FITNESS & HEALTH

Tantangan TBC dari Penanggulangan hingga Stigma Sosial

Yatin Suleha
Rabu 19 November 2025 / 14:05
Jakarta: TBC (Tuberkulosis) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang paling sering menyerang paru-paru tetapi bisa juga menyerang organ lain seperti tulang, ginjal, dan otak. 

Penyebabnya adalah bakteri tersebut menyebar melalui udara dari orang yang terinfeksi ketika mereka batuk, bersin, atau berbicara, dan dapat dihirup oleh orang lain. 

Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Kunta Wibawa Dasa Nugraha menekankan pentingnya menghapus stigma terhadap penderita tuberkulosis (TBC) sebagai langkah krusial menuju target eliminasi TBC pada 2030. 
 
Pernyataan ini disampaikan dalam Kampanye TOSS TBC (Temukan, Obati, Sampai Sembuh) yang digelar di Car Free Day Kabupaten Bogor, Jawa Barat beberapa waktu lalu.

Dalam sambutannya, Sekjen Kunta mengapresiasi terselenggaranya kampanye tersebut dan menegaskan bahwa kegiatan ini harus diikuti dengan aksi nyata di lapangan, bukan sekadar seremonial. 

“Intinya adalah kita harus menindaklanjuti setelah ini. Jangan hanya seremonial, harus ada tindak lanjutnya,” ujarnya.

Ia menekankan bahwa salah satu tantangan terbesar dalam penanggulangan TBC bukan hanya pengobatan, tetapi stigma sosial yang masih melekat di masyarakat. 

Stigma dapat muncul dari lingkungan keluarga, tempat kerja, bahkan fasilitas pelayanan kesehatan. 


(TBC merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden, dan semua pihak harus bergotong royong agar penyakit ini bisa hilang dari Indonesia. Foto: Dok. Birkom Kemenkes)

“Teman-teman penderita TB ini harus dikasih dukungan karena mereka sedang berjuang untuk sembuh. Jangan dihindari atau dikucilkan, tapi justru diajak dan didukung untuk berobat,” jelasnya.

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kemenko PMK, Prof. Ojat Darojat, menambahkan bahwa eliminasi TBC harus menjadi gerakan bersama seluruh lapisan masyarakat. 

TBC merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden, dan semua pihak harus bergotong royong agar penyakit ini bisa hilang dari Indonesia.

Prof. Ojat juga menekankan pentingnya menemukan kasus TBC secara aktif dan memastikan pengobatan tuntas. Hingga kini, hampir 4.000 desa dan kelurahan siaga TBC telah terbentuk di 90 kabupaten/kota di 22 provinsi, dan Kabupaten Bogor diharapkan menjadi salah satu wilayah yang memperkuat gerakan ini.
 
Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021 menetapkan target eliminasi TBC pada 2030 dengan menurunkan angka insiden dari 387 per 100.000 penduduk menjadi 65 per 100.000 penduduk. 

Dukungan moral dan sosial terhadap penderita TBC menjadi kunci keberhasilan pengobatan, sekaligus langkah awal menuju Indonesia bebas TBC.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)

MOST SEARCH