FITNESS & HEALTH
Masih Tergolong Langka, Ini Gejala Seseorang Mengalami Alergi Sperma
A. Firdaus
Kamis 14 Juli 2022 / 19:00
Jakarta: Umumnya, seseorang mengalami dua jenis alergi, Pilek alergi (rhinitis) dan gatal alergi (urtikaria). Tapi ada alergi yang langka dialami oleh segelintir orang, yaitu alergi sperma.
Alergi sperma atau dikenal dengan human seminal plasma hypersensitivity adalah reaksi sistem imun terhadap protein yang terdapat pada cairan mani. Reaksi alergi bisa terjadi pada bagian tubuh lain yang kontak dengan sperma. Meski langka terjadi, alergi ini biasa dialami oleh wanita yang menginjak usia 30-an.
Melansir Bocah Indonesia, normalnya, air mani mengandung sel-sel sperma, enzim, serta nutrisi yang diperlukan sperma. Bagi wanita yang memiliki alergi terhadap sperma, kondisi ini terjadi akibat reaksi imun tubuh terhadap protein yang terdapat di dalam sperma.
Reaksi alergi ini biasanya terjadi pasca melakukan kontak dengan sperma dan bisa bertahan hingga beberapa hari. Jika kamu mengalami reaksi yang parah seperti sesak napas, maka harus segera diatasi dengan pemeriksaan ke dokter agar lekas mendapat penanganan yang tepat.
Kondisi alergi sperma terjadi pada wanita yang baru pertama kali melakukan hubungan seksual. Namun, kondisi ini juga bisa terjadi pada wanita yang aktif berhubungan seksual dengan pasangan yang berbeda-beda.
Gejala yang ditimbulkan biasanya kemerahan, bengkak, gatal, nyeri, hingga sensasi terbakar pada vagina. Namun, gejala yang dialami tidak hanya terjadi pada organ intim melainkan pada bagian tubuh yang memiliki kontak langsung dengan sperma, seperti kulit dan mulut.
Gejala lain yang bisa terjadi pada wanita yang mengalami alergi sperma adalah ruam kulit yang disertai gatal (biduran), sesak napas, hingga reaksi alergi parah yang dapat mengancam jiwa (anafilaksis).
Wanita yang mengalami kondisi ini akan mengalami reaksi alergi pada kulit vulva atau bagian dalam vagina. Mengingat gejalanya yang hampir mirip sehingga banyak yang menganggap kondisi alergi sperma ini sebagai vaginitis (radang vagina), infeksi jamur, atau infeksi menular seksual seperti herpes.
Namun, jika kamu ingin mengetahui cara membedakan alergi sperma dengan kondisi lain, salah satunya menggunakan alat kontrasepsi seperti kondom. Pasalnya, wanita yang memiliki alergi terhadap cairan mani maka alergi tersebut tidak akan muncul ketika pasangan menggunakan kondom. Lantaran cairan mani akan tertampung di dalam kondom tersebut.
Cara lainnya adalah memerhatikan karakteristik keputihan. Keputihan dengan tekstur kental dan tidak cair. Jika kamu mengalami alergi pada cairan mani, maka tidak akan menimbulkan gejala tersebut.
Penyebab alergi sperma sendiri dipercaya berasal dari protein yang terkandung di dalam sperma. Meski begitu, penyebab dan faktor risikonya masih belum diketahui pasti.
Namun, ada kemungkinan penyebab alergi sperma yang mengganggu kerja sistem imun dalam saluran kelamin wanita, seperti:
- Prosedur medis yang berkaitan dengan sistem reproduksi.
- Perubahan hormon atau perubahan fungsi reproduksi, seperti kehamilan atau menopause.
- Memiliki riwayat alergi sperma di dalam keluarga.
Ketika sperma memiliki kontak langsung dengan tubuh, maka sistem imun akan menganggap protein di dalam sperma sebagai suatu zat asing yang berbahaya. Sistem imun akan melepaskan antibodi dan zat kimia lainnya untuk melawan protein tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Alergi sperma atau dikenal dengan human seminal plasma hypersensitivity adalah reaksi sistem imun terhadap protein yang terdapat pada cairan mani. Reaksi alergi bisa terjadi pada bagian tubuh lain yang kontak dengan sperma. Meski langka terjadi, alergi ini biasa dialami oleh wanita yang menginjak usia 30-an.
Bagaimana Alergi Sperma Bisa Terjadi?
Melansir Bocah Indonesia, normalnya, air mani mengandung sel-sel sperma, enzim, serta nutrisi yang diperlukan sperma. Bagi wanita yang memiliki alergi terhadap sperma, kondisi ini terjadi akibat reaksi imun tubuh terhadap protein yang terdapat di dalam sperma.
Reaksi alergi ini biasanya terjadi pasca melakukan kontak dengan sperma dan bisa bertahan hingga beberapa hari. Jika kamu mengalami reaksi yang parah seperti sesak napas, maka harus segera diatasi dengan pemeriksaan ke dokter agar lekas mendapat penanganan yang tepat.
Kondisi alergi sperma terjadi pada wanita yang baru pertama kali melakukan hubungan seksual. Namun, kondisi ini juga bisa terjadi pada wanita yang aktif berhubungan seksual dengan pasangan yang berbeda-beda.
Gejala Alergi Sperma
Gejala yang ditimbulkan biasanya kemerahan, bengkak, gatal, nyeri, hingga sensasi terbakar pada vagina. Namun, gejala yang dialami tidak hanya terjadi pada organ intim melainkan pada bagian tubuh yang memiliki kontak langsung dengan sperma, seperti kulit dan mulut.
Gejala lain yang bisa terjadi pada wanita yang mengalami alergi sperma adalah ruam kulit yang disertai gatal (biduran), sesak napas, hingga reaksi alergi parah yang dapat mengancam jiwa (anafilaksis).
Wanita yang mengalami kondisi ini akan mengalami reaksi alergi pada kulit vulva atau bagian dalam vagina. Mengingat gejalanya yang hampir mirip sehingga banyak yang menganggap kondisi alergi sperma ini sebagai vaginitis (radang vagina), infeksi jamur, atau infeksi menular seksual seperti herpes.
Namun, jika kamu ingin mengetahui cara membedakan alergi sperma dengan kondisi lain, salah satunya menggunakan alat kontrasepsi seperti kondom. Pasalnya, wanita yang memiliki alergi terhadap cairan mani maka alergi tersebut tidak akan muncul ketika pasangan menggunakan kondom. Lantaran cairan mani akan tertampung di dalam kondom tersebut.
Cara lainnya adalah memerhatikan karakteristik keputihan. Keputihan dengan tekstur kental dan tidak cair. Jika kamu mengalami alergi pada cairan mani, maka tidak akan menimbulkan gejala tersebut.
Penyebab Alergi Sperma
Penyebab alergi sperma sendiri dipercaya berasal dari protein yang terkandung di dalam sperma. Meski begitu, penyebab dan faktor risikonya masih belum diketahui pasti.
Namun, ada kemungkinan penyebab alergi sperma yang mengganggu kerja sistem imun dalam saluran kelamin wanita, seperti:
- Prosedur medis yang berkaitan dengan sistem reproduksi.
- Perubahan hormon atau perubahan fungsi reproduksi, seperti kehamilan atau menopause.
- Memiliki riwayat alergi sperma di dalam keluarga.
Ketika sperma memiliki kontak langsung dengan tubuh, maka sistem imun akan menganggap protein di dalam sperma sebagai suatu zat asing yang berbahaya. Sistem imun akan melepaskan antibodi dan zat kimia lainnya untuk melawan protein tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)