FITNESS & HEALTH
Kesehatan Jiwa Seseorang Dipengaruhi Berbagai Faktor
Raka Lestari
Rabu 06 Oktober 2021 / 17:13
Jakarta: Kesehatan jiwa seseorang menjadi hal yang penting bagi seseorang untuk bisa menentukan kualitas hidupnya. Tidak hanya kesehatan fisik saja, kesehatan jiwa pun harus selalu dijaga. Dan memang kesehatan jiwa seseorang ditentukan oleh berbagai faktor.
“Kesehatan jiwa merupakan bagian daripada kesehatan secara keseluruhan. Artinya, sehat jiwa berarti sehat secara fisik, mental spiritual dan sosial,” kata Dirjen Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kemenkes RI, Dr. Celestinus Eigya Munthe, Sp.KJ.M.Kes dalam acara temu media 'Hari Kesehatan Jiwa Sedunia Tahun 2021,' pada Rabu, 6 Oktober 2021.
Dengan begitu, menurut Dr. Celestinus seseorang mampu hidup mandiri dan produktif dan mampu dalam berkontribusi dalam masyarakat dan komunitas.
Memelihara kesehatan jiwa berarti memastikan agar setiap orang yang sehat jiwanya dapat menjalani kehidupan penuh arti dalam kesejahteraan.
“Semua orang memiliki risiko untuk mendapatkan masalah kesehatan jiwa. Untuk itu perlu ditemukan secara dini kemudian mendapatkan pertolongan secara dini agar masalah gangguan jiwa yang ada di setiap individu itu dapat segera ditanggulangi sehingga mereka tetap sehat jiwanya dan dapat menjalani hidup penuh makna,” tambah Dr. Celestinus.
.jpg)
(Memelihara kesehatan jiwa berarti memastikan agar setiap orang yang sehat jiwanya dapat menjalani kehidupan penuh arti dalam kesejahteraan. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Menurut Dr. Celestinus untuk mereka yang sudah terlanjur mengalami masalah gangguan jiwa, baik itu dengan kriteria sedang, berat ataupun ringan, dapat mendapatkan suatu pelayanan paripurna.
“Dan mereka tetap dapat produktif walaupun dalam keadaan memiliki keterbatasan dalam kehidupannya, tetapi mereka dapat bersikap produktif dalam lingkungan komunitas dan masyarakat,” tuturnya.
“Gangguan jiwa timbul akibat berbagai faktor. Meliputi faktor biologi, psikologi, sosial, dan juga kondisi lingkungan. Faktor-faktor tersebut sangat memengaruhi. Secara genetik, karena masalah keluarga yang mempunyai kecenderungan menurunkan penyakit tertentu,” kata Dr. Celestinus.
Ia menambahkan, “Secara biologis, di mana dalam proses tumbuh kembangnya individu tersebut mungkin mengalami masalah gangguan gizi yang dapat mengakibatkan hambatan dalam perkembangan mental,” kata Dr. Celestins.
“Sedangkan untuk hubungan dengan keluarga, dimana ketika ada seseorang ibu yang mengalami masalah dengan keluarganya ketika sedang mengandung, maka ini bisa menyebabkan depresi perinatal. Dan ini dapat memengaruhi masalah kesehatan mental dalam usia-usia sepanjang kehidupannya,” papar Dr. Celestinus.
Ia juga menekankan bahwa keluarga menjadi salah satu faktor yang penting untuk diperhatikan. “Karena dari perkembangan awal kehidupan dan juga selama pertumbuhan sepanjang hayat individu, terjadi beberapa faktor yang dapat diukur dan yang menjadi perhatian,” pungkas Dr. Celestinus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
“Kesehatan jiwa merupakan bagian daripada kesehatan secara keseluruhan. Artinya, sehat jiwa berarti sehat secara fisik, mental spiritual dan sosial,” kata Dirjen Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kemenkes RI, Dr. Celestinus Eigya Munthe, Sp.KJ.M.Kes dalam acara temu media 'Hari Kesehatan Jiwa Sedunia Tahun 2021,' pada Rabu, 6 Oktober 2021.
Dengan begitu, menurut Dr. Celestinus seseorang mampu hidup mandiri dan produktif dan mampu dalam berkontribusi dalam masyarakat dan komunitas.
Memelihara kesehatan jiwa berarti memastikan agar setiap orang yang sehat jiwanya dapat menjalani kehidupan penuh arti dalam kesejahteraan.
“Semua orang memiliki risiko untuk mendapatkan masalah kesehatan jiwa. Untuk itu perlu ditemukan secara dini kemudian mendapatkan pertolongan secara dini agar masalah gangguan jiwa yang ada di setiap individu itu dapat segera ditanggulangi sehingga mereka tetap sehat jiwanya dan dapat menjalani hidup penuh makna,” tambah Dr. Celestinus.
.jpg)
(Memelihara kesehatan jiwa berarti memastikan agar setiap orang yang sehat jiwanya dapat menjalani kehidupan penuh arti dalam kesejahteraan. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Menurut Dr. Celestinus untuk mereka yang sudah terlanjur mengalami masalah gangguan jiwa, baik itu dengan kriteria sedang, berat ataupun ringan, dapat mendapatkan suatu pelayanan paripurna.
“Dan mereka tetap dapat produktif walaupun dalam keadaan memiliki keterbatasan dalam kehidupannya, tetapi mereka dapat bersikap produktif dalam lingkungan komunitas dan masyarakat,” tuturnya.
“Gangguan jiwa timbul akibat berbagai faktor. Meliputi faktor biologi, psikologi, sosial, dan juga kondisi lingkungan. Faktor-faktor tersebut sangat memengaruhi. Secara genetik, karena masalah keluarga yang mempunyai kecenderungan menurunkan penyakit tertentu,” kata Dr. Celestinus.
Ia menambahkan, “Secara biologis, di mana dalam proses tumbuh kembangnya individu tersebut mungkin mengalami masalah gangguan gizi yang dapat mengakibatkan hambatan dalam perkembangan mental,” kata Dr. Celestins.
“Sedangkan untuk hubungan dengan keluarga, dimana ketika ada seseorang ibu yang mengalami masalah dengan keluarganya ketika sedang mengandung, maka ini bisa menyebabkan depresi perinatal. Dan ini dapat memengaruhi masalah kesehatan mental dalam usia-usia sepanjang kehidupannya,” papar Dr. Celestinus.
Ia juga menekankan bahwa keluarga menjadi salah satu faktor yang penting untuk diperhatikan. “Karena dari perkembangan awal kehidupan dan juga selama pertumbuhan sepanjang hayat individu, terjadi beberapa faktor yang dapat diukur dan yang menjadi perhatian,” pungkas Dr. Celestinus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)