FITNESS & HEALTH

Apa Saja Bahaya Perokok Pasif?

Yatin Suleha
Selasa 10 Juni 2025 / 16:38
Jakarta: Prevalensi perokok aktif di Indonesia terus meningkat. Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dipaparkan oleh Kemenkes menunjukkan bahwa jumlah perokok aktif diperkirakan mencapai 70 juta orang, dengan 7,4% di antaranya perokok berusia 10-18 tahun.

Kelompok anak dan remaja merupakan kelompok dengan peningkatan jumlah perokok yang paling signifikan. Berdasarkan data Global Youth Tobacco Survey (GYTS) pada 2019, prevalensi perokok pada anak sekolah usia 13-15 tahun naik dari 18,3% (2016) menjadi 19,2% (2019). 

Baca juga: Tidak Lebih Baik dari Rokok, Vape pun Bisa Akibatkan Gagal Jantung

Sementara itu, data SKI 2023 menunjukkan bahwa kelompok usia 15-19 tahun merupakan kelompok perokok terbanyak (56,5%), diikuti usia 10-14 tahun (18,4%).

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Eva Susanti dalam temu media dengan tema “Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2024” menyebutkan, "Kita dihadapkan dengan bahaya pertumbuhan perokok aktif di Indonesia, terutama pada anak remaja."
 

Beda perokok aktif dan pasif



(Risiko penyakit yang terjadi akibat dampak buruk asap rokok tetap dimiliki oleh perokok pasif. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
 

1. Perokok aktif 


Perokok aktif adalah orang yang secara aktif merokok, baik menggunakan rokok tembakau maupun rokok elektronik. 
 

2. Perokok pasif 


Sementara itu, perokok pasif adalah orang yang tidak merokok, tetapi terpapar asap rokok.
 

Bahaya perokok pasif


Dr. Paulus Arka Triyoga, Sp.P, Dokter Spesialis Paru dari Eka Hospital Cibubur mengatakan perokok pasif mengalami risiko sama besarnya dengan perokok aktif. 

Mereka yang tidak merokok namun terpapar asap rokok lingkungan memiliki risiko yang tinggi untuk mengalami berbagai gangguan kesehatan, termasuk penyakit kardiovaskular, kanker paru-paru, infeksi saluran pernapasan (terutama pada populasi anak), asma dan alergi, serta peningkatan risiko Sindrom Kematian Bayi Mendadak (SIDS).

Baca juga: 5 Gejala TB Paru
 

Apa kaitan kebiasaan merokok dan mental?


Bagi beberapa perokok, merokok dilakukan sebagai mekanisme pertahanan diri terhadap stres atau kecemasan. Sayangnya, nikotin pada rokok, dalam jangka panjang berpotensi memperburuk kondisi kesehatan mental. Ketergantungan nikotin menciptakan siklus kecanduan yang kuat, sehingga sulit untuk berhenti.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)

MOST SEARCH