FITNESS & HEALTH
Dokter: Kasus Sakit Pinggang Meningkat Pascapandemi, Ini Gejalanya
Aulia Putriningtias
Jumat 19 September 2025 / 10:11
Jakarta: Sakit pinggang seringkali menjadi anggap menghibur karena beban pekerjaan yang banyak. Siapa sangka, setelah pascapandemi, memang kasus sakit pinggang meningkat, loh!
Hal ini diungkap oleh Menurut dr. Andra Hendriarto, Sp. OT. (K), spesialis ortopedi konsultan tulang belakang RS Pondok Indah. Menurutnya, lonjakan sakit pinggang disebabkan oleh gaya hidup statis akibat terlalu lama duduk dan menatap layar.
"Mayoritas masalah tulang belakang sekarang bukan karena penyakit serius, tapi akibat gaya hidup kita sendiri,” ungkap dr. Andra dalam temu media bersama RS Pondok Indah di Jakarta, Rabu, 17 September 2025.
Meskipun belum tersedia dalam bentuk data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), tetapi dr. Andra mengalami bahwa adanya peningkatan pasien yang ditangani, serta penyebab yang bukan lagi karena cedera, melainkan gaya hidup.
Baca juga: Awas, Tulang Bisa Melemah Akibat 5 Makanan dan Minuman Ini
"Screen time naik drastis. Itu sebabnya pasien sakit leher sekarang lebih banyak dibanding sebelumnya," tambahnya.
Rata-rata manusia menghabiskan waktu sehari selama 16 jam. Posisi yang salah dalam bekerja maupun tidur ini yang menjadi penyebab dari sakit pinggang terjadi. Menurutnya, jika posisi duduk dan tidur benar, 2 dari 3 masalah tulang belakang dapat dicegah.
Nyeri pinggang sendiri terbagi atas dua kategori, yaitu mekanikal dan non-mekanikal. Nyeri pinggang mekanikal sendiri menjadi penyebab sebanyak 80 persen dari kasus sakit pinggang.
Nyeri mekanikal terjadi karena komponen tulang belakang yang bergerak, tulang, sendi, otot, dan bantalan karena berkaitan dengan aktivitas. Contohnya, pasien yang sakit pinggang karena bantalan tidak tahan duduk lama.
Sementara itu, nyeri non-mekanikal merupakan nyeri yang tidak berhubungan dengan aktivitas, tetapi justru berbahaya. Hal ini karena disebabkan oleh ketidakmampuan tulang belakang untuk menopang berat tubuh.
"Nyeri pinggang non-mekanikal ini biasanya disertai kelemahan atau kelumpuhan. Dan biasanya, karena penyakitnya serius, infeksi, tumor, dan sebagainya," jelasnya.
Ia pun memberikan tanda-tanda nyeri pinggang yang harus dikonsultasikan segera. Adapun beberapa gejalanya, antara lain:
- Penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan.
- Lemah otot di lengan dan kaki.
- Merasa kebas di lengan dan kaki.
- Kesemutan di lengan dan kaki.
Ada beberapa tips pencegahan yang bisa kamu terapkan, antara lain:
- Atur posisi laptop dan ponsel sejajar mata.
- Gunakan kursi dengan sandaran punggung.
- Lakukan peregangan setiap 1 jam duduk.
- Gunakan headset atau earphone saat menelepon.
- Tidur telentang dengan bantal menyangga bahu.
- Hindari tidur meringkuk terlalu rapat.
"Yang sulit bukan pengobatannya, tapi memulai gaya hidup sehat. Kalau itu bisa dilakukan sejak dini, banyak masalah tulang belakang bisa dicegah," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Hal ini diungkap oleh Menurut dr. Andra Hendriarto, Sp. OT. (K), spesialis ortopedi konsultan tulang belakang RS Pondok Indah. Menurutnya, lonjakan sakit pinggang disebabkan oleh gaya hidup statis akibat terlalu lama duduk dan menatap layar.
"Mayoritas masalah tulang belakang sekarang bukan karena penyakit serius, tapi akibat gaya hidup kita sendiri,” ungkap dr. Andra dalam temu media bersama RS Pondok Indah di Jakarta, Rabu, 17 September 2025.
Meskipun belum tersedia dalam bentuk data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), tetapi dr. Andra mengalami bahwa adanya peningkatan pasien yang ditangani, serta penyebab yang bukan lagi karena cedera, melainkan gaya hidup.
Baca juga: Awas, Tulang Bisa Melemah Akibat 5 Makanan dan Minuman Ini
"Screen time naik drastis. Itu sebabnya pasien sakit leher sekarang lebih banyak dibanding sebelumnya," tambahnya.
Rata-rata manusia menghabiskan waktu sehari selama 16 jam. Posisi yang salah dalam bekerja maupun tidur ini yang menjadi penyebab dari sakit pinggang terjadi. Menurutnya, jika posisi duduk dan tidur benar, 2 dari 3 masalah tulang belakang dapat dicegah.
Nyeri pinggang sendiri terbagi atas dua kategori, yaitu mekanikal dan non-mekanikal. Nyeri pinggang mekanikal sendiri menjadi penyebab sebanyak 80 persen dari kasus sakit pinggang.
Nyeri mekanikal terjadi karena komponen tulang belakang yang bergerak, tulang, sendi, otot, dan bantalan karena berkaitan dengan aktivitas. Contohnya, pasien yang sakit pinggang karena bantalan tidak tahan duduk lama.
Sementara itu, nyeri non-mekanikal merupakan nyeri yang tidak berhubungan dengan aktivitas, tetapi justru berbahaya. Hal ini karena disebabkan oleh ketidakmampuan tulang belakang untuk menopang berat tubuh.
"Nyeri pinggang non-mekanikal ini biasanya disertai kelemahan atau kelumpuhan. Dan biasanya, karena penyakitnya serius, infeksi, tumor, dan sebagainya," jelasnya.
Ia pun memberikan tanda-tanda nyeri pinggang yang harus dikonsultasikan segera. Adapun beberapa gejalanya, antara lain:
- Penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan.
- Lemah otot di lengan dan kaki.
- Merasa kebas di lengan dan kaki.
- Kesemutan di lengan dan kaki.
Ada beberapa tips pencegahan yang bisa kamu terapkan, antara lain:
- Atur posisi laptop dan ponsel sejajar mata.
- Gunakan kursi dengan sandaran punggung.
- Lakukan peregangan setiap 1 jam duduk.
- Gunakan headset atau earphone saat menelepon.
- Tidur telentang dengan bantal menyangga bahu.
- Hindari tidur meringkuk terlalu rapat.
"Yang sulit bukan pengobatannya, tapi memulai gaya hidup sehat. Kalau itu bisa dilakukan sejak dini, banyak masalah tulang belakang bisa dicegah," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)