FITNESS & HEALTH
Keratopigmentasi, Ketika Kornea Mata 'Ditato' untuk Mengubah Warna
Mia Vale
Kamis 13 Juni 2024 / 10:39
Jakarta: Mungkin kita akan terpesona melihat seseorang di luar sana yang memiliki warna mata biru atau hijau. Pasalnya, sebagai orang Asia kebanyakan warna mata kita coklat atau hitam. Mungkin terbesit dalam benak kita, "Lucu kali ya, kalau aku punya warna mata hijau."
Dan dengan perkembangan zaman, kamu bisa kok, mengganti warna mata kamu secepat kilat dengan menggunakan lensa kontak berwarna. Ya, penggunaan lensa kontak ini memang digunakan untuk alasan kosmetik saja. Tapi, bagaimana bila kamu ingin warna mata berubah permanen?
Pada dasarnya, warna mata kamu bisa diubah secara permanen. Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan atau mengekstraksi pigmen atau mengganti seluruh iris. Operasi perubahan warna mata umumnya merupakan prosedur elektif karena warna iris tidak berpengaruh pada penglihatan.
Oleh karena itu, jika cedera atau penyakit mata menyebabkan perubahan warna, ini mungkin merupakan bagian penting dari operasi rekonstruktif. Perubahan warna mata terkadang digunakan sebagai "tambahan" pada prosedur yang ditentukan seperti operasi katarak, implan lensa, atau transplantasi kornea.
Nah, salah satu operasi perubahan warna yang berseliweran saat ini dan mungkin ingin dilakukan oleh sebagian orang ialah laser keratopigmentasi. Apa sebenarnya laser keratopigmentasi itu?

(Keratopigmentasi memiliki waktu pemulihan yang relatif singkat karena permukaan kornea tidak tersentuh dan pewarna terkandung di dalam terowongan kornea. Kebanyakan orang dapat berfungsi normal dalam dua hingga tiga hari. Foto: Dok. Keratony)
Laser keratopigmentasi juga dikenal sebagai "tato kornea". Melansir dari Berywell Health, proses ini tidak mengubah warna iris melainkan menambah warna pada kornea untuk menyembunyikan warna iris.
Keratopigmentasi menggunakan laser untuk membuat serangkaian terowongan melingkar dengan kedalaman seragam di kornea. Prosedur keratopigmentasi biasanya hanya memakan waktu berkisar 30 hingga 45 menit untuk kedua mata.
Pewarna kemudian disuntikkan ke dalam terowongan. Penggunaan laser robotik memastikan distribusi warna yang lebih merata dibandingkan teknik "penusukan jarum" yang lebih tua. Keratopigmentasi dilakukan dengan obat tetes mata anestesi untuk membuat mata mati rasa.
Kepala kita akan diikat ke tali pengaman agar tetap diam, dan alat seperti kaliper akan menahan kelopak mata tetap terbuka untuk mencegah berkedip.
Prosedur ini mungkin tidak nyaman tetapi hanya menimbulkan sedikit rasa sakit, jika ada. Oh iya, jika seorang pasien merasa ragu dengan perubahan warna matanya, mereka dapat dengan mudah kembali ke warna mata asli kembali, lho.
Meskipun teknik ini akurat, keratopigmentasi bukannya tanpa risiko. Meskipun segala upaya telah dilakukan untuk menstabilkan mata dan kepala, setiap gerakan yang tidak disengaja dapat menyebabkan kesalahan dan kemungkinan cedera.
Komplikasi lain dapat timbul setelah prosedur. Kemungkinan risiko keratinisasi laser meliputi:
- Warna mata tidak konsisten, yang disebabkan oleh distribusi pewarna tidak merata
- Warna memudar, akibat migrasi pewarna atau kebocoran pewarna ke dalam ruang kornea
- Perforasi kornea, yakni tusukan pada kornea yang menyebabkan kebocoran cairan, perubahan penglihatan, dan “tenggelamnya” kubah kornea
- Sensitivitas cahaya, disebabkan oleh pembiasan cahaya yang tidak normal saat memantul dari tepi buram kornea yang dirawat
- Reaksi terhadap pewarna, menyebabkan uveitis (radang lapisan tengah mata) atau neovaskularisasi kornea (pembentukan pembuluh darah baru di kornea)
- Infeksi mata akibat bakteri, yang meningkatkan risiko ulkus kornea dan jaringan parut
Sebenarnya, keratopigmentasi laser dikontraindikasikan untuk orang dengan penyakit kornea atau mereka yang pernah menjalani operasi mata refraktif seperti lasik.
Keratopigmentasi memiliki waktu pemulihan yang relatif singkat karena permukaan kornea tidak tersentuh dan pewarna terkandung di dalam terowongan kornea. Kebanyakan orang dapat berfungsi normal dalam dua hingga tiga hari.
Pemulihan dan penyembuhan penuh dapat memakan waktu antara satu hingga tiga minggu. Memang akan ada sedikit ketidaknyamanan pada hari pertama, diikuti dengan kepekaan terhadap cahaya terang hingga tiga hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Dan dengan perkembangan zaman, kamu bisa kok, mengganti warna mata kamu secepat kilat dengan menggunakan lensa kontak berwarna. Ya, penggunaan lensa kontak ini memang digunakan untuk alasan kosmetik saja. Tapi, bagaimana bila kamu ingin warna mata berubah permanen?
Pada dasarnya, warna mata kamu bisa diubah secara permanen. Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan atau mengekstraksi pigmen atau mengganti seluruh iris. Operasi perubahan warna mata umumnya merupakan prosedur elektif karena warna iris tidak berpengaruh pada penglihatan.
Oleh karena itu, jika cedera atau penyakit mata menyebabkan perubahan warna, ini mungkin merupakan bagian penting dari operasi rekonstruktif. Perubahan warna mata terkadang digunakan sebagai "tambahan" pada prosedur yang ditentukan seperti operasi katarak, implan lensa, atau transplantasi kornea.
Nah, salah satu operasi perubahan warna yang berseliweran saat ini dan mungkin ingin dilakukan oleh sebagian orang ialah laser keratopigmentasi. Apa sebenarnya laser keratopigmentasi itu?
Tato kornea

(Keratopigmentasi memiliki waktu pemulihan yang relatif singkat karena permukaan kornea tidak tersentuh dan pewarna terkandung di dalam terowongan kornea. Kebanyakan orang dapat berfungsi normal dalam dua hingga tiga hari. Foto: Dok. Keratony)
Laser keratopigmentasi juga dikenal sebagai "tato kornea". Melansir dari Berywell Health, proses ini tidak mengubah warna iris melainkan menambah warna pada kornea untuk menyembunyikan warna iris.
Keratopigmentasi menggunakan laser untuk membuat serangkaian terowongan melingkar dengan kedalaman seragam di kornea. Prosedur keratopigmentasi biasanya hanya memakan waktu berkisar 30 hingga 45 menit untuk kedua mata.
Pewarna kemudian disuntikkan ke dalam terowongan. Penggunaan laser robotik memastikan distribusi warna yang lebih merata dibandingkan teknik "penusukan jarum" yang lebih tua. Keratopigmentasi dilakukan dengan obat tetes mata anestesi untuk membuat mata mati rasa.
Kepala kita akan diikat ke tali pengaman agar tetap diam, dan alat seperti kaliper akan menahan kelopak mata tetap terbuka untuk mencegah berkedip.
Prosedur ini mungkin tidak nyaman tetapi hanya menimbulkan sedikit rasa sakit, jika ada. Oh iya, jika seorang pasien merasa ragu dengan perubahan warna matanya, mereka dapat dengan mudah kembali ke warna mata asli kembali, lho.
Risiko yang bisa timbul
Meskipun teknik ini akurat, keratopigmentasi bukannya tanpa risiko. Meskipun segala upaya telah dilakukan untuk menstabilkan mata dan kepala, setiap gerakan yang tidak disengaja dapat menyebabkan kesalahan dan kemungkinan cedera.
Komplikasi lain dapat timbul setelah prosedur. Kemungkinan risiko keratinisasi laser meliputi:
- Warna mata tidak konsisten, yang disebabkan oleh distribusi pewarna tidak merata
- Warna memudar, akibat migrasi pewarna atau kebocoran pewarna ke dalam ruang kornea
- Perforasi kornea, yakni tusukan pada kornea yang menyebabkan kebocoran cairan, perubahan penglihatan, dan “tenggelamnya” kubah kornea
- Sensitivitas cahaya, disebabkan oleh pembiasan cahaya yang tidak normal saat memantul dari tepi buram kornea yang dirawat
- Reaksi terhadap pewarna, menyebabkan uveitis (radang lapisan tengah mata) atau neovaskularisasi kornea (pembentukan pembuluh darah baru di kornea)
- Infeksi mata akibat bakteri, yang meningkatkan risiko ulkus kornea dan jaringan parut
Sebenarnya, keratopigmentasi laser dikontraindikasikan untuk orang dengan penyakit kornea atau mereka yang pernah menjalani operasi mata refraktif seperti lasik.
Pemulihan yang bisa dilakukan
Keratopigmentasi memiliki waktu pemulihan yang relatif singkat karena permukaan kornea tidak tersentuh dan pewarna terkandung di dalam terowongan kornea. Kebanyakan orang dapat berfungsi normal dalam dua hingga tiga hari.
Pemulihan dan penyembuhan penuh dapat memakan waktu antara satu hingga tiga minggu. Memang akan ada sedikit ketidaknyamanan pada hari pertama, diikuti dengan kepekaan terhadap cahaya terang hingga tiga hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)