FITNESS & HEALTH
Berdarah Saat atau Setelah Berhubungan Seks, Mungkin 5 Ini Alasannya
Mia Vale
Minggu 22 Oktober 2023 / 17:00
Jakarta: Sebagai pasutri, berhubungan intim tentu menjadi salah satu momen yang bisa menambah romantisme dan memberi kebahagiaan tersendiri. Kala melakukan hubungan seks itulah secara alami akan melibatkan cairan tubuh.
Tapi, bagaimana bila usai penetrasi kamu justru melihat bercak darah di seprai. Pasti akan langsung terlintas, apakah kamu salah menghitung menstruasi? Apakah ada yang salah? Apakah ini normal?
Perdarahan vagina atau bercak setelah berhubungan seks, secara medis dikenal sebagai perdarahan pascakoitus. Hal ini dapat mengkhawatirkan, namun biasanya bukan merupakan keadaan darurat medis.
"Perdarahan tidak umum terjadi selama atau setelah berhubungan seks, tetapi hal ini tidak perlu dikhawatirkan,” tegas Terry Groff, MD, seorang dokter kandungan kepada Banner Health.
Biasanya terjadi ketika pelumasan alami pada vagina tidak mencukupi. Jika vagina kering, proses penetrasi akan menjadi kurang nikmat dan bahkan menyakitkan. Kondisi ini menyebabkan perdarahan, karena gesekan terus menerus saat berhubungan seks yang menyebabkan jaringan dinding vagina pecah.
“Kekeringan vagina bisa lebih sering terjadi pada orang yang tidak mendapat cukup rangsangan pada alat kelamin atau sedang mengalami menopause,” kata Dr Groff. Namun, kamu dapat mengatasi masalah ini dengan mengembalikan kelembapan pada vagina. Dokter akan memberikan pilihan, seperti pelumas, pelembap, dan estrogen vagina.
Bercak di antara periode menstruasi, atau perdarahan hebat, dapat terjadi saat memulai alat kontrasepsi hormonal baru. Hal ini bahkan lebih umum terjadi jika menggunakan pil KB dosis rendah atau sangat rendah, menggunakan IUD (alat hormonal dalam rahim) atau implan.
Selain itu, beberapa orang mungkin juga mengalami kekeringan pada vagina yang dapat menyebabkan iritasi dan perdarahan setelah berhubungan seks. Bicaralah dengan dokter jika merasa alat kontrasepsi kamu menyebabkan bercak, perdarahan, atau kekeringan pada vagina. Sehingga dokter bisa menemukan metode kontrasepsi alternatif.
.jpg)
(Infeksi menular seksual (IMS), seperti klamidia dan gonore dapat menyebabkan pendarahan saat berhubungan seks. Selain pendarahan, gejala lain yang mengiringinya adalah nyeri panggul, gatal, sensasi terbakar, dan lainnya. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Infeksi menular seksual (IMS) seperti klamidia dan gonore dapat menginfeksi leher rahim. Hal ini dapat mengiritasi leher rahim dan membuatnya lebih mudah berdarah.
IMS juga dapat menyebabkan penyakit radang panggul, yaitu infeksi pada organ reproduksi yang dapat menyebabkan perdarahan dan nyeri panggul. Kebanyakan IMS dapat disembuhkan atau diobati dengan antibiotik. Semakin cepat diuji dan mengobatinya, semakin baik.
Jika kamu sedang hamil dan mengalami perdarahan ringan, jangan panik! “Perdarahan pada awal kehamilan selalu sangat menakutkan karena hubungannya dengan keguguran, namun perdarahan ringan pada awal kehamilan sangat umum terjadi,” papar Dr Groff.
Salah satu penyebab paling umum pendarahan ini terjadi pada beberapa minggu pertama saat implantasi, ketika sel telur yang telah dibuahi menempel pada dinding rahim. Tidak jarang kita melihat bercak atau perdarahan ringan setelah berhubungan intim. Jika ini terjadi segera temui dokter.
Meskipun tidak umum, infeksi dan kondisi medis tertentu juga dapat menyebabkan pendarahan vagina:
Jika mengalami pendarahan pascakoitus (setelah berhubungan seks), Dr Groff menawarkan beberapa nasihat penting tentang kapan harus menghubungi dokter. Perdarahan selama atau setelah berhubungan seks mungkin membuat khawatir.
Dengan memahami kemungkinan penyebab dan mengetahui kapan harus mencari bantuan medis, bisa membantu kamu tetap mendapat informasi dan membuat keputusan yang tepat untuk kesehatan diri sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Tapi, bagaimana bila usai penetrasi kamu justru melihat bercak darah di seprai. Pasti akan langsung terlintas, apakah kamu salah menghitung menstruasi? Apakah ada yang salah? Apakah ini normal?
