FITNESS & HEALTH
Selain pada Kesehatan Tubuh, Edometriosis juga Bisa Berdampak pada Psikologis Pasien
Raka Lestari
Rabu 30 Maret 2022 / 13:14
Jakarta: Endometriosis adalah sebuah penyakit ginekologi dengan kondisi dinding uterus tumbuh di luar uterus. Endometriosis dapat dikendalikan dengan pengobatan tepat dan sesuai arahan dokter Ahli untuk meningkatkan kualitas hidup.
Selain dampak terhadap kesehatan secara langsung, endometriosis juga memengaruhi kehidupan sosial, karir dan pekerjaan.
Psikolog Rika Vira Zwagery menjelaskan, dalam pengalamannya selama ini, tak jarang perempuan yang menderita endometriosis mengalami kecemasan, gangguan suasana hati, kehilangan kontrol diri, ketakutan, merasa tidak berdaya, pesimis, hingga depresi.
“Di tengah tekanan-tekanan yang mungkin mereka rasakan dan pada saat bersamaan mereka harus menjalani pengobatan dalam waktu yang panjang, maka mereka akan cenderung mengalami stress bahkan depresi,” ujar Rika dalam Virtual Media Briefing.
"Jika dianalogikan, endometriosis dan kondisi psikologis ini bisa dikatakan sebagai pendulum. Keluhan fisik yang dialami oleh penderita endometriosis akan berdampak pada kesehatan psikologis dan kesehatan psikologis akan mempengaruhi gejala endometriosis,” jelas Rika.
Rika menambahkan bahwa perempuan dengan endometriosis harus didukung dengan support system yang kuat. Support system tersebut terdiri dari pasangan, keluarga, rekan kerja, dokter, psikolog dan komunitas pasien yang bekerjasama dan saling memberikan dukungan untuk mengoptimalkan kondisi pasien.
“Penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan yang baik antara pasien dengan support system-nya merupakan faktor protektif bagi kesehatan mental pasien endometriosis sehingga dapat memperbaiki kondisi mereka. Selain itu, bergabung dengan komunitas endometriosis juga merupakan nilai plus sehingga pasien tetap dibekali dengan informasi yang benar,” tambahnya.
Hal ini, menurut Rika menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara kondisi psikologis pasien dengan keberhasilan dan kepatuhan terapi medis.
“Jika pasien merasa nyaman dan dikuatkan oleh orang-orang di sekitarnya, lewat dukungan dan afirmasi positif yang mereka terima, tentu akan membantu untuk menerima dirinya secara penuh dan berdamai dengan segala kondisi yang dialaminya dan pada akhirnya patuhpada pengobatan,” tutup Rika.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Selain dampak terhadap kesehatan secara langsung, endometriosis juga memengaruhi kehidupan sosial, karir dan pekerjaan.
Psikolog Rika Vira Zwagery menjelaskan, dalam pengalamannya selama ini, tak jarang perempuan yang menderita endometriosis mengalami kecemasan, gangguan suasana hati, kehilangan kontrol diri, ketakutan, merasa tidak berdaya, pesimis, hingga depresi.
“Di tengah tekanan-tekanan yang mungkin mereka rasakan dan pada saat bersamaan mereka harus menjalani pengobatan dalam waktu yang panjang, maka mereka akan cenderung mengalami stress bahkan depresi,” ujar Rika dalam Virtual Media Briefing.
"Jika dianalogikan, endometriosis dan kondisi psikologis ini bisa dikatakan sebagai pendulum. Keluhan fisik yang dialami oleh penderita endometriosis akan berdampak pada kesehatan psikologis dan kesehatan psikologis akan mempengaruhi gejala endometriosis,” jelas Rika.
Rika menambahkan bahwa perempuan dengan endometriosis harus didukung dengan support system yang kuat. Support system tersebut terdiri dari pasangan, keluarga, rekan kerja, dokter, psikolog dan komunitas pasien yang bekerjasama dan saling memberikan dukungan untuk mengoptimalkan kondisi pasien.
“Penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan yang baik antara pasien dengan support system-nya merupakan faktor protektif bagi kesehatan mental pasien endometriosis sehingga dapat memperbaiki kondisi mereka. Selain itu, bergabung dengan komunitas endometriosis juga merupakan nilai plus sehingga pasien tetap dibekali dengan informasi yang benar,” tambahnya.
Hal ini, menurut Rika menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara kondisi psikologis pasien dengan keberhasilan dan kepatuhan terapi medis.
“Jika pasien merasa nyaman dan dikuatkan oleh orang-orang di sekitarnya, lewat dukungan dan afirmasi positif yang mereka terima, tentu akan membantu untuk menerima dirinya secara penuh dan berdamai dengan segala kondisi yang dialaminya dan pada akhirnya patuhpada pengobatan,” tutup Rika.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)