FITNESS & HEALTH

Menyerang di Usia Produktif, Ini Risiko dari Penyakit Fibrilasi Atrial

A. Firdaus
Rabu 27 September 2023 / 16:29
Jakarta: Kesejahteraan jantung bisa memengaruhi kualitas hidupmu. Untuk itu kamu harus bisa menghindari berbagai penyakit jantung, seperti Fibrliasi Atrial.

Fibrilasi atrial merupakan gangguan irama jantung yag ditandai dengan denyut jantung yang tidak beraturan. Kadang cepat dan kadang lambat. Biasanya, bagi kamu yang mengalaminya akan dirasakan gejala lemas, jantung berdebar, dan sesak napas.

Sebelumnya kita mengeal rata-rata denyut jantung yang normal di kisaran 60 sampai 100 ketukan. Tapi Menurut Prof. Dr. dr. Yoga Yuniadi, Sp.JP(K), 100 ketukan dianggapnya terlalu cepat jika dalam kondisi istirahat.

Di luar negeri, biasanya fibrilasi atrial menimpa orang yang berada di atas 60. Mirisnya, di Indonesia rata-rata yang mengalaminya di rentan usia 40 sampai 60 tahun, yang merupakan usia produktif.

"Penyakit fibrilasi atrial dapat menyebabkan kamu stroke. Jadi bayangkan jika orang orang produktif ini mengalami stroke mereka menjadi tidak produktif. Bukan hanya sebagai individu, umumnya menjadi kendala keluarga. Jadi banyak sekali efek sosial dan ekonomi," ujar Prof. Yoga.

"Faktor risiko terjadinya fibriasi atrial banyak, merokok, diabetes, hipertensi, tapi juga umur, umur di atas 60 di negara barat menjadi faktor risiko. Tapi di kita 40 sampai 60, jadi kalau di umur segitu bermasalah, maka periksakan ke dokter," sambungnya.

Jika kamu merasakan gejala tersebut, ada baiknya datang ke dokter. Guna menormalkan denyut jantung yang terlalu cepat dan membuat irama jantung menjadi teratur, dokter dapat melakukan tindakan di bawah ini:

- Pemberian obat antiaritmia, seperti obat penghambat beta, digoxin, amiodarone, atau antagonis kalsium.

- Kardioversi atau kejut listrik jantung.

- Ablasi jantung, dengan menghancurkan bagian jantung yang mengalami kerusakan dan mengacaukan aliran listrik jantung.

- Meski sudah dilakukan kejut listrik atau ablasi, dokter jantung tetap masih bisa memberikan obat-obatan untuk mempertahankan denyut jantung tetap normal.

Penderita fibrilasi atrial sangat berisiko mengalami penggumpalan darah dan penyumbatan pembuluh darah, terutama di otak (stroke). Untuk mencegahnya, dokter akan meresepkan obat antikoagulan, seperti warfarin, edoxaban,  apixaban, atau rivaroxaban.

Pada banyak kasus, pasien perlu menggunakan obat tersebut untuk seumur hidupnya meski denyut jantungnya sudah kembali normal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH