / 15:09
Jakarta: Data Persatuan Osteoporosis Indonesia (PEROSI) menunjukkan bahwa lebih dari 41,7 persen masyarakat Indonesia mengalami kepadatan tulang rendah atau osteopenia. Jika dibiarkan, osteoporosis bisa terjadi.
Osteoporosis atau keropos tulang masih menjadi tantangan kesehatan global dengan lebih dari 500 juta orang terdampak di seluruh dunia. Osteoporosis adalah penyakit progresif yang sering tidak terdeteksi hingga terjadi patah tulang.
Menurut Dokter Spesialis Ortopedi dr. Aldico Sapardan Sp.OT. CF., osteoporosis sering disebut silent disease. Hal ini karena seringkali didiagnosis hanya setelah penderita mengalami fraktur.
"Puncak massa tulang tercapai di usia 20–30 tahun, sehingga periode ini menjadi critical window untuk mencegah osteoporosis. Jika dilewatkan, risiko patah tulang di usia lanjut akan jauh lebih besar," ungkap dr. Aldico dalam temu media bersama Bayer dalam rangka World Osteoporosis Day, Kamis, 23 Oktober 2025.
Dampak osteoporosis tidak hanya terasa secara kesehatan, tetapi juga sosial dan ekonomi. Patah tulang akibat osteoporosis sering menyebabkan penyintasnya kehilangan kemandirian.
Sebanyak 40 persen penyintas tidak lagi mampu berjalan sendiri. Kemudian, sekitar 60 persen masih membutuhkan bantuan setahun setelah mengalami patah tulang panggul.
Untuk mencegah osteopenia dan osteoporosis sendiri diperlukan perawatan diri, salah satunya olahraga. Ade Rai, Fitness Practitioner menekankan pentingnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan tulang secara mandiri.
"Banyak orang berfokus pada olahraga kardio untuk menjaga kesehatan, tetapi sering melupakan latihan penguatan tulang. Padahal, tulang yang sehat menopang otot, menjaga keseimbangan, dan menyimpan mineral penting," ungkap Ade Rai.
"Penerapan gaya hidup aktif, olahraga teratur, serta pemenuhan nutrisi seperti kalsium dan vitamin, merupakan bentuk selfcare yang paling mungkin dilakukan,” tambahnya.
Selain itu, penting untuk memilih suplemen yang cocok bagi kita. Salah satu rekomendasi suplemen larut air untuk mencegah osteoporosis adalah CDR. Suplemen ini diformulasikan dengan kalsium, vitamin D, serta vitamin C & B6 untuk membantu pembentukan dan pemeliharaan kepadatan tulang.
"Dipercaya selama lebih dari 20 tahun, CDR telah mendukung masyarakat Indonesia dalam menjaga kekuatan tulang dan kesehatan tubuh secara menyeluruh," kata Marketing Manager Nutritional Bayer Indonesia Maharani Africia Saragih.
Selain itu, Bayer menyediakan layanan pemeriksaan kepadatan tulang gratis melalui CDR Bone Health Check, yang digelar di berbagai area publik. Layanan ini membantu masyarakat memahami kondisi tulangnya dan mengambil langkah pencegahan yang tepat.
"Melalui berbagai inisiatif yang dilakukan, kami berharap dapat menginspirasi masyarakat untuk merawat tulang sebagai investasi masa depan. Karena dengan menjaga kesehatan tulang, kita bisa menjalani hidup dengan lebih aktif, mandiri, dan percaya diri,” tutup Maharani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Osteoporosis atau keropos tulang masih menjadi tantangan kesehatan global dengan lebih dari 500 juta orang terdampak di seluruh dunia. Osteoporosis adalah penyakit progresif yang sering tidak terdeteksi hingga terjadi patah tulang.
Menurut Dokter Spesialis Ortopedi dr. Aldico Sapardan Sp.OT. CF., osteoporosis sering disebut silent disease. Hal ini karena seringkali didiagnosis hanya setelah penderita mengalami fraktur.
"Puncak massa tulang tercapai di usia 20–30 tahun, sehingga periode ini menjadi critical window untuk mencegah osteoporosis. Jika dilewatkan, risiko patah tulang di usia lanjut akan jauh lebih besar," ungkap dr. Aldico dalam temu media bersama Bayer dalam rangka World Osteoporosis Day, Kamis, 23 Oktober 2025.
Dampak osteoporosis tidak hanya terasa secara kesehatan, tetapi juga sosial dan ekonomi. Patah tulang akibat osteoporosis sering menyebabkan penyintasnya kehilangan kemandirian.
Sebanyak 40 persen penyintas tidak lagi mampu berjalan sendiri. Kemudian, sekitar 60 persen masih membutuhkan bantuan setahun setelah mengalami patah tulang panggul.
Pentingnya perawatan diri demi cegah osteopenia dan osteoporosis
Untuk mencegah osteopenia dan osteoporosis sendiri diperlukan perawatan diri, salah satunya olahraga. Ade Rai, Fitness Practitioner menekankan pentingnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan tulang secara mandiri.
"Banyak orang berfokus pada olahraga kardio untuk menjaga kesehatan, tetapi sering melupakan latihan penguatan tulang. Padahal, tulang yang sehat menopang otot, menjaga keseimbangan, dan menyimpan mineral penting," ungkap Ade Rai.
"Penerapan gaya hidup aktif, olahraga teratur, serta pemenuhan nutrisi seperti kalsium dan vitamin, merupakan bentuk selfcare yang paling mungkin dilakukan,” tambahnya.
Selain itu, penting untuk memilih suplemen yang cocok bagi kita. Salah satu rekomendasi suplemen larut air untuk mencegah osteoporosis adalah CDR. Suplemen ini diformulasikan dengan kalsium, vitamin D, serta vitamin C & B6 untuk membantu pembentukan dan pemeliharaan kepadatan tulang.
"Dipercaya selama lebih dari 20 tahun, CDR telah mendukung masyarakat Indonesia dalam menjaga kekuatan tulang dan kesehatan tubuh secara menyeluruh," kata Marketing Manager Nutritional Bayer Indonesia Maharani Africia Saragih.
Selain itu, Bayer menyediakan layanan pemeriksaan kepadatan tulang gratis melalui CDR Bone Health Check, yang digelar di berbagai area publik. Layanan ini membantu masyarakat memahami kondisi tulangnya dan mengambil langkah pencegahan yang tepat.
"Melalui berbagai inisiatif yang dilakukan, kami berharap dapat menginspirasi masyarakat untuk merawat tulang sebagai investasi masa depan. Karena dengan menjaga kesehatan tulang, kita bisa menjalani hidup dengan lebih aktif, mandiri, dan percaya diri,” tutup Maharani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)