Perdarahan vagina atau bercak setelah berhubungan seks, secara medis dikenal sebagai perdarahan pascakoitus. Hal ini dapat mengkhawatirkan, namun biasanya bukan merupakan keadaan darurat medis.
"Perdarahan tidak umum terjadi selama atau setelah berhubungan seks, tetapi hal ini tidak perlu dikhawatirkan,” tegas Terry Groff, MD, seorang dokter kandungan kepada Banner Health.
1. Kekeringan vagina
Biasanya terjadi ketika pelumasan alami pada vagina tidak mencukupi. Jika vagina kering, proses penetrasi akan menjadi kurang nikmat dan bahkan menyakitkan. Kondisi ini menyebabkan perdarahan, karena gesekan terus menerus saat berhubungan seks yang menyebabkan jaringan dinding vagina pecah.
“Kekeringan vagina bisa lebih sering terjadi pada orang yang tidak mendapat cukup rangsangan pada alat kelamin atau sedang mengalami menopause,” kata Dr Groff. Namun, kamu dapat mengatasi masalah ini dengan mengembalikan kelembapan pada vagina. Dokter akan memberikan pilihan, seperti pelumas, pelembap, dan estrogen vagina.
2. Alat kontrasepsi
Bercak di antara periode menstruasi, atau perdarahan hebat, dapat terjadi saat memulai alat kontrasepsi hormonal baru. Hal ini bahkan lebih umum terjadi jika menggunakan pil KB dosis rendah atau sangat rendah, menggunakan IUD (alat hormonal dalam rahim) atau implan.
Selain itu, beberapa orang mungkin juga mengalami kekeringan pada vagina yang dapat menyebabkan iritasi dan perdarahan setelah berhubungan seks. Bicaralah dengan dokter jika merasa alat kontrasepsi kamu menyebabkan bercak, perdarahan, atau kekeringan pada vagina. Sehingga dokter bisa menemukan metode kontrasepsi alternatif.
3. Infeksi seksual menular
.jpg)
(Infeksi menular seksual (IMS), seperti klamidia dan gonore dapat menyebabkan pendarahan saat berhubungan seks. Selain pendarahan, gejala lain yang mengiringinya adalah nyeri panggul, gatal, sensasi terbakar, dan lainnya. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Infeksi menular seksual (IMS) seperti klamidia dan gonore dapat menginfeksi leher rahim. Hal ini dapat mengiritasi leher rahim dan membuatnya lebih mudah berdarah.
IMS juga dapat menyebabkan penyakit radang panggul, yaitu infeksi pada organ reproduksi yang dapat menyebabkan perdarahan dan nyeri panggul. Kebanyakan IMS dapat disembuhkan atau diobati dengan antibiotik. Semakin cepat diuji dan mengobatinya, semakin baik.
4. Kehamilan awal
Jika kamu sedang hamil dan mengalami perdarahan ringan, jangan panik! “Perdarahan pada awal kehamilan selalu sangat menakutkan karena hubungannya dengan keguguran, namun perdarahan ringan pada awal kehamilan sangat umum terjadi,” papar Dr Groff.
Salah satu penyebab paling umum pendarahan ini terjadi pada beberapa minggu pertama saat implantasi, ketika sel telur yang telah dibuahi menempel pada dinding rahim. Tidak jarang kita melihat bercak atau perdarahan ringan setelah berhubungan intim. Jika ini terjadi segera temui dokter.
5. Infeksi dan kondisi medis
Meskipun tidak umum, infeksi dan kondisi medis tertentu juga dapat menyebabkan pendarahan vagina:
- - Infeksi jamur atau bakteri dapat menyebabkan jaringan vagina dan leher rahim menjadi lebih halus dan lebih rentan terhadap robekan dan perdarahan
- - Endometriosis, muncul rasa nyeri dan menyebabkan menstruasi berat serta perdarahan di sela-sela menstruasi
- - Polip rahim dan serviks adalah pertumbuhan non-kanker yang mudah berdarah jika terbentur saat berhubungan seks
- - Kanker serviks dan endometrium juga dapat menyebabkan perdarahan
Periksa ke dokter
Jika mengalami pendarahan pascakoitus (setelah berhubungan seks), Dr Groff menawarkan beberapa nasihat penting tentang kapan harus menghubungi dokter. Perdarahan selama atau setelah berhubungan seks mungkin membuat khawatir.
Dengan memahami kemungkinan penyebab dan mengetahui kapan harus mencari bantuan medis, bisa membantu kamu tetap mendapat informasi dan membuat keputusan yang tepat untuk kesehatan diri sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)