FITNESS & HEALTH

Tanda-tanda Peringatan Diabetes, 4 Gejala yang Bisa Disadari Saat Berjalan Kaki

Mia Vale
Minggu 09 Maret 2025 / 10:15
Jakarta: Jalan kaki termasuk salah satu aktivitas paling sederhana dan alami yang kita lakukan setiap hari. Baik itu jalan-jalan pagi di taman, jalan cepat ke toko, atau sekadar berjalan-jalan di sekitar rumah, kita jarang berhenti untuk memikirkan bagaimana tubuh kita meresponsnya. 

Namun, bagaimana jika jalan-jalan harian mulai terasa berbeda dari sebelumnya? Ini bisa menjadi tanda-tanda peringatan dini diabetes, suatu kondisi yang memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia.

Diabetes memengaruhi kadar gula darah, sirkulasi, dan kesehatan saraf, yang menyebabkan gejala-gejala yang dapat muncul secara halus saat berjalan kaki. Mengenali tanda-tanda awal ini dapat membantu kita mengendalikan kesehatan sebelum keadaan memburuk. Berikut adalah beberapa gejala utama diabetes yang mungkin muncul saat kamu berjalan kaki.
 

1. Kesemutan pada kaki  



(Kesemutan dan mati rasa di tangan dan kaki adalah salah satu tanda diabetes. Kondisi ini disebut neuropati diabetik, yaitu gangguan saraf yang disebabkan oleh diabetes. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)

Salah satu tanda awal diabetes yang paling umum adalah neuropati perifer, di mana gula darah tinggi merusak saraf di tangan dan kaki. Kamu mungkin merasakan sensasi kesemutan, terbakar, atau "kesemutan" di kaki dan tungkai saat bergerak. 

Awalnya menurut laman Times of India, sensasi ini bisa ringan dan mudah diabaikan, tetapi seiring waktu, sensasi ini dapat berkembang menjadi mati rasa yang meluas.
 

2. Kram kaki saat berjalan 


Ini bisa jadi tanda penyakit arteri perifer diabetik (PAD), walaupun hanya berjalan pendek. Kadar gula darah tinggi dapat menyebabkan arteri menyempit dan mengeras, sehingga membatasi aliran darah ke kaki dan telapak kaki. Sirkulasi yang berkurang ini menyebabkan nyeri, kram, atau rasa berat di betis, paha, atau bokong, terutama saat berjalan.
 

3. Kelelahan yang tidak biasa saat berjalan 


Kelelahan atau kelemahan setelah berjalan kaki sebentar dapat menjadi indikasi perubahan kadar gula darah. Kadar gula darah yang tinggi (hiperglikemia) dan kadar gula darah yang rendah (hipoglikemia) dapat menyebabkan kelelahan yang hebat. 

Jika kamu selalu merasa lelah dan tampaknya kelelahan tersebut tidak sebanding dengan apa yang telah dilakukan, hal tersebut dapat menjadi indikator bahwa tubuh tidak mengelola glukosa secara efektif. Ini menjadi tanda peringatan diabetes yang signifikan.

Baca juga: Apakah Membatasi Gula dari Hamil Berguna untuk Cegah Diabetes?
 

4. Pembengkakan kaki dan pergelangan kaki 


Diabetes dapat memengaruhi fungsi ginjal, yang mengakibatkan retensi cairan yang menyebabkan pembengkakan pada pergelangan kaki dan kaki. Jika sepatu tiba-tiba menjadi lebih ketat atau kaki kamu tampak bengkak setelah berjalan, tubuh mungkin mengalami retensi cairan berlebih.
 

5. Bila mengalami gejala 


Diabetes dapat dikendalikan, terutama jika terdeteksi sejak dini. Pantau waktu dan frekuensi gejala-gejala ini saat berjalan. Jika memiliki glukometer, periksa kadar gula darah kamu beberapa kali dalam sehari. Sirkulasi darah dan pengaturan gula darah yang baik dapat difasilitasi oleh olahraga teratur. 

Cedera dan ketidaknyamanan dapat dihindari dengan alas kaki yang mendukung. Mengambil langkah-langkah proaktif, seperti pemeriksaan rutin, menjaga pola makan seimbang, tetap aktif, dan mengelola stres. Ini semua dapat membantu mencegah atau mengendalikan diabetes secara efektif.
 

6. Faktor risiko diabetes yang perlu diketahui 


Diabetes disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk mengatur kadar gula darah (glukosa) dengan baik. Hal ini terjadi karena produksi insulin yang tidak mencukupi atau resistensi tubuh terhadap insulin. 

Diabetes tipe 2, bentuk yang paling umum, disebabkan oleh resistensi insulin, yang sering dikaitkan dengan obesitas, pola makan yang buruk, dan kurang olahraga. 

Genetika, gaya hidup yang tidak banyak bergerak, dan asupan gula yang tinggi juga berkontribusi terhadap risiko diabetes. Pola makan, olahraga, dan pengobatan yang tepat membantu mengelola kondisi tersebut dan mencegah komplikasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH