FITNESS & HEALTH

Bangun Kesadaran dan Penanganan Kanker Saluran Cerna Melalui GCC

Medcom
Rabu 07 Agustus 2024 / 11:27
Jakarta: Kanker saluran pencernaan atau kanker gastrointestinal (GI) merupakan salah satu penyakit yang serius dan kompleks yang dapat memengaruhi seluruh organ di sistem pencernaan, termasuk mulai dari kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, pankreas, hati dan saluran empedu. 

Penyakit ini tidak hanya menuntut perhatian medis yang serius, tetapi juga membutuhkan pemahaman mendalam tentang faktor risiko, gejala, serta metode diagnosis dan pengobatannya. 

Dengan tingginya tingkat kejadian dan dampaknya terhadap kualitas hidup, penting bagi kita untuk meningkatkan kesadaran dan mengetahui lebih lanjut tentang kanker gastrointestinal. 
 

Apa itu kanker gastrointestinal (GI) 


Jadi sebenarnya apa itu kanker gastrointestinal (GI)? Menurut dr. Randy Adiwinata, Sp.PD, Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari RS Siloam MRCCC Semanggi (MRCCC), kanker gastrointestinal (GI) merujuk pada sekelompok penyakit yang memengaruhi sistem pencernaan, mulai dari mulut hingga anus. 

Jenis kanker ini meliputi kanker kerongkongan (esofagus), lambung, usus halus, kolon (usus besar), hati, dan pankreas. Masing-masing memiliki karakteristik gejala yang berbeda tergantung pada lokasi dan stadiumnya. 

Kanker esofagus, misalnya, sering kali menunjukkan gejala seperti kesulitan menelan, sementara kanker usus besar dapat menyebabkan perubahan dalam pola buang air besar, buang air besar berdarah, diare berkepanjangan atau nyeri perut terus menerus. 

Penting untuk meningkatkan pemahaman akan jenis-jenis kanker GI ini agar deteksi dini dan penanganan yang tepat dapat dilakukan.
 

Jenis-Jenis kanker gastrointestinal (GI) 



(Dr. Randy Adiwinata, Sp.PD, Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari RS Siloam MRCCC Semanggi (MRCCC). Foto: Dok. Istimewa)

“Gejala kanker GI dapat berbeda satu dengan yang lainnya, tergantung dari jenis kanker dan letak keberadaannya. Karena sifatnya beragam dan dengan keluhan yang berbeda-beda juga, kanker GI sering kali dianggap remeh oleh masyarakat awam karena tidak ada gejala yang khas,” ujar dr. Randy.

Sebagai contoh, kanker lambung dan kanker pankreas sering kali menunjukkan gejala seperti nyeri ulu hati berulang, mual, muntah, perut kembung, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, dan rasa cepat kenyang setelah makan atau begah. 

Sehingga, sering kali masyarakat menganggapnya hanya sebagai sakit mag biasa. Di sisi lain, kanker usus besar dapat menunjukkan gejala seperti buang besar berdarah yang sering kali dianggap hanya sebagai wasir saja.

Setiap jenis kanker ini memerlukan pendekatan perawatan yang berbeda, tergantung pada faktor seperti stadium kanker, kondisi kesehatan umum pasien, dan respons terhadap terapi yang diberikan. 

Perawatan untuk kanker GI dapat mencakup kombinasi dari bedah, kemoterapi, radioterapi, serta terapi target yang ditujukan untuk mengurangi atau menghilangkan sel kanker. Pasien perlu untuk berkonsultasi ke dokter spesialis untuk mendapatkan perawatan dan penanganan secara komprehensif.
 

Faktor risiko dan pencegahan


Beberapa faktor risiko yang memengaruhi kemungkinan seseorang terkena kanker GI meliputi gaya hidup seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, diet tinggi lemak dan rendah serat, serta kurangnya aktivitas fisik. Selain itu, riwayat keluarga dengan kanker GI juga meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini. 

Untuk mengurangi risiko, sangat penting untuk mengadopsi gaya hidup sehat seperti makan makanan yang bergizi seimbang, menghindari merokok dan alkohol, serta rutin berolahraga. 

Kamu juga disarankan untuk melakukan skrining teratur untuk deteksi dini kanker GI, karena apabila kanker ditemukan lebih awal, peluang penyembuhan dan harapan hidup pasien bisa lebih tinggi.

“Risiko seseorang terkena kanker dapat semakin besar apabila orang tersebut memiliki gaya hidup tidak sehat dan faktor genetik,” lanjut dr. Randy.
 

