FITNESS & HEALTH
Mudik Lebaran malah Dapat Pertanyaan Menyayat Hati, Begini Jawabnya secara Bijaksana
Aulia Putriningtias
Jumat 14 Maret 2025 / 16:10
Jakarta: Hari Raya Idulfitri akan segera tiba dalam waktu dekat! Cuti bersama juga akan tiba dan biasanya digunakan untuk kembali pulang ke kampung halaman.
Namun, tak sedikit yang merasa tidak nyaman ketika pulang ke kampung halaman, yakni beberapa pertanyaan yang ditanyakan berulang setiap tahunnya. Tak sedikit juga menjawabnya dengan penuh emosi.
Mulai dari 'Kapan nikah?' atau 'Kapan punya momongan?' memang menjadi pertanyaan yang tidak nyaman bagi beberapa orang. Entah itu sekadar basa-basi, atau sungguh-sungguh menanyakannya.
Baca juga: Kiat-kiat Menjaga Mental Tetap Sehat di Bulan Puasa
Adapun beberapa pertanyaan yang sering keluar ketika pulang ke kampung halaman atau mudik, antara lain:
"Kapan Nikah?" adalah pertanyaan yang banyak sekali dijumpai ketika memutuskan untuk pulang ke kampung halaman. Sayangnya, bukan hanya keluarga besar yang menanyakan, bahkan tetangga juga dapat menanyakan hal serupa.
Pertanyaan ini juga kerap kali ditanyakan ketika momen pulang kampung. Terutama, bagi mereka yang baru saja lulus dari SMA atau kuliah. Pertanyaan ini dianggap sebagai beban bagi para pencari kerja.
Meski kamu mampu menjawab kapan nikah, bukan berarti kamu bebas dari pertanyaan berikutnya. Ya, setelah menikah kamu akan ditanyakan berbagai pertanyaan lainnya. Salah satu pertanyaan yang sering ditanyakan adalah 'Kapan punya momongan?'. Bahkan, tak jarang juga berbasa-basi 'Kapan punya anak kedua?' atau 'Mau punya berapa adik lagi?' dan seterusnya.
Bagi pejuang badan ideal yang sehat, kalimat ini memang seringkali membuat jatuh kembali atas usaha-usaha yang sedang dilakukan. Terlalu gemuk atau kurus dianggap sebagai sebuah hinaan dari banyak lapisan masyarakat.
Menurut Psikolog Sosial, Regina Navira Pratiwi, ketika menghadapi pertanyaan-pertanyaan tidak nyaman, sebaiknya untuk menetralkan pikiran. Anggaplah pertanyaan tersebut hanya sekadar hal biasa, sehingga dapat dibalas dengan tutur bahasa yang netral.
"Bila kita sudah paham bahwa pertanyaan tersebut adalah hal yang netral maka cobalah untuk memberikan jawaban yang juga netral dan objektif," kata dari berbagai sumber.
Menurutnya, dengan kita menjawab secara netral, tidak terbawa emosi, dan memberikan impresi yang positif, maka itu akan menyelamatkan diri dari kekacauan. Salah satunya adalah menghindari konflik berkepanjangan, terutama sesama keluarga.
Regina juga mengatakan sebaiknya membuka topik yang lebih positif dan jangan memulai pertanyaan negatif apapun. Menghargai orang lain terlebih dahulu adalah hal yang penting.
"Kita harus memiliki kesadaran itu. Jangan sampai kita memberikan pertanyaan yang terlalu personal. Hormatilah orang lain," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Namun, tak sedikit yang merasa tidak nyaman ketika pulang ke kampung halaman, yakni beberapa pertanyaan yang ditanyakan berulang setiap tahunnya. Tak sedikit juga menjawabnya dengan penuh emosi.
Mulai dari 'Kapan nikah?' atau 'Kapan punya momongan?' memang menjadi pertanyaan yang tidak nyaman bagi beberapa orang. Entah itu sekadar basa-basi, atau sungguh-sungguh menanyakannya.
Baca juga: Kiat-kiat Menjaga Mental Tetap Sehat di Bulan Puasa
Adapun beberapa pertanyaan yang sering keluar ketika pulang ke kampung halaman atau mudik, antara lain:
1. Kapan Nikah?
"Kapan Nikah?" adalah pertanyaan yang banyak sekali dijumpai ketika memutuskan untuk pulang ke kampung halaman. Sayangnya, bukan hanya keluarga besar yang menanyakan, bahkan tetangga juga dapat menanyakan hal serupa.
2. "Sudah Kerja?"
Pertanyaan ini juga kerap kali ditanyakan ketika momen pulang kampung. Terutama, bagi mereka yang baru saja lulus dari SMA atau kuliah. Pertanyaan ini dianggap sebagai beban bagi para pencari kerja.
3. "Kapan punya momongan?"
Meski kamu mampu menjawab kapan nikah, bukan berarti kamu bebas dari pertanyaan berikutnya. Ya, setelah menikah kamu akan ditanyakan berbagai pertanyaan lainnya. Salah satu pertanyaan yang sering ditanyakan adalah 'Kapan punya momongan?'. Bahkan, tak jarang juga berbasa-basi 'Kapan punya anak kedua?' atau 'Mau punya berapa adik lagi?' dan seterusnya.
4. "Kamu Gemukan/Terlalu Kurus"
Bagi pejuang badan ideal yang sehat, kalimat ini memang seringkali membuat jatuh kembali atas usaha-usaha yang sedang dilakukan. Terlalu gemuk atau kurus dianggap sebagai sebuah hinaan dari banyak lapisan masyarakat.
Bagaimana cara menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas?
Menurut Psikolog Sosial, Regina Navira Pratiwi, ketika menghadapi pertanyaan-pertanyaan tidak nyaman, sebaiknya untuk menetralkan pikiran. Anggaplah pertanyaan tersebut hanya sekadar hal biasa, sehingga dapat dibalas dengan tutur bahasa yang netral.
"Bila kita sudah paham bahwa pertanyaan tersebut adalah hal yang netral maka cobalah untuk memberikan jawaban yang juga netral dan objektif," kata dari berbagai sumber.
Menurutnya, dengan kita menjawab secara netral, tidak terbawa emosi, dan memberikan impresi yang positif, maka itu akan menyelamatkan diri dari kekacauan. Salah satunya adalah menghindari konflik berkepanjangan, terutama sesama keluarga.
Regina juga mengatakan sebaiknya membuka topik yang lebih positif dan jangan memulai pertanyaan negatif apapun. Menghargai orang lain terlebih dahulu adalah hal yang penting.
"Kita harus memiliki kesadaran itu. Jangan sampai kita memberikan pertanyaan yang terlalu personal. Hormatilah orang lain," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)