Jakarta: Membicarakan topik sensitif, seperti masturbasi dengan remaja bisa menjadi tantangan tersendiri. Ketika mendapati anak sedang melakukan hal tersebut, mungkin akan muncul rasa malu baik dari pihak anak maupun orang tua.
Situasi ini bisa dilihat sebagai kesempatan untuk membahas aspek penting dari proses tumbuh kembang yang akan berdampak pada kehidupan dewasa si anak. Namun, sebelum memulai percakapan, penting untuk meminta maaf jika masuk ke kamar anak tanpa mengetuk. Ini juga menjadi pelajaran tentang privasi yang perlu dipahami oleh semua orang.
Setelah mengendalikan reaksi panik, baik secara pribadi atau dengan berbagi perasaan dengan orang tua atau pasangan, dekati anak dengan sikap tenang dan rileks. Menjaga nada bicara yang nyaman akan menunjukkan bahwa percakapan ini terbuka dan tidak menakutkan.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Masturbasi Menyebabkan Jerawat!
Ingatlah bahwa membahas masturbasi hanyalah satu bagian dari perjalanan yang lebih besar dalam percakapan tentang seks.
Jika anak remaja cenderung merasa malu dan ingin menjauh saat topik masturbasi dibahas secara langsung penting untuk menghormati zona nyaman mereka. Setiap anak memiliki kepribadian yang berbeda, jadi penting untuk memikirkan cara yang tepat untuk membahas topik ini.
Pikirkan poin-poin penting yang ingin disampaikan dan jaga agar pembicaraan tetap singkat dan santai.
Saat memproses respons terhadap pengamatan anak sebagai individu yang memiliki kebutuhan seksual, penting untuk memahami manfaat dari masturbasi bagi remaja. Menemukan apa yang memberikan kenikmatan dapat memberikan rasa kendali atas tubuh mereka. Otonomi tubuh ini sangat penting untuk membangun hubungan seksual yang sehat di masa depan.
Masturbasi adalah cara yang aman untuk mengekspresikan dan menjelajahi perasaan seksual tanpa khawatir tentang risiko infeksi menular seksual atau kehamilan. Ini adalah bagian normal dari perkembangan anak dan seharusnya tidak dianggap tabu.
Tapi masturbasi tidak boleh dilakukan secara berlebihan, dan ada baiknya untuk dihindari karena masturbasi bersifat adiktif.
Pembicaraan tentang seks bukanlah satu kali saja, melainkan proses yang berkelanjutan. Topik dan detail yang dibahas akan berubah seiring dengan pertumbuhan anak.
Sangat disarankan untuk memiliki koleksi buku yang dapat membantu memfasilitasi diskusi tentang seks dan seksualitas. Buku-buku seperti seri Robie Harris, yang mencakup berbagai kelompok usia dengan materi yang sesuai, membaca buku tersebut bisa menjadi salah satu cara sederhana.
Misalnya, untuk anak berusia 8 tahun, membaca buku bersama dapat membuka kesempatan bagi mereka untuk bertanya tentang hal-hal yang membuat mereka penasaran, termasuk masturbasi.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Situasi ini bisa dilihat sebagai kesempatan untuk membahas aspek penting dari proses tumbuh kembang yang akan berdampak pada kehidupan dewasa si anak. Namun, sebelum memulai percakapan, penting untuk meminta maaf jika masuk ke kamar anak tanpa mengetuk. Ini juga menjadi pelajaran tentang privasi yang perlu dipahami oleh semua orang.
Setelah mengendalikan reaksi panik, baik secara pribadi atau dengan berbagi perasaan dengan orang tua atau pasangan, dekati anak dengan sikap tenang dan rileks. Menjaga nada bicara yang nyaman akan menunjukkan bahwa percakapan ini terbuka dan tidak menakutkan.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Masturbasi Menyebabkan Jerawat!
Ingatlah bahwa membahas masturbasi hanyalah satu bagian dari perjalanan yang lebih besar dalam percakapan tentang seks.
Menghormati zona nyaman anak
Jika anak remaja cenderung merasa malu dan ingin menjauh saat topik masturbasi dibahas secara langsung penting untuk menghormati zona nyaman mereka. Setiap anak memiliki kepribadian yang berbeda, jadi penting untuk memikirkan cara yang tepat untuk membahas topik ini.
Pikirkan poin-poin penting yang ingin disampaikan dan jaga agar pembicaraan tetap singkat dan santai.
Bicarakan manfaat masturbasi
Saat memproses respons terhadap pengamatan anak sebagai individu yang memiliki kebutuhan seksual, penting untuk memahami manfaat dari masturbasi bagi remaja. Menemukan apa yang memberikan kenikmatan dapat memberikan rasa kendali atas tubuh mereka. Otonomi tubuh ini sangat penting untuk membangun hubungan seksual yang sehat di masa depan.
Masturbasi adalah cara yang aman untuk mengekspresikan dan menjelajahi perasaan seksual tanpa khawatir tentang risiko infeksi menular seksual atau kehamilan. Ini adalah bagian normal dari perkembangan anak dan seharusnya tidak dianggap tabu.
Tapi masturbasi tidak boleh dilakukan secara berlebihan, dan ada baiknya untuk dihindari karena masturbasi bersifat adiktif.
Edukasi tentang seks yang berkelanjutan
Pembicaraan tentang seks bukanlah satu kali saja, melainkan proses yang berkelanjutan. Topik dan detail yang dibahas akan berubah seiring dengan pertumbuhan anak.
Sangat disarankan untuk memiliki koleksi buku yang dapat membantu memfasilitasi diskusi tentang seks dan seksualitas. Buku-buku seperti seri Robie Harris, yang mencakup berbagai kelompok usia dengan materi yang sesuai, membaca buku tersebut bisa menjadi salah satu cara sederhana.
Misalnya, untuk anak berusia 8 tahun, membaca buku bersama dapat membuka kesempatan bagi mereka untuk bertanya tentang hal-hal yang membuat mereka penasaran, termasuk masturbasi.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)