Perkembangan terbaru dalam diagnosis



(Kanker gastrointestinal adalah kanker yang berkembang di sepanjang saluran GI (juga disebut saluran pencernaan). Foto: Ilustrasi/Dok. Freepik.com)

Perkembangan dalam teknologi diagnosis dan pengobatan kanker GI terus berkembang pesat. Menurut dr. Randy, GCC di MRCCC mengutamakan pelayanan yang cepat, tepat dan diagnosis seminimal invasif mungkin untuk membantu pasien sembuh lebih cepat. 

Sebagai contoh, penggunaan teknologi terkini seperti Endoscopic Ultrasound (EUS) tidak hanya mempercepat proses diagnosis, tetapi juga meningkatkan akurasi hasil. 

Pendekatan ini juga berfokus pada prinsip diagnosis seminimal invasif mungkin, yang berarti mengurangi tingkat gangguan pada pasien sekaligus memperkecil risiko komplikasi.

Biopsi tetap dilakukan sebagai standar untuk mendiagnosis kondisi medis yang lebih akurat. Dengan integrasi EUS dalam proses ini, dokter dapat meminimalkan invasivitas prosedur dengan akurasi yang tidak kalah dengan metode konvensional yang lebih invasif. 

Pendekatan ini tidak hanya menguntungkan dari segi klinis, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup pasien dengan mempersingkat waktu pemulihan dan mengurangi risiko komplikasi post-operatif.

Dalam menghadapi kompleksitas penyakit modern, strategi diagnosis yang ditekankan oleh dr. Randy menawarkan harapan baru dalam upaya untuk memberikan perawatan yang lebih baik, lebih efisien, dan lebih aman bagi setiap pasien. 

Dengan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kecepatan, ketepatan, dan invasivitas prosedur, praktik medis semakin bergerak menuju masa depan yang lebih cerah dalam penanganan penyakit.

Jenis terapi lainnya yang tersedia di MRCCC yaitu terapi imunoterapi dan terapi target (targeted therapy). Kedua jenis terapi ini mewakili kemajuan signifikan dalam pengobatan kanker dengan menyediakan opsi yang lebih terarah dan efektif, sering kali dengan efek samping yang lebih sedikit dibandingkan metode konvensional dengan tujuan meningkatkan peluang kesembuhan dan kualitas hidup.
 

Peran GCC dalam penanganan kanker GI


Gastrointestinal Cancer Center atau GCC di MRCCC tidak hanya berperan sebagai pusat spesialisasi untuk diagnosis dan pengobatan kanker GI, tetapi juga sebagai pusat pelayanan holistik yang menyediakan perawatan terpadu untuk meningkatkan kesehatan pasien. 

Dengan pendekatan multidisiplin dan fasilitas terkini, menawarkan lingkungan yang mendukung untuk deteksi dini, intervensi yang tepat waktu, dan rehabilitasi pasca-perawatan.

Hal ini termasuk berbagai opsi perawatan untuk pasien kanker gastrointestinal, termasuk namun tidak terbatas pada terapi bedah, kemoterapi, radioterapi, terapi target, dan perawatan suportif. 

Fasilitas lain yang ada di MRCCC adalah PET scan (Positron Emission Tomography) yang merupakan salah satu teknologi pencitraan medis yang digunakan untuk mendeteksi dan mengevaluasi kanker dengan prosedur yang melibatkan injeksi zat radioaktif yang disebut tracer ke dalam tubuh pasien. 

Tracer ini akan menumpuk di dalam jaringan atau organ yang memiliki aktivitas metabolik yang tinggi, seperti sel-sel kanker.

Selama proses pencitraan, PET scan menghasilkan gambar 3D dari distribusi dalam tubuh, yang dapat memberikan informasi detail tentang lokasi, ukuran, dan aktivitas metabolik dari tumor atau lesi kanker. 

PET scan sering kali digunakan bersama dengan CT scan (Computed Tomography) untuk memberikan informasi tambahan yang lebih lengkap mengenai struktur anatomi serta fungsi biologis yang terkait dengan kanker.

Penggunaan PET scan dalam diagnosis kanker membantu dokter dalam merencanakan strategi pengobatan yang lebih tepat dan personalisasi, serta dalam memantau respons terhadap pengobatan yang sedang dilakukan. Teknologi ini juga dapat digunakan untuk mendeteksi kekambuhan kanker atau untuk menilai efektivitas terapi yang sedang berlangsung.

Penting bagi setiap individu, terutama mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker GI, untuk melakukan skrining secara teratur. 

Skrining kesehatan adalah langkah proaktif untuk deteksi dini, yang dapat meningkatkan peluang penyembuhan dan mengurangi risiko komplikasi. Kanker GI adalah tantangan kesehatan serius yang memerlukan pendekatan holistik dan terintegrasi dalam penanganannya. 



(MRCCC Siloam Hospitals Semanggi. Video: Dok. Instagram MRCCC Siloam Hospitals Semanggi/@mrcccsiloamsemanggi)


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH