FITNESS & HEALTH
Pengaruh Gorengan terhadap Kesehatan Jantung
Yatin Suleha
Selasa 04 Februari 2025 / 06:05
Jakarta: Penyakit jantung merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling umum di Indonesia. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia tahun 2018, sekitar 15,5 persen masyarakat Indonesia berusia 15 tahun ke atas menderita penyakit jantung.
Salah satu faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung adalah konsumsi gorengan.
Gorengan merupakan makanan yang dimasak dengan cara digoreng dalam minyak panas. Ahli menerangkan proses penggorengan ini dapat mengubah struktur kimiawi makanan, sehingga menjadi lebih sulit dicerna oleh tubuh.
Selain itu, gorengan juga mengandung lemak trans, yang dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah. Lemak trans merupakan lemak buatan yang terbentuk ketika minyak sayur cair diubah menjadi lemak padat.
Lemak trans terdapat pada banyak makanan olahan, seperti margarin, biskuit, dan makanan yang digoreng.
.jpg)
(Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), mengonsumsi gorengan secara berlebihan dapat meningkatkan risiko obesitas. Hal ini dikarenakan gorengan mengandung lebih banyak kalori dan lemak dibandingkan makanan lainnya. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Konsumsi gorengan dalam jumlah banyak telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Sebuah meta-analisis dari 17 studi menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi gorengan paling banyak memiliki risiko gangguan kardiovaskular hingga 28 persen lebih tinggi.
Studi lain yang diterbitkan dalam jurnal Heart menemukan bahwa makan gorengan dapat meningkatkan risiko serangan jantung.
Para peneliti mengumpulkan data dari 17 penelitian dengan objek studi 560.000 orang. Hasilnya, mereka menemukan bahwa orang yang makan gorengan setidaknya 2 kali per minggu memiliki risiko serangan jantung 22 persen lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak makan gorengan.
Baca juga: Kebanyakan Makan Asin Apakah Berbahaya bagi Kesehatan Jantung?
Selain penyakit jantung, konsumsi gorengan juga dapat meningkatkan risiko penyakit lainnya, seperti diabetes, stroke, dan kanker. Hal ini disebabkan oleh kandungan lemak jenuh dan lemak trans yang tinggi dalam gorengan.
Lemak jenuh dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL, sementara lemak trans dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL dan menurunkan kadar kolesterol baik (HDL).
Kadar kolesterol LDL yang tinggi dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri, sehingga mempersempit aliran darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
Mengonsumsi gorengan dalam jumlah kecil sekalipun tetap dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi gorengan dalam jumlah kecil, sekitar 114 gram saja, dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke sebesar 3 persen, penyakit jantung sebesar 2 persen, dan gagal jantung sebesar 12 persen.
Oleh karena itu, sangat penting untuk membatasi konsumsi gorengan demi menjaga kesehatan jantung.
Sebaiknya konsumsi gorengan tidak lebih dari satu kali per minggu, dan pilih gorengan yang dimasak dengan minyak sehat, seperti minyak zaitun atau minyak kanola. Selain itu, perbanyak konsumsi buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian untuk mengurangi risiko penyakit jantung.
"Gorengan memang makanan yang lezat, tetapi kita harus membatasi konsumsinya demi menjaga kesehatan jantung," kata dr. Ahmad, seorang ahli jantung.
"Dengan mengonsumsi gorengan dalam jumlah kecil dan mengimbanginya dengan makanan sehat lainnya, kita dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan hidup lebih sehat."
Untuk lebih lengkapnya, kamu bisa menyimaknya dalam program Go Healthy di Metro TV.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Salah satu faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung adalah konsumsi gorengan.
Gorengan merupakan makanan yang dimasak dengan cara digoreng dalam minyak panas. Ahli menerangkan proses penggorengan ini dapat mengubah struktur kimiawi makanan, sehingga menjadi lebih sulit dicerna oleh tubuh.
Selain itu, gorengan juga mengandung lemak trans, yang dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah. Lemak trans merupakan lemak buatan yang terbentuk ketika minyak sayur cair diubah menjadi lemak padat.
Lemak trans terdapat pada banyak makanan olahan, seperti margarin, biskuit, dan makanan yang digoreng.
Penelitian
.jpg)
(Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), mengonsumsi gorengan secara berlebihan dapat meningkatkan risiko obesitas. Hal ini dikarenakan gorengan mengandung lebih banyak kalori dan lemak dibandingkan makanan lainnya. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Konsumsi gorengan dalam jumlah banyak telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Sebuah meta-analisis dari 17 studi menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi gorengan paling banyak memiliki risiko gangguan kardiovaskular hingga 28 persen lebih tinggi.
Studi lain yang diterbitkan dalam jurnal Heart menemukan bahwa makan gorengan dapat meningkatkan risiko serangan jantung.
Para peneliti mengumpulkan data dari 17 penelitian dengan objek studi 560.000 orang. Hasilnya, mereka menemukan bahwa orang yang makan gorengan setidaknya 2 kali per minggu memiliki risiko serangan jantung 22 persen lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak makan gorengan.
Baca juga: Kebanyakan Makan Asin Apakah Berbahaya bagi Kesehatan Jantung?
Selain penyakit jantung, konsumsi gorengan juga dapat meningkatkan risiko penyakit lainnya, seperti diabetes, stroke, dan kanker. Hal ini disebabkan oleh kandungan lemak jenuh dan lemak trans yang tinggi dalam gorengan.
Lemak jenuh dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL, sementara lemak trans dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL dan menurunkan kadar kolesterol baik (HDL).
Kadar kolesterol LDL yang tinggi dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri, sehingga mempersempit aliran darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
Mengonsumsi gorengan dalam jumlah kecil sekalipun tetap dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi gorengan dalam jumlah kecil, sekitar 114 gram saja, dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke sebesar 3 persen, penyakit jantung sebesar 2 persen, dan gagal jantung sebesar 12 persen.
Oleh karena itu, sangat penting untuk membatasi konsumsi gorengan demi menjaga kesehatan jantung.
Sebaiknya konsumsi gorengan tidak lebih dari satu kali per minggu, dan pilih gorengan yang dimasak dengan minyak sehat, seperti minyak zaitun atau minyak kanola. Selain itu, perbanyak konsumsi buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian untuk mengurangi risiko penyakit jantung.
"Gorengan memang makanan yang lezat, tetapi kita harus membatasi konsumsinya demi menjaga kesehatan jantung," kata dr. Ahmad, seorang ahli jantung.
"Dengan mengonsumsi gorengan dalam jumlah kecil dan mengimbanginya dengan makanan sehat lainnya, kita dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan hidup lebih sehat."
Untuk lebih lengkapnya, kamu bisa menyimaknya dalam program Go Healthy di Metro TV.